Mengapa Akhlak yang Baik Begitu Penting?
“Warisan terbaik yang ditinggalkan orang tua kepada anaknya adalah akhlak yang baik”[1]
Mengapa Akhlak Baik?
Tidak ada agama atau sistem lain yang lebih mementingkan akhlak yang baik selain Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Islam adalah akhlak yang baik.”
Memiliki akhlak yang baik adalah bukti terbaik yang bisa ditunjukan oleh setiap orang bahwa dirinya adalah seorang Muslim. Ada banyak hadits (kebiasaan) Nabi SAW yang mendorong perilaku yang baik.
Misalnya, “Yang paling sempurna imannya di antara orang-orang mukmin adalah yang berakhlak baik.”
Nabi SAW, yang menekankan pentingnya perilaku baik di atas iman, menyampaikan bahwa sarana untuk menjadi dekat dengannya adalah dengan berakhlak yang baik. Seperti yang tertuang dalam hadits berikut: “Pada Hari Pembalasan, orang yang paling saya sayangi dan paling dekat dengan saya adalah orang-orang yang memiliki akhlak yang terbaik.”
Di dalam Al-Qur’an, ada banyak ayat yang mendorong akhlak yang baik seperti menepati janji, memaafkan, kerendahan hati, menaati orang tua, amanah, kasih sayang, persaudaraan, kedamaian, ketulusan, kedermawanan, kasih sayang, toleransi, berbicara dengan santun, menjadi orang yang ramah, dan hati yang bersih.
Selain itu, banyak juga ayat-ayat Al-Qur’an tentang menghindari akhlak tercela dan perilaku yang buruk seperti penindasan, kesombongan, kekejaman, keserakahan, keegoisan, kecemburuan, keangkuhan, permusuhan, kecurigaan, pemborosan dan membuat kerusakan, yang juga menandakan bahwa bagaimana sangat diperlukannya iman dan keislaman dalam mewujudkan perilaku dan akhlak yang baik.
Jadi mengapa kita harus berakhlak baik? Kita dapat membahas topik ini dalam beberapa uraian berikut:
- Selain ibadah, aqidah Islam sangat mementingkan hubungan sosial, dan tidak mungkin bagi mereka yang tidak memiliki akhlak yang baik untuk menjalankan agamanya dengan sempurna.
- Nabi Muhammad SAW merepresentasikan akhlak yang baik. Untuk menjadi penghuni surga, perlu dihiasi dengan akhlak yang baik. Dalam Al-Qur’an, Allah menyampaikan bahwa Nabi yang mulia adalah suri tauladan yang paling baik bagi setiap orang beriman. Dalam ayat lain Al-Qur’an mengungkapkan, “Kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung” (al-Qalam 68:4). Satu-satunya cara seseorang dapat hidup seperti Rasulullah adalah dengan meniru akhlak dan perilakunya yang baik.
- Ketika seorang mukmin memiliki akhlak yang baik, ia dapat diangkat ke derajat orang-orang yang muqarrabun. Nabi mulia mendefinisikan hal ini dalam salah satu hadis dengan sabdanya berikut: “Dengan akhlaknya yang baik, seorang mukmin akan mencapai derajat orang yang shalat di malam hari dan berpuasa di siang hari.” Ini tidak boleh disalahartikan. Ibadah sangat penting dalam hal menampilkan pengabdian kepada Allah. Tetapi di samping itu, seorang mukmin yang hidup dalam suatu masyarakat harus mematuhi perilaku yang diperlukan dalam hubungan antara orang-orang di dalam masyarakat itu. Ketika dia mencapai ini, atau dengan kata lain, ketika dia adalah orang yang berakhlak dan berperilaku baik, maka ibadahnya akan mencapai kesempurnaan.
- Memiliki akhlak yang baik adalah sarana yang dengannya seorang mukmin bisa masuk surga. Suatu ketika seorang laki-laki bertanya kepada Nabi yang mulia, tentang perbuatan apa yang paling banyak membawa manusia ke surga, dia menjawab, “Ketakwaan dan akhlak yang baik”, yang menandakan pentingnya akhlak yang baik diiringi dengan ibadah.
- Akhlak yang baik menandakan kesempurnaan dan kedewasaan dalam beragama dan beriman. Nabi yang mulia mengidentifikasi dua karakteristik yang tidak ditemukan pada seorang mukmin—ketamakan dan akhlak yang buruk. Sekali lagi, dia menegaskan bahwa yang terbaik di antara orang-orang beriman dalam hal iman adalah mereka yang berakhlak baik.
- Akhlak dan perilaku yang baik juga merupakan bentuk pengabdian kepada Allah. Dengan kata lain, memiliki akhlak yang baik adalah salah satu bentuk ibadah. Bahkan Nabi SAW mengatakan bahwa bentuk ibadah yang paling sederhana adalah menahan diri dari berbicara yang tidak perlu dan perilaku yang baik.
- Menampilkan akhlak yang baik adalah tanda cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini secara jelas dijelaskan dalam hadis yang menyatakan bahwa orang-orang yang paling dekat dengan Rasulullah pada Hari Pembalasan adalah orang-orang yang berakhlak baik. Ketika Allah mencintai hamba-Nya, Dia memberinya akhlak yang baik.
- Akhlak yang baik menghilangkan dosa sebagaimana seperti matahari menghilangkan embun beku: akhlak yang baik mencairkan dosa seperti air mencairkan es. Nabi yang mulia menjelaskan bahwa akhlak yang buruk merusak perbuatan baik seperti halnya cuka merusak madu. Oleh karena itu, kita semua harus membaca doa Nabi SAW: “Ya Tuhan! Saya memohon kepadaMu atas kesehatan, menahan diri, amanah, akhlak yang baik dan ridha terhadap takdir. Wahai Yang Maha Penyayang! Saya memohon kepada-Mu dengan kebaikan dari kasih sayang-Mu.”
[1]Sunan at-Tirmidzi, Birr, 33.