-salawat-
Al Quran memuji orang-orang yang memiliki sifat Sidiq
Quran surat al-ahzab ayat 23 yang artinya di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah maka diantara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah janjinya
Anas bin Malik r.a. menjadi pelayan Rasulullah SAW melalui sebuah peristiwa unik, yaitu ketika ibunya menggendongnya saat ia berusia 10 tahun ke kediaman Rasulullah SAW untuk diserahkan sebagai pelayan kalau itu sang Ibu berseru wahai Rasulullah ini pelayanmu Anas lalu wanita itu meninggalkan Anas begitu saja dan beranjak pulang. Anas bin Malik r.a. berkata ayat ini turun disebabkan Pamanku Anas bin Nadhar dan orang-orang yang seperti dia. Sejak Anas bin Nadhar r.a melihat Rasulullah SAW pada peristiwa Baitul Aqabah, paman Anas bin Malik itu sudah amat mencintai Beliau hanya sayangnya disebabkan adanya beberapa hal, Anas bin Nadhar tidak dapat ikut Perang Badar. Padahal Perang Badar memiliki posisi khusus yang sangat istimewa di kalangan umat Islam. Semua sahabat yang mengikuti perang ini mendapatkan predikat khusus diantara para sahabat yang lain bahkan menurut Jibril Alaihissalam yang menjadi panglima golongan malaikat dalam Perang Badar para malaikat yang ikut dalam Perang Badar juga mendapatkan kedudukan istimewa diantara para malaikat yang lain
Tentang pamannya Anas bin Malik r.a. menuturkan, pamanku yang namaku berasal dari namanya tidak ikut berperan di Badar bersama Rasulullah SAW sungguh hal itu telah membuatnya gelisah Pamanku berkata pada peperangan pertama yang harus dihadapi rasulullah aku tidak ikut serta. Seandainya saja Allah berkenan menyampaikan aku pada perang yang terjadi nanti bersama Rasulullah pastilah Allah akan melihat Apa yang kulakukan.
Rupanya Pamanku berkata begitu karena dia tidak sanggup mengatakan yang lebih dari itu, maka kemudian dia ikut berperang bersama Rasulullah dalam Perang Uhud.
Saat itu dia bertemu, Saad bin Muadz, yang bertanya padanya, “Wahai Abu Amr hendak kemanakah Engkau?”
Ia menjawab, “Semerbak aroma surga, sudah kucium di kaki gunung uhud!”
Maka dia pun maju bertempur sampai akhirnya syahid.
Ketika mengenang kembali Perang Uhud kita pasti tak akan bisa menahan sesak yang mendadak terasa di dada. Sebab, itulah perang, yang dalamnya 70 sahabat Rasulullah gugur sebagai syahid.
Tampaknya itulah penyebab yang membuat Rasulullah SAW, setiap hari melintas di dekat Uhud selalu berkata, “Uhud adalah gunung yang mencintai kita dan kita pun mencintainya.”
Maksud ucapan Rasulullah SAW ini adalah agar umat Islam tidak membenci Uhud. Uhud memang sebuah gunung yang sulit didaki, tapi Perang Uhud jauh lebih sulit dihadapi. Pada saat itu sebagian sahabat meninggalkan pos yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW selama beberapa saat sebagai bentuk perubahan strategi, itulah sebabnya kita tidak dapat menyebut Perang Uhud sebagai sebuah kekalahan. Penghormatan kita terhadap para sahabat dan sudut pandang kita sebagai Muslim lah yang mengharuskan hal itu.
Dalam pertempuran Uhud, Rasulullah terluka dan giginya patah, bahkan ada dua buah mata rantai topi besi Rasulullah yang menancap di wajah Beliau hingga berdarah. Tapi karena Rasulullah telah diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, Beliau pun segera melepas baju besinya, seraya berseru kepada Allah, “Wahai Ya Allah ampunilah kaumku karena mereka tidak mengetahuinya
Dalam Perang Uhud inilah Anas bin Nadhar bergerak tangkas ke sana kemari untuk memenuhi janji yang pernah diucapkannya kepada Rasulullah beberapa tahun sebelumnya. Dalam tempo singkat sekujur tubuh Paman Anas bin Malik ini telah penuh dengan hujanan tombak dan sabetan pedang sampai akhirnya ia pun gugur sebagai Syahid. Demikianlah sejak awal pertempuran Anas bin Nadhar rupanya telah menyadari bahwa hidupnya akan segera berakhir.
Tapi ketika Saad bin Muadz bertanya kepadanya tentang pertempuran dengan enteng Anas menjawab sembari tersenyum semerbak aroma surga di kaki gunung uhud
Dalam peperangan uhud, banyak Syuhada yang sulit dikenali wajahnya, Hamzah r.a. Mushab Bin Umair r.a. Abdullah bin Jahs r.a. Anas bin Nadhar.a. Bahkan Anas bin Nadhar hanya dapat dikenali oleh saudara perempuannya lewat jari tangannya sebab tampaknya hanya bagian itulah yang tidak rusak oleh senjata musuh. Mari kita lanjutkan penuturan dari Anas bin Malik, “Dia ada seminar bertempur sampai gugur pada saat itu di sekujur tubuhnya terdapat lebih dari 80 luka sabetan pedang dan tikaman tombak serta anak panah, Bibiku yang bernama Rumbai binti Nadhar berkata, “Aku tidak dapat mengenali saudaraku kecuali hanya lewat jari tangannya!””
Pada saat itulah turun ayat yang berbunyi, “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah maka diantara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah janjinya.” alahzab ayat 23
Para sahabat menyakini bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Anas bin Nadhar dan para syuhada uhud lainnya, benar, ayat ini memang menjelaskan kepahlawanan orang-orang seperti Anas bin Nadhar. ada orang yang menepati janji yang telah diikrarkan pada dirinya, bahwa, ia akan bertempur sampai titik darah penghabisan. Akhirnya ia memang terbunuh, sebab rupanya bahkan maut pun tak mampu menghalanginya untuk menepati janji, ya, dia telah menepati janjinya kepada Allah, ketika sebuah ayat memuji para syuhada seperti mereka. Maka maksud sebenarnya dari ayat itu adalah untuk menunjukkan bahwa para syuhada itu adalah teladan bagi setiap orang yang bersaksi, bahwa tiada Tuhan selain Allah, lailahailallah.
Agar mereka tidak mudah menyia-nyiakan agama, menyurutkan keimanan, atau merendahkan syariat Allah. Sungguh Anas bin Nadhar telah menepati janjinya sebagaimana beberapa sahabat lainnya juga telah menepati janjinya dan semua itu mereka lakukan karena mereka telah dididik
Jadi sebagaimana halnya sosok yang mereka cintai adalah seorang sadiq yang terpercaya maka para sahabat dan murid-murid beliau pun menjadi orang-orang yang sodiq dan terpercaya inspirasi cahaya abadi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam kebanggaan umat manusia