Dibalik semua kesalahan kita, kita juga tidak mengikuti jalan yang terang dari Allah SWT. Dari Allah-lah cahaya langit dan bumi.
“Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.” (QS An Nur 24:35)
Selama manusia memiliki hubungan dengan-Nya maka dia akan tercerahkan dan mengerti. Dia akan mengatakan benar terhadap kebenaran dan berkata salah terhadap kesalahan. Jika hubungannya dengan Allah semakin jauh maka ia akan membenarkan yang salah dan menyalahkan kebenaran.
Apalagi jika orang-orang ini adalah pemimpin atau pembimbing sebuah kelompok, maka orang-orang di belakangnya akan mengikutinya tanpa bisa membedakan yang benar dan salah. Oleh karena itu, mereka akan lebih merugikan Iman, Islam, jalan Alquran dan Jalan Nabi Muhammad SAW, lebih merugikan dari pada orang-orang yang sudah jelas kafir. Kekufuran orang kafir sudah jelas, mereka tampak jelas di hadapan anda dan anda pun akan mengantisipasi sesuai dengan itu.
Lalu anda akan berkata “Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.” (QS Al Isra 17:84)
Setiap orang berbuat sesuai dengan karakternya dan orang kafir memiliki karakter sendiri. Tetapi orang yang salat bersama anda di masjid, berpuasa, berhaji dan berkata atas nama Allah seperti anda, bahkan mereka yang bersikap seperti akan membimbing anda, kerugian yang diberikan oleh orang-orang seperti ini lebih bahaya dari orang-orang kafir.
Sebenarnya, di balik semua permasalahan disebabkan karena lemahnya iman dan ketidakmampuan untuk memahami iman dengan benar. Oleh karena mereka menampilkan sikap munafik dan selalu bertindak sebagai orang munafik, pembicaraan mereka berbeda di setiap waktunya. Yang kemarin mereka katakan benar hari ini mereka salahkan. Yang mereka katakan hari ini pun mereka akan menghadirkan penjelasan yang berbeda di esok harinya.
Mohon maaf, dengan bahasa masyarakat umum mereka selalu “berdalih” setiap saat. Efeknya adalah bukan kepada mereka namun kepada kepercayaan orang-orang terhadap Islam. Dengan ini, akan ada retakan di benteng agama Islam karena mereka. Agama Islam akan menjadi seperti baju yang usang dan siapapun yang melihatnya dalam kondisi tersebut mereka akan merasa jijik. Oleh sebab itu, orang-orang yang memiliki hubungan dengan Allah dari hati, mereka membutuhkan rehabilitasi baru tentang keimanan.
“Saya berharap semua orang di dunia akan mencintai kekasihku (Allah) dan tidak ada yang perlu dibicarakan selain-Nya…”
Semua permasalahan yang paling besar kalau dibandingkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan Allah tidak akan ada artinya seperti perbandingan cahaya kunang-kunang dengan cahaya matahari.
Pada saat ini dunia Islam mengalami krisis keimanan yang sangat serius. Islam menjadi yatim di tangan orang-orang yang tidak memahami hakikatnya, sifat-sifatnya dan kebenarannya. Rasulullah SAW telah mengabarkan kepada umatnya bahwa pada akhir zaman, Islam akan kembali datang dalam keadaan terasing. Lalu Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang akan membangun ruh agama kembali dari keterasingan itu. Akan datang suatu masa di mana agama dan nilai-nilai keagamaan dalam keadaan terasing.
“Beruntunglah orang-orang yang terasing.”
Pada zaman ini orang yang memegang teguh agamanya akan terasing. Dimana-mana mereka akan diserang dan dimusuhi, di mana saja mereka berada akan dikatakan: hancurkanlah mereka dan jangan biarkan mereka hidup tenang, padamkanlah cahaya mereka, basmilah mereka sampai ke akar-akarnya.
Mereka yang memperlihatkan diri sebagai muslim dan mengatakan,
“Kita akan membangkitkan Islam kembali, kita akan menjadikan Islam sebagian dari kehidupan, kita akan menjadikan Islam sebagai pemikiran dasar masyarakat.”
padahal jika mereka tidak membedakan halal dan haram, mereka melakukan maksiat, mereka tidak bisa berlepas diri dari kehidupan bohemian, mereka menghalalkan fahsya dengan nama nikah mut’ah. Bahkan sebagian dari mereka berusaha untuk memasukkan hal ini ke dalam tafsir Alquran, ini adalah kehancuran yang sangat besar.
Menurut saya, orang-orang kafir tidak memberikan kerusakan yang seperti ini kepada agama. Saya tidak mengatakan kafir kepada mereka, kita tidak boleh berkata begitu, saya menyebutnya dengan kelemahan iman. Tidak memahami agama dengan benar, tidak bisa memahami Alquran dan Sunnah, tidak bisa memahami Rasulullah SAW, Khulafaur Rasyidin, dan Para Sahabat. Tidak bisa memahami para Mujtahid dan Mujaddid dan inilah sebuah kelemahan iman yang sangat serius.
Jika hal ini terus berjalan seperti ini sebagaimana dikatakan penyair Mehmat Akif:
“Akan salah jika mereka mengatakan bahwa sebuah masyarakat bisa hidup dengan spiritualitas yang mati. Tunjukkan kepada saya sebuah umat/ bangsa yang bisa hidup dengan spiritualitasnya yang mati.”
Jika spiritualitas diratakan dengan tanah seperti ini, maka kita memiliki tugas yang sangat besar.
“Jika tidak ada keadilan di benak rakyat suatu negara, maka negara yang diagungkan itu akan rata dengan tanah.” (Ziya Paşa)
Anda akan berpikir bahwa negara anda sudah mencapai ‘Arsy karena kemuliaanya. Tetapi pada kenyataannya negara itu sudah rata dengan tanah. Ada begitu banyak contoh dalam sejarah yang berulang, di mana ada penyimpangan yang kecil maka akan diikuti oleh suatu negara secara keseluruhan. Sebagaimana di zaman sekarang sebagian besar negara Islam mengalaminya. Tetapi tugas anda adalah menunjukkan wajah Islam yang sebenar-benarnya. Menunjukkan dengan segala pesona keindahan yang dimilikinya, agar menghindari orang-orang takut dan lari darinya.
Ada sebuah pernyataan, “Tidak ada masalah yang tidak bisa terselesaikan dengan bahasa sikap.”
Keteladanan lebih berpengaruh daripada buku yang anda baca seisi dunia. Salah satu pengaruh yang terbesar dari Kebanggaan Umat Manusia SAW di samping tablig adalah keteladanan beliau yang begitu dalam. Apa yang beliau SAW katakan beliau SAW terapkan dalam kehidupannya sendiri dengan berlipat ganda. Jika kita menganggap bahwa bahwa diri kita di jalan mereka mari bandingkan keteladanan kita dengan keteladanan beliau. Jika cocok apa yang kita lakukan maka kita adalah seorang muslim yang sebenarnya. Jika tidak, saya berharap mohon jangan kita berbohong. Semoga Allah SWT mengukuhkan Imanu Billah, Ma’rifatullah, Mahabbatullah, Dzauq rohani, Rasa Cinta dan Kerinduan.
Dengan perkataan Said Nursi; semoga Allah SWT memampukan kita keluar dari kehidupan dunia, lalu masuklah ke dalam kehidupan hati yang lapang. Jika anda ingin berbagi tempat yang sama dengan Rasulullah anda harus melakukan hal ini. Tidak bisa dengan keislaman yang palsu dan merugikannya. Jika kita melakukan sesuatu untuk Allah, memulai dengan nama Allah, bertemu karena Allah, mengerjakan sesuatu karena Allah, jika kita bergerak di seputar ini maka detik dari kehidupan kita akan menjadi bertahun-tahun, setiap detikmu akan terwujud cahaya. Semoga Al-Ghaffar mengampuni kita, memurnikan kita dan memampukan kita untuk kembali kepadaNya dalam kondisi tersebut.
***
Disusun kembali oleh Lismawati