fbpx
Nutrisi Akhlak

Nasihat Persahabatan

Dua Sahabat Sejati

Akif dan Ali adalah sahabat sejoli yang sangat dekat yang saling menyayangi satu sama lain. Orang-orang di sekitar mereka menginginkan hubungan persahabatan yang setia seperti mereka. 

Sepasang sahabat ini percaya bahwa dengan melakukan amalan baik akan sangat efektif untuk memperbaiki kesalahan yang pernah diperbuat. Ketika seseorang saling mengajak untuk berbuat baik, itu akan menjaga mereka tetap di jalan yang lurus dan mencegah mereka menyimpang dari jalan kebenaran.

Suatu hari, Akif menulis sebuah perjanjian. 

Dia menyebutnya “perjanjian berbuat baik”, yang isinya bertujuan untuk saling mengajak untuk beramal kebaikan, memberi tahu teman tentang kesalahan, dan membantu memperbaiki kesalahan.

“Aku ingin kita berdua membuat perjanjian,” kata Akif. 

“Perjanjian seperti apa?” tanya Ali. 

“Aku membolehkan kamu untuk mengingatkan tentang kesalahanku, atau apapun dari perbuatanku yang menurutmu itu salah.” 

“Oke, tapi aku hanya bisa menerima ini dengan satu syarat. Kamu harus memberi tahu tentang kesalahanku juga. ”

“Oke, aku setuju.”

Mereka menyetujui perjanjian itu, dan menjadi “semangat berbuat baik” satu sama lain. 

Bertahun-tahun berlalu, dan hubungan mereka masih sekuat dulu. Kemudian, karena pekerjaan, Akif harus pindah ke kota lain. Perpisahan ini yang membuat sedih mereka berdua. Mereka saling menghibur dan berjanji akan tetap sering bertemu. Persahabatan mereka adalah persahabatan seumur hidup.

Setelah sebulan berlalu, Ali sangat merindukan sahabatnya itu. Setiap kali Ali menyebut nama sahabatnya dalam suatu percakapan, matanya akan berkaca-kaca. Dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk melihat sahabatnya, jadi dia memutuskan untuk bertemu.

Di tengah jalan, dia melihat seorang pria aneh. Pria itu sedang duduk di pinggir jalan dan tampak seolah-olah dia mencoba mengatakan sesuatu padanya. Ali menghampiri pria itu dan menyapanya. Pria itu bertanya:

“Mau kemana kamu, anak muda?”

“Saya akan mengunjungi teman saya,” jawab Ali.

“Temanmu pasti sudah berbuat sesuatu yang mempermudah urusanmu, dan sekarang kamu akan berterima kasih padanya.”

“Tidak, aku tidak memiliki alasan apapun untuk berterima kasih kepadanya. Aku mencintainya karena Allah dan aku mengunjunginya karena Allah.”

“Masya Allah. Aku akan memberitahu sebuah rahasia kepadamu. Sekarang dengarkan aku baik-baik. Aku adalah malaikat yang diutus oleh Allah kepadamu. Ketahuilah bahwa sama seperti kamu mencintai temanmu karena Allah, Allah juga sangat mencintaimu.”

Siapakah yang bisa dekat dengan Allah?

Al-Qur’an memberi tahu kita bahwa Allah SWT adalah pelindung, penolong, dan sahabat bagi orang-orang beriman. Apakah kedekatan ini mencakup semua orang beriman? Apakah hanya sebagian orang beriman yang memiliki kualifikasi tertentu untuk menjadi dekat dengan Allah? Allah mencintai orang-orang yang benar-benar beriman kepada-Nya dan melakukan perbuatan-perbuatan yang diridhai Allah.

Dengan kata lain, Allah adalah pelindung dan penolong bagi hamba-hamba-Nya yang bertaqwa secara sadar dan siap bertanggung jawab atas ibadah mereka kepada Allah serta ikhlas menghamba kepada-Nya. Allah sangat dekat dengan hamba-Nya. Manusia tidak memiliki penjaga  atau penolong sejati selain Allah.

Di atas, kami telah mencantumkan bahwa Allah akan dekat dengan orang-orang yang melakukan amal saleh. Apa saja amal saleh itu? Kitab suci Al-Quran menjawab pertanyaan ini sebagai berikut: menjadi seorang Muslim, beriman kepada Allah dan rasul sebagaimana Islam menjelaskannya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan memiliki keimanan yang kuat untuk mempertanggungjawabkan setiap tindakan kita.

Pada titik ini, mari kita bertanya: apakah ada orang yang kehilangan kedekatan dengan Allah? atau apakah ada orang yang kehilangan kedekatan dengan Allah karena pilihan yang salah atau perbuatan jahat mereka?

Allah bukanlah pelindung atau penolong bagi orang-orang yang meniti jalan yang menyimpang atau sesat. Ada beberapa orang yang terus-menerus berpegang pada kesalahan yang nyata, bahkan jika diturunkan para Nabi Allah untuk menyeru mereka untuk kembali ke jalan yang lurus mereka akan tetap berpegang pada prinsip sesatnya. Allah meninggalkan orang-orang seperti ini. Dengan pendirian sesat mereka ini, mereka tidak dapat menemukan satupun penjaga ataupun penolong.

Allah bukanlah sahabat atau penolong bagi orang-orang yang dengan angkuh menolak untuk menjadi hamba-Nya serta orang-orang yang melakukan perbuatan jahat.

Allah SWT bukanlah sahabat (pelindung) orang-orang yang kafir setelah masuk Islam dan orang-orang munafik yang berpura-pura beriman namun dalam hatinya tidak beriman. Mereka tidak akan menemukan wali ataupun penolong untuk diri mereka di dunia ini.

Allah bukanlah pelindung atau penolong bagi orang-orang yang kafir kepada-Nya, orang-orang yang berpaling dari agama yang benar serta orang-orang yang berbuat zalim di muka bumi.

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan artikel baru setiap saat!    Yees! Tidak Sekarang