Apa itu Malaikat?
Percaya kepada para malaikat merupakan salah satu rukun iman. Malaikat adalah makhluk yang diciptakan dari cahaya, tanpa jenis kelamin dan diciptakan oleh Allah untuk selalu tunduk pada perintah-Nya.
Dalam Al-Qur’an, Allah menyebutkan dan menjelaskan, bahwa beriman kepada para malaikat termasuk diantara rukun-rukun iman: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya” (al-Baqarah 2:285).
Apakah Keberadaaan Malaikat Dapat Dibuktikan?
Ada ribuan bentuk dan ragam wujud kehidupan di planet kita, yang mana itu semua hanyalah ruang kecil dalam alam semesta. Pertanyaan berikut mungkin timbul pada benak kita dikarenakan hal tersebut:
Dalam situasi sekarang kita hidup di bumi, namun mungkinkah ada bentuk kehidupan atau ragam makhluk lain yang dapat hidup dengan kondisi lingkungan di bintang, planet, atau tata surya lain yang jauh berbeda?
Dengan tergesa-gesa menjawab “Tidak”, dalam menanggapi pertanyaan semacam ini dapat menimbulkan pemikiran yang lebih salah arah.
Sama sekali tidak masuk akal dengan hanya membandingkan segala bentuk dan jenis kehidupan dengan apa yang ada di dunia kita saja, dan hanya memandang planet dan makhluk dimensi lain sebagai kerangka kosong tak bernyawa.
Seperti inilah kondisi kita selama ini, akan lebih bijak bagi kita, apabila kita mempercayai tentang pesan yang telah dibawa oleh para nabi kepada kita tentang hal-hal seperti ini.
Dengan menggunakan sebuah perumpamaan, permasalahan seperti ini akan lebih mudah untuk dijelaskan:
Mari kita misalkan ada seorang raja yang memiliki harta dan karya seni yang tidak terhitung banyaknya. Sang Raja membangun sebuah kota, tak lupa, dengan berbagai istana yang tak tertandingi kemegahannya. Sang Raja juga membangun sebuah gubuk kecil yang dibangun di salah satu sudut kota yang megah itu.
Kita dapat dengan cermat mengamati aktivitas kehidupan dan keaktifan didalam bangunan kecil ini. Namun saat kita mengarahkan pandangan kita ke arah lain menuju ke istana-istana yang megah, kita tidak melihat siapapun di sana.
Ketidakmampuan kita melihat kehidupan di dalam istana yang megah tersebut mungkin disebabkan oleh tiga alasan utama, yaitu: Kita mengalami sejenis gangguan penglihatan, atau penghuni istana yang sedang menyembunyikan dirinya dari kita, atau memang benar bahwa di istana tersebut tidak ada penghuninya sama sekali.
Kemungkinan terakhir, yang menyiratkan bahwa dalam ribuan istana megah tersebut tidak ada kehidupan sementara di dalam gubuk kecil di sudut kota itu dipenuhi dengan kehidupan, bukanlah pandangan yang bijaksana bagi kita yang berakal sehat.
Maka dari itu, dikarenakan ada gangguan penglihatan yang menghalangi kita untuk melihat penghuni istana-istana itu, atau karena para penghuni disana yang sedang menyembunyikan dirinya dari kita (karena alasan yang kita tidak ketahui) adalah kemungkinan yang lebih mungkin.
Gubuk kecil pada analogi kota megah itu layaknya seperti dunia tempat kita hidup sekarang. Sedangkan istana-istana megah di kota itu adalah benda-benda langit dan makhluk dimensi lain di luar dunia kita.
Dari contoh ini, apakah masuk akal bagi seseorang yang menyaksikan langsung fenomena ribuan cahaya, warna-warni, dan berbagai suara dari luar sana beranggapan bahwa istana-istana tersebut hampa akan kehidupan? Apakah kita yang juga mengalami hiruk pikuk dan roda kehidupan secara terus-menerus di sebuah titik kecil di sudut kota alam semesta ini layak mengira bahwa istana-istana megah alam semesta di luar sana itu hampa akan kehidupan?
Tentu saja tidak.
Ada kehidupan di sana, dan juga ada penghuni yang tinggal di dalamnya. Ketidakmampuan kita dalam melihat mereka yang tak terlihat tidak melenyapkan keberadaan mereka.
Yang Tak Terlihat Bukan Berarti Tidak Ada
Berkaitan dengan pembahasan ini, kenyataan bahwa malaikat tak dapat dilihat dan dirasakan dengan panca indera, tidak dapat dijadikan pembenaran untuk mengingkari keberadaan mereka. Ketidaktampakan mereka bukan berasal dari ketiadaan atau ketidakmampuan mereka untuk dilihat, tetapi dikarenakan oleh diri kita yang tidak memiliki kapasitas untuk melihat mereka.
Dengan kata lain, tak terlihatnya para malaikat adalah karena sifat metafisik dan immaterial mereka, yang membuat mereka berada di luar domain pengamatan dan pengetahuan eksperimental kita.
Bahkan jika kita tidak dapat menerima apa yang telah disampaikan kepada kita terkait hal ini, menahan diri untuk menolaknya secara langsung tampaknya menjadi jalan yang lebih bijaksana, karena pasti ada ahlinya sendiri yang berkaitan dengan hal ini.
Ada ribuan individu di zaman kita, yang pernah secara langsung, dalam kehidupan pribadinya mengalami, menyaksikan atau mendengar langsung. Mereka menjadi saksi-saksi langsung dalam menggambarkan para malaikat, menceritakan kisah hidup jin, dan menjelaskan hal-hal spiritual, dan ada banyak kejadian lain yang pernah mereka riwayatkan.