mengembangkandiri.com

LIMA HARI DI PHNOM PENH

Di tulis Oleh : Muhamad Andika Saputra

Bepergian ke luar negeri merupakan salah satu mimpi yang sudah lama ku idamkan. Keluar dari zona nyaman untuk membuka cakrawala kalbu. Melihat-lihat belahan lain dari dunia fana dan mentafakuri hikmah atas penciptaan-Nya. Inilah tujuan utama yang kuinginkan ketika diberi kesempatan oleh Sang Maha Kuasa.

Hari pertama, aku berangkat ke bandara bersama ketujuh orang temanku yang berasal dari berbagai daerah. Kami berdelapan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pagi hari yang cerah. Karena ini merupakan pertama kalinya bagi kami untuk pergi ke luar negeri, kami tentu tak ingin ada halangan apapun yang menghambat perjalanan kami. Sesuatu yang ditakutkan adalah bagian imigrasi yang terdengar cukup ketat bagi individu yang pertama kali melakukan perjalanan lintas negara. Kami memasuki pengecekan barang dan paspor, kemudian melanjutkan ke pemeriksaan oleh petugas imigrasi. Syukur Alhamdulillah kami bisa melewati gerbang otomatis jadi tidak perlu melakukan wawancara seperti interogasi yang dibicarakan orang-orang. Salah seorang petugas hanya menanyakan negara tujuan ke mana dan apa alasan kami ke sana. Kami menjawab negara Kamboja dan tujuan kami ialah ingin melakukan studi banding tentang pendidikan di sana. Kami juga diundang oleh salah satu kampus terbaik di Phnom Penh, yaitu Paragon International University untuk melihat kondisi pedagogi serta fasilitasnya.

Setelah mengudara selama 4 jam, akhirnya kami mendarat di Bandara Internasional Phnom Penh. Kami dijemput oleh teman kami yang merupakan mahasiswa di Paragon University yang bernama Akhyar. Selain Akhyar, ada juga Ranang yang keduanya adalah sama-sama mahasiswa Indonesia di Kamboja. Oh ya, perkenalkan namaku Andika serta ketujuh temanku dari Indonesia, yaitu Falih, Danar, Rafif, Beta, Akmal, dan Bayu. Setelah sampai di tempat penginapan yang merupakan asrama kampus tersebut, kami langsung disambut dengan teman-teman yang tidak lain adalah mahasiswa-mahasiswa internasional dari berbagai negara. Kami dijamu dengan makanan-makanan khas timur tengah. Malam ini, kami hanya berkenalan satu sama lain dan mengobrol santai.

Hari kedua, kami awali dengan membaca buku bertajuk “Etika Sosial dalam Islam” sebagai pembuka hari yang cerah nan memesona. Membaca sumber ilmu sebagai awal kegiatan adalah langkah awal untuk membuka lembaran-lembaran cahaya ilmu lainnya yang akan diperoleh sepanjang hari itu. Kami membaca buku sampai azan Zuhur tiba, lalu kami bersiap untuk salat Zuhur berjamaah. Setelah salat, kami berkeliling kota Phnom Penh dengan mengunjungi berbagai destinasi wisata yang biasa dikunjungi oleh turis. Pertama, kami mengunjungi Euro Park, taman ala Eropa yang di dalamnya terdapat berbagai bangunan khas Eropa, seperti menara Eiffel di Paris dan Jam besar di London. Kami menghabiskan sekitar 1 jam di sana.

Setelah berkeliling di Euro Park, kami melanjutkan perjalanan ke Royal Palace, tempat bersejarah di Phnom Penh yang tidak akan dilewatkan oleh para turis yang berkunjung ke Kamboja. Royal Palace adalah istana megah berwarna emas yang sangat berkilau. Kami berfoto-foto di depannya. Kemudian seiring mentari menepi, kami menuju pinggir sungai Mekong yang terkenal sangat panjang. Kami menghabiskan petang di tepi sungai sembari menikmati pemandangan sungai dan gedung-gedung kota Phnom Penh, serta burung-burung berkicau menepikan diri ke sungai. Sungguh elok pemandangan sore ini. 

Setelah puas menikmati petang di tepi sungai, kami kembali ke asrama untuk membersihkan diri dan bersiap untuk salat. Malam ini kami diundang untuk makan malam di rumah salah satu guru yang bekerja di Paragon International School. Kami memakan makanan khas Asia Tengah, tetapi suatu hal yang jarang kurasakan di Indonesia adalah budaya makan malam yang tidak hanya satu babak saja, melainkan minimal terdapat 3 babak. Pertama dimulai dengan makanan pembuka, kedua makanan berat, dan ketiga makanan penutup seperti buah-buahan dan teh. Kami sangat kenyang malam itu karena penyajian yang diberikan. Guru tersebut juga bercerita tentang hidupnya. Ia bercerita bagaimana seseorang bisa menjadi guru dan bermanfaat bagi orang lain. Ia juga berkata bahwa menjadi guru dapat menjadi ladang dakwah bagi insan cendekia untuk mengenalkan Tuhan kepada manusia lainnya. Ia seorang muslim yang mengajar di sekolah umum dengan rata-rata siswa yang juga beragama Budha, agama mayoritas di negara tersebut. Pesan yang menggugah hati ketika ia berkata bahwa pelayanan terbaik terhadap agama adalah bagaimana kita bisa membuat orang yang sebelumnya tidak mengenal agama, lalu menjadi tahu dan berkenalan dengan agama tersebut. Ada banyak cerita inspiratif yang kami dapati malam itu.

Hari ketiga, kami mempunyai agenda untuk berkunjung ke Museum Genosida di Phnom Penh. Sangat kurang rasanya bila berkunjung ke suatu daerah atau negara, tetapi tidak mengunjungi museumnya agar mengetahui sejarah tempat tersebut. Museum Genosida adalah tempat yang dulunya sekolah, lalu dijadikan sebagai tahanan oleh Rezim Pol Pot yang berkuasa saat itu. Di museum ini banyak sekali turis mancanegara yang belajar mengenai sejarah museum tersebut. Melalui secarik denah pemandu untuk pengunjung, kami memulai posnya satu demi satu. Di dalam ruangan museum ini berisikan kondisi tempat tidur dan tempat tinggal tahanan saat itu dengan properti yang asli serta ada beberapa gambar yang ditangkap. Ada juga lukisan-lukisan yang menggambarkan kondisi penyiksaan tahanan oleh Rezim Pol Pot saat itu. Jujur suasana hati ini tak sanggup untuk mengelilingi seluruh sudut ruangan yang ada di museum. Perasaan luluh nan pilu membayangkan betapa kejamnya penyiksaan yang mereka rasakan saat itu.

Setelah lama dan puas mempelajari sejarah di museum tersebut, kami melanjutkan perjalanan sejarah Rezim Pol Pot berikutnya, Lapangan Pembantaian atau biasa disebut Killing Field dalam bahasa Inggris. Berdasarkan sejarah, ada lebih dari 2 juta orang yang disiksa dan dibantai secara massal di lapangan ini. Lapangan ini hanya berisi beberapa tugu dan kuburan massal. Lagi dan lagi kami bersedih mendengar cerita pembantaian di lapangan ini melalui audio pemandu. Kami tak terlalu lama di sini.

Kami melanjutkan kunjungan ke asrama-asrama mahasiswa lainnya yang ada di Phnom Penh. Kami berkenalan satu sama lain dan berbagi cerita terkait dunia pendidikan dan dunia Islam. Tak hanya itu, kami juga berdiskusi mengenai kebudayaan negara kami masing-masing. Senang sekali rasanya dapat mengenal dan bercerita satu sama lain. 

Hari keempat, tiba waktunya kami berkunjung ke kampus-kampus Paragon yang dimulai dari tingkat TK sampai dengan universitas. Kami mengawali hari dengan mengunjungi universitasnya terlebih dahulu. Kami diajak mengelilingi ruangan yang ada di kampus dan kami juga dijamu oleh rektor kampus tersebut. Kami berdiskusi mengenai dunia pendidikan. Setelah itu, kami beranjak mengunjungi TK yang tidak jauh dari sana. Saya tidak mengira kalau itu adalah gedung taman kanak-kanaknya. Awalnya saya mengira ini adalah Sekolah Dasar. Sebab gedungnya cukup besar dan fasilitas di dalamnya lengkap. Kami diajak berkeliling ke setiap ruangan, kami takjub dengan sekolah ini. Biasanya TK di Indonesia hanya sampai jam 10 pagi atau sampai jam 12 siang, kemudian pulang. Namun, murid di sini berada di sekolah sampai jam 3 petang. 

Kemudian kami beranjak berjalan kaki mengunjungi sekolah dasarnya yang sangat dekat di sana. Sekolah dasar (SD) di sini juga sangat menakjubkan dengan fasilitas dan materi pembelajaran yang ditawarkannya. Siswa sudah diajarkan untuk mengoperasikan komputer, bahkan diajarkan untuk menjalankan aplikasi pemrograman. Di sini juga ada kelas robotik dan siswanya juga rutin mengikuti perlombaan robotik yang ada. Selain itu, ada berbagai laboratorium di sini, seperti laboratorium Komputer, Kimia, Fisika, Biologi, dan sebagainya. Selain itu, untuk menunjang aktivitas olahraganya, di sini cukup lengkap dengan berbagai fasilitas lapangan serta terdapat juga kolam renang di dalam sekolahnya. Dari segi fasilitas dan kurikulum yang ditawarkan, sekolah ini sangat modern dan canggih.

Setelah takjub dengan SD-nya, kami selanjutnya mengunjungi gedung SMP dan SMA-nya yang disatukan dalam satu gedung yang sama. Fasilitas di sekolahnya lebih lengkap daripada sekolah dasar sebelumnya tadi. Kami bertemu guru yang berasal dari Indonesia dan diajaknya berkeliling sekolah. Hari ini kami menghabiskan waktu berkeliling kampus yang membuat kami belajar banyak mengenai pendidikan yang berkualitas.

Hari kelima, kami mengawali pagi dengan membaca buku sampai jam 12 siang. Buku yang kami baca sebelumnya sungguh menginspirasi dan terkadang menyayat hati. Meresapi inti sarinya membuat air mata merintih. Membaca buku terkadang baik sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri. Hari ini, kami diajak jalan-jalan dan berbelanja di pusat oleh-oleh untuk persiapan kepulangan esok. Hingga hari mulai petang, kami berniat ingin bermain wahana hiburan seperti ice skating, tetapi ternyata waktu kami terlalu mepet. Kami pulang ke asrama dan malam ini kami mengadakan fun football bersama mahasiswa-mahasiswa Kamboja di sana. Seru sekali rasanya dapat mengakrabkan diri melalui permainan sepak bola. Kami dapat mengobrol dan bercerita lagi satu sama lain.

Keesokan harinya, kami menyiapkan diri untuk pulang ke Indonesia. Setelah selesai salat Jumat, kami bergegas menuju ke bandara. Lima hari berkunjung ke negeri orang tak terasa lamanya. Kami sangat bersyukur atas kesempatan yang kami dapatkan ini. Melalui perjalanan ini, kami dapat memahami satu sama lain. Mengunjungi belahan dunia yang lain memang memberikan pembelajaran yang berarti. Kami dapat belajar banyak hal baru yang menjadikan semangat kami untuk masa depan lebih membara. Sedih rasanya berpisah dengan teman-teman di Kamboja. Namun, setiap pertemuan adalah awal dari perpisahan. Kami tetap bisa saling berkomunikasi dan berbagi tawa meskipun melalui media daring. Terima kasih atas lima hari yang tak akan pernah terlupakan dalam hidup ini!

mengembangkandiri.com

PARA PEWARIS GEN LUQMAN AL-HAKIM

Pernahkah kita bertanya, mengapa nama Luqman diabadikan dan diukir dalam Firman-Nya yang suci? Hal ini tentu bukan tanpa alasan. Sejatinya, nama-nama yang ada dalam ukiran kalam Nya tersebut memiliki keistimewaan yang luar biasa. Kehadirannya memiliki peran penting karena kemuliaannya merupakan jembatan antara manusia dengan Sang Pencipta. Ya, ada seorang dari kalangan hamba-Nya yang mulia dan memiliki keistimewaan khusus, sehingga namanya terukir dalam firman-Nya yang mulia. Nama ini sering digunakan ketika berbicara mengenai pendidikan, terutama pendidikan pada anak.

Luqman Al-Hakim, yang memiliki nama asli Luqman Bin Unqa’ Bin Sidran, adalah seorang insan sholeh, yang mulia akhlak dan tutur katanya. Ia memiliki wawasan yang luas, kaya akan ilmu pengetahuan, dan ahli spiritual. Sosoknya menjadi pedoman dan teladan bagi banyak kalangan orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Meskipun pada zamannya ia hanya seorang penggembala dan budak. Luqman memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi, diiringi dengan akhlak mulia dan budi pekerti luhur. Hal ini menjadikannya pribadi yang taat beragama dan pekerja keras. Mendengar ketenarannya, Nabi Daud AS segera memerintahkan ajudannya untuk menjemputnya dan menebusnya serta memerdekakannya. 

Kedalaman ruhani dan spiritual Luqman didorong oleh ilmu pengetahuan yang luas serta ketekunan dalam hal-hal kecil. Ia memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi, dan dididik langsung oleh Insan yang mulia Rasulullah Saw. Nabi Daud AS, hingga menjadi sosok yang mulia karena budi pekertinya. Kharisma akan ilmu pengetahuan dan spiritualitasnya membuat pandai dalam membaca situasi dan kondisi pada zamannya. Luqman menjadi pendidik bagi keluarganya, terutama anak-anaknya, serta menjadi inspirasi bagi masyarakat dalam mendidik generasi muda. Gelar “Al-Hakim” yang disematkan pada namanya menjadi bukti bahwa ia adalah sosok yang penuh hikmah dalam menuntun anak-anak dan generasi muda pada saat itu. 

Sosok Luqman Al-Hakim seharusnya menjadi teladan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari, terlebih dalam mendidik generasi muda di masa depan. Ia mengayomi, menyayangi, dan melayani segala kebutuhan mereka, guna menunjang aktivitas belajar dan pertumbuhan mereka. Harapannya, mereka akan menjadi penerus yang rela mendedikasikan hidupnya seperti Luqman Al-Hakim, yang dengan tulus memberikan contoh, inspirasi, serta mendermakan hartanya demi mendidik generasi yang tangguh, berakhlak mulia, dan berorientasi kepada nilai-nilai Rabbani. 

Setiap insan harus memiliki tujuan dan pondasi yang kuat dalam hidupnya, karena hidup tanpa tujuan, visi dan misi hanyalah sebuah ilusi belaka. Akhirat harus menjadi fokus utama dengan berbuat banyak kebaikan di dunia. Saat ini, dunia membutuhkan sosok guru dan orang tua seperti Luqman Al-Hakim, yang tidak hanya sekedar mendidik dari segi jasmani dan duniawinya saja, atau hanya sekedar melakukan transfer of knowledge tanpa memperhatikan aspek ruhani dan spiritualitasnya. Guru dan orang tua harus mengayomi, menyayangi, serta melayani dengan ikhlas, membayangkan bahwa generasi yang dididik akan menjadi generasi pemimpin masa depan yang Rabbani, berwawasan luas, kaya akan ilmu pengetahuan serta memiliki akhlak mulia dan budi pekerti luhur. Sejatinya, orang tua dan guru pasti menginginkan anak-anak atau muridnya menjadi generasi yang unggul di dunia dan akhirat. Tanpa disadari, mereka seolah mendirikan istana yang megah di akhirat dengan memiliki anak yang sholeh, berbuat baik kepada sesama, berintelektual tinggi yang diiringi dengan akhlak mulia. Setiap insan yang dikaruniai akal yang sempurna oleh Allah, dengan cakrawala pemikirannya yang luas, harus menyadari bahwa mereka memiliki amanah dan peran masing-masing. Namun, menjadi pendidik adalah tugas setiap insan, karena sejatinya, dunia ini adalah tentang toleransi, perjuangan, persaudaraan, harmoni, dan tolong-menolong, yang pada akhirnya membentuk masyarakat yang beradab dan berkemajuan.

 

REFERENCE:

Ma’shum Muhammad Khalaf_Filsafat_Mataair_September 2019

Ustadz Fethullah Gulen_Istiqamah_Bkit-Bukit Zamrud Kalbu_Mataair Maret 2019

Asyari, H. (2020). Pembentukan Spiritualistas dan Karakter Anak dalam Perspektif Lukman al-Hakim. Jurnal At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam3(2), 159-171.

Seyda Okcu_Mendidik Pikiran Kita_Mataair Maret 2019

mengembangkandiri.com (5)

DOA MALAM MAULID NABI

1. Membaca Shalawat 50 kali

  1 اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَـيِّـدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِـ سَـيِّـدِنَا مُحَمَّدٍ

2. Membaca Taawudz dan Basmalah 1 kali

2 أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ 

3 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

3. Membaca Surat Al Fatihah 1 kali

 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۝١ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ۝٢ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ۝٣ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ۝٤ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ۝٥ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ۝٦ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ4۝٧

4. Membaca Surat Al Ikhlas 100 kali

❁ قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

5. Membaca Surat Mu’awwidzatain, masing-masing 1 kali

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ مَلِكِ النَّاسِۙ اِلٰهِ النَّاسِۙ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

6. Membaca Istighfar 100 kali

❁رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُࣖ❁

7. Membaca Shalawat 50 kali

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَـيِّـدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِـ سَـيِّـدِنَا مُحَمَّدٍ

8. Membaca doa

 

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=rCugb4kDTL4

*1 Artinya, “Ya Allah! Limpahkanlah shalawat kepada baginda Nabi Muhammad Saw. dan keluarganya.”

*2 Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”

*3  Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

*4 Artinya, “(1) Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,​ (2) Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, (3) Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, (4) Pemilik hari pembalasan. (5) Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (6) Tunjukilah kami jalan yang lurus​, (7) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”