Karya Pembaca
DELINKUENSI REMAJA, TANGGUNG JAWAB SIAPA?
Bagi pembaca berusia 40 hingga 60 tahun, besar kemungkinan memiliki anak remaja. Kadang kita terkaget-kaget dengan kenakalan remaja zaman ini, yang tak pernah terbayangkan oleh generasi yang lahir 40 atau 60 tahun lalu. Jika anak kecil berbuat nakal, sejatinya mereka hanya memiliki banyak akal. Namun, kenakalan remaja berbeda karena berdampak tidak hanya pada dirinya, tetapi juga pada lingkungan sekitar. Sering kali, kita terjebak dalam pikiran negatif yang menghakimi kenakalan remaja hanya pada individunya, seolah merekalah satu-satunya yang paling bertanggung jawab atas segala kekacauan. Namun, apakah benar demikian? Apakah remaja yang bangga menjadi begal atau merasa keren dengan kenakalannya harus memikul […]
Karya Pembaca
GURU SEJATI DALAM SOROTAN ZAMAN
Bagi mereka yang memperhatikan perkembangan zaman dengan hati dan pikiran, tentu risau melihat banyaknya sosok yang disebut “guru” justru terjerat dalam berbagai masalah sosial hingga amoral. Di masa lalu, kata “guru” begitu sakral, berakar dari bahasa Sanskerta yang memiliki makna mendalam. Kata “guru” berasal dari gabungan dua kata: gu dan ru. Gu berarti kegelapan, kejumudan, dan kelemahan, sedangkan ru bermakna cahaya, penyibak, pengungkap, dan pembebas. Maka, seorang guru adalah sosok yang menyibak kegelapan dengan cahaya ilmu. Sayangnya, kesakralan sosok guru kini terkikis oleh perilaku yang jauh dari moral. Dalam terminologi Jawa, kata guru dikaitkan dengan istilah digugu lan ditiru — […]
Karya Pembaca
MENYULAM PENDIDIKAN DENGAN BENANG SPIRITUAL
Ditulis Oleh : Ikhsannudin Nur Amri Ilmu adalah sebuah kata yang memiliki marwah luar biasa. Kebersihan dan kelapangan hati sebagai wadah pengetahuan sangat penting untuk menjaga kesucian ilmu. Kebersihan ini bukan hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga kebersihan hati dan jiwa, yang menjadi tanda penghormatan terhadap ilmu. Tumpuan ilmu tidak hanya terletak pada intelektualitas, tetapi juga pada kelapangan jiwa yang mampu menerima pengetahuan. Ilmu yang sejati selalu mengarah pada hakikat hidup, pemahaman, pencerahan, dan kedekatan dengan Sang Pencipta.[1] Ya, konsep sulaman pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan dunia, tetapi juga tentang keberlanjutan suburnya jiwa. Apabila hati dan jiwa tidak andil dalam […]
Karya Pembaca
LIMA HARI DI PHNOM PENH
Di tulis Oleh : Muhamad Andika Saputra Bepergian ke luar negeri merupakan salah satu mimpi yang sudah lama ku idamkan. Keluar dari zona nyaman untuk membuka cakrawala kalbu. Melihat-lihat belahan lain dari dunia fana dan mentafakuri hikmah atas penciptaan-Nya. Inilah tujuan utama yang kuinginkan ketika diberi kesempatan oleh Sang Maha Kuasa. Hari pertama, aku berangkat ke bandara bersama ketujuh orang temanku yang berasal dari berbagai daerah. Kami berdelapan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pagi hari yang cerah. Karena ini merupakan pertama kalinya bagi kami untuk pergi ke luar negeri, kami tentu tak ingin ada halangan apapun yang menghambat perjalanan […]
Karya Pembaca
PARA PEWARIS GEN LUQMAN AL-HAKIM
Pernahkah kita bertanya, mengapa nama Luqman diabadikan dan diukir dalam Firman-Nya yang suci? Hal ini tentu bukan tanpa alasan. Sejatinya, nama-nama yang ada dalam ukiran kalam Nya tersebut memiliki keistimewaan yang luar biasa. Kehadirannya memiliki peran penting karena kemuliaannya merupakan jembatan antara manusia dengan Sang Pencipta. Ya, ada seorang dari kalangan hamba-Nya yang mulia dan memiliki keistimewaan khusus, sehingga namanya terukir dalam firman-Nya yang mulia. Nama ini sering digunakan ketika berbicara mengenai pendidikan, terutama pendidikan pada anak. Luqman Al-Hakim, yang memiliki nama asli Luqman Bin Unqa’ Bin Sidran, adalah seorang insan sholeh, yang mulia akhlak dan tutur katanya. Ia memiliki […]
Karya Pembaca
MENYAMBUT TUGAS MULIA
Ditulis Oleh: Armizal Amin Nurdin Manusia diciptakan dengan sempurna, dikaruniai akal untuk berpikir dan kalbu untuk merasakan kondisi sekitar. Dengan panca indera, manusia dapat merasakan keindahan alam semesta ini dengan sempurna. Tentunya, penciptaan manusia bukan tanpa sebab. Allah menciptakan manusia ke dunia ini bukan semata-mata untuk mengisi bumi yang kosong tanpa makna, melainkan dengan tujuan agar makhluk hidup, termasuk manusia, beribadah kepada Sang Pencipta alam semesta yang Maha Agung, yaitu Allah SWT. Dengan mengagungkan asma-Nya di setiap helai nafas, mentafakkuri ciptaan-Nya di setiap keyakinan kalbu, mentadabburi ayat-Nya di setiap cakrawala kehidupan, dan mensyukuri nikmat-Nya di setiap sujud dan perbuatan, manusia […]
Komentar Pembaca