Sebuah komunitas menjaga kehidupan dan perkembangannya melalui jiwa para pemudanya. Apabila sebuah komunitas kehilangan jiwa ini, maka komunitas tersebut akan memudar dan layu, seperti sekuntum bunga yang pembuluh batangnya dipotong, akhirnya bunga itu hancur sampai ke akarnya.
Seorang lelaki muda, pada masa sekolah maupun masa remaja, biasanya penuh dengan berbagai aktivitas, yang diliputi perasaan nasionalisme dan patriotisme, pembicaraan tentang cara mengatasi berbagai masalah yang ada di negaranya dan juga bagaimana cara memajukan negaranya tersebut, dan ia pun akan menjadi gusar apabila ada kemalasan ataupun ketidakpekaan terhadap berbagai masalah yang ada dalam komunitas itu. Meskipun demikian, ada pula beberapa anak muda yang awalnya begitu meluap-luap akan pikiran-pikiran mulia mereka, namun begitu mereka mendapatkan sebuah posisi ataupun pekerjaan yang cukup bagus beberapa tahun kemudian, mereka akan duduk diam dan kehilangan berbagai perasaan dalam aktifitas-aktifitas sebelumnya tersebut. Menjadi tergantung pada posisi barunya itu, dengan berjalannya waktu, demi untuk memenuhi semua keinginan dan kesenangan-kesenangannya yang berupa materi, mereka akan mulai melupakan tujuan-tujuan awal mereka, mulai merasa terbebani oleh berbagai kritikan yang datang kepada mereka, dan akhirnya jatuh ke dalam keterbatasan keinginan dan kemauan. Sekali mereka berada dalam keadaan bahaya, mereka tidak akan pernah dapat pulih kembali jika tidak ada tangan-tangan mulia yang datang untuk membantu mereka, dan mereka akan terbelenggu oleh keadaan-keadaan yang pernah membuat mereka gusar dahulu. Mereka menjadi sangat acuh tak acuh terhadap berbagai pemikiran awal mereka sehingga mereka merasa terhina ketika berbagai kritikan atau bahkan suara hati mereka sendiri ataupun orang lain, tentang penyalahgunaan pekerjaan ataupun tanggung jawab yang mereka lakukan.
Mulai saat itu, mereka menggunakan seluruh kemampuan mereka untuk berusaha mempertahankan posisi mereka dan juga memenangkan pembuktian keunggulan diri mereka, segala hal yang dapat mempermalukan seorang manusia, dan mengakibatkan seseorang itu kehilangan posisinya perlahan-lahan. Apabila mereka menunjukkan kemampuannya untuk dapat lebih dipromosikan, mereka tidak akan memikirkan hal lain lagi selain mendapatkan promosi jabatan tersebut meskipun hal itu berarti mereka harus kehilangan kehormatan dan harga diri mereka, dan melakukan segala sesuatu yang berbeda dari apa yang diperintahkan oleh kesadaran dan iman mereka. Mereka akan membungkukkan badan mereka selama orang yang mereka anggap berguna bagi posisi mereka memberikan manfaat kepada mereka, dan menunjukkan keburukan-keburukan karakter dari seseorang yang sebelumnya mereka agung-agungkan secara berlebihan.
Sebuah kepura-puraan dan bujukan akan kembali menyerang mereka dan tipe mereka ini adalah begitu merendahkan diri mereka sendiri dibandingkan dengan karakter mereka sebelumnya sehingga kita tidak dapat lagi mengharapkan kebaikan ataupun nilai-nilai berharga dari mereka. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka mengembangkan ‘penyakit’ mental atau spiritual yang menyebabkan mereka kehilangan kepekaan dan kemampuan berpikir mereka dalam mengambil keputusan yang benar, dan hal itu adalah benar-benar sebuah kekurangan pemahaman dan kebijaksanaan, dan mereka masih menganggap diri mereka sendiri sebagai satu-satunya orang yang memiliki kemampuan berpikir lebih baik dibandingkan orang lain, yang sebenarnya orang tersebut lebih dapat membuat penilaian yang paling baik dan juga mampu berbuat sesuatu yang lebih berguna.   Â
Dan tentu saja, hal ini sangat tidak mudah untuk mengingatkan mereka, ataupun memberi peringatan, akan kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat. Sejak para pemilik jiwa-jiwa yang egois seperti mereka yang biasanya lebih mengembangkan kebencian dan dendam untuk melawan mereka yang mengungkapkan kesalahan-kesalahan mereka, dan mereka cenderung menganggap diri mereka sendiri sebagai seseorang yang selalu paling benar, mereka tidak akan pernah mau meminta saran dari siapapun.
Alamiahnya, hampir setiap orang memiliki kekurangan dalam hal tertentu dan biasanya kekurangan itu nampak tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Bagaimanapun, bukanlah hal yang tidak mungkin untuk menyelamatkan orang-orang dari keterpurukan di dalam rawa kelemahan-kelemahan mereka. Apabila kita mampu untuk menanamkan kepada para pemuda sebuah kepercayaan yang kuat, pikiran-pikiran yang murni dan sehat, sebuah perasaan yang kuat akan azas mengutamakan orang lain dan sebuah perasaan cinta yang tak mudah padam kepada bangsa dan negara; apabila kita mampu membuat mereka untuk menyelesaikan bersama-sama sebuah alasan mulia dimana hal itu membuat mereka mendedikasikan diri mereka kepadanya; apabila kita membawa mereka untuk lebih memilih nilai-nilai berharga seperti kehormatan dan harga diri di atas kesenangan-kesenangan; dan apabila kita menanamkan di dalam diri mereka sebuah tugas kesetiaan kepada negara dan bekerja untuk kejayaan negaranya, dan meyakinkan mereka bahwa adalah merupakan rasa tidak berterima kasih yang tak terampunkan apabila mereka melakukan sesuatu yang tidak begitu penting dibandingkan dengan melayani bangsa dan negara dalam hubungannya dengan alasan mulia tersebut. Apabila kita mampu melakukan semua itu, para pemuda akan memelihara identitas pokok mereka untuk melawan kebusukan mental dan spiritual. Jika tidak, setiap hari kita akan menyaksikan sebuah bintang yang perlahan-lahan hilang dari langit harapan kita karena penyakit-penyakit spiritual yang terjadi seperti cinta akan kedudukan, terlalu terikat akan kehidupan dunia, pencari ketenaran dan ketergantungan akan kesenangan-kesenangan materi, dan kita akan tunduk pada kekecewaan dan harapan yang hilang.