Orang yang mengkritik dirinya sendiri, orang yang bermuhasabah diri tidak akan mengkritik saudara Hizmetnya. Al-Qur’an menyebutkan, Sunnah menyebutkan, buku Risalah yang kita sering baca pun juga menyebutkan bahwa kita harus menjaga penglihatan buruk tentang saudara kita kita harus mengabaikan kekurangan mereka. Dalam menghadapi humanisme Barat yang saat ini sudah mengenal dan mengagumi aspek-aspek islam, seperti toleransi, kasih sayang yang sangat berdekatan dengan nilai kemanusiaan kita tidak mungkin menanggapinya dengan kritikan.

Saya katakan jangan mengkritik siapa pun, siapa pun. Menyampaikan pemikiran, kesalahan dengan alternatif yang tepat, dapat ditangani dengan memberikan kritik positif. Tetapi tidak akan tercapai tujuan dengan menjatuhkan (mengkritik) seseorang. Bukan hanya saudara saudari kita di Hizmet saja yang saling mengkritik, sebagian besar Ahli Iman pun satu sama lainnya saling mengkritik di televisi, mereka berbicara saling menjatuhkan satu sama lainnya, yang juga diiringi dengan kata-kata yang membombardir, saling menyakiti dan saling membahayakan seperti ini tidak sesuai metode kritik saat ini, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antar berbagai lapisan masyarakat, dan ini merupakan suatu kesalahan. Terutama teman-teman kita, mereka seharusnya tidak mengkritik.

Ustad Badiuzzaman dalam buku Lahikalar mengatakan bahwa

meskipun benar, orang yang mengkritik adalah salah”.

Saya pikir masalah ini adalah sesuatu yang seharusnya tidak perlu saya ulangi dan kalian iingat semuanya. Tentu saja, terkadang kita semua sempat terlintas untuk mengkritik orang lain. Kritik ini bisa termasuk kategori ghibah. Hafizhanallah (semoga Allah menjaga kita). Ini mungkin terbesit dalam diri kita, tapi walaupun ada keinginan, tidak melakukannya adalah suatu fadhilah.

Ketika kita terbersit untuk mengkritik, sebenarnya yang penting adalah untuk tidak mengkritik. Seseorang ada kecenderungan untuk mengkritik tapi harusnya tidak dilakukan. Oleh karena itu dalam pandangan Hizmet kita, terkadang saya melihat bahwa, tidak mengkritik dan tidak berghibah itu sangat penting. Berghibah tentang orang lain adalah termasuk ghibah. Tetapi berghibah tentang orang yang sangat mendalami hizmet termasuk ghibah besar. Mengkritik orang lain adalah termasuk kritik. Tetapi mengkritik orang yang sangat mendalami Hizmet termasuk kritik besar.

Pendapat pribadi saya, jika anda berkenan adalah; “saya takut sebuah akhir yang buruk akan menimpa orang-orang seperti ini”. Saya khawatir terhadap mereka yang terlalu banyak mengkritik orang lain, lalu berkata mereka tidak bisa bekerja, mereka tidak mampu bekerja, pekerjaan yang mereka lakukan salah, bahkan selalu melihat kekurangan pada pekerjaan orang lain, maka dalam waktu yang tidak akan lama mereka juga akan terperangkap dalam kesalahannya sendiri. Bahkan, hafazanallah, ia mengkritik semua orang, mencari-cari kesalahan pada semua orang, maka saya khawatir suatu saat keburukan akan berbalik padanyadan sampai sekarang saya belum melihat adanya sebab yang serius, sehingga kekhawatiran saya masih berlanjut. Kekhawatiran ini pada pandanganku, saya ulangi lagi, saya khawatir suatu akhir yang buruk akan jatuh pada mereka yang sering mengkritik, mengikat dirinya dengan kebiasaan mengkritik. Hafizanallah, aku khawatir mereka akan terjatuh ke dalam kutukan dan kesesatan ini.

Oleh karena itu, mulut teman-teman kita tidak boleh dikotori. Kotornya mulut adalah pertanda hati yang kotor pula. Jika hati tidak rusak, maka mulutpun tidak akan rusak. Gunjingan dan kritikan timbul dari lisan yang memiliki hati rusak. Tidak akan ada yang percaya pada mereka jika mengatakan, “hatiku bersih”. Hati yang bersih akan menghasilkan kalimat-kalimat yang bersih pula. Menghasilkan pemikiran yang bersih. Mari menjadi alternatif pelopor pemikiran yang positif. Mari kita titik pusatkan pemikiran kita pada hal-hal untuk saling berkonsultasi dalam setiap majelis (musyawarah). Mempertahankan kesesuaian dalam setiap prosedur dan adab dalam berdebat. Pada saat mereka tidak mengindahkan pendapatmu, maka tuntun mereka dengan cara lainnya, yaitu dengan cara yang disampaikan Al-Quran.

Janganlah kita saling menggunjing, saling mengkritik. Hal ini akan melimpahkan berkah pada Hizmet. Jika ada sebuah kritikan, -seorang Jibril tidak akan menggunjing- tidak akan mengkritik, tetapi, jika kamu mempunyai pekerjaan seperti Jibril, senang dengan kehidupan, tekun bekerja, sangat tulus dan ikhlas dalam bekerja, untuk itu aku akan sedikit bersumpah, tetapi aku tetap akan bersumpah, Wallahi, Billahi, Tallahi, tidak sedikitpun hal tersebut akan menjadi berkah dalam Hizmetmu. Walaupun Hizmet diatasnamakan dengan nama malaikat Izrail, Mikail dan Jibril, apabila mereka saling mengkritik satu sama lain, saling menghibahi satu sama lain maka kalian tidak akan melihat adanya keberkahan dari Hizmet walaupun seribu. Walaupun kalian sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi kalian tidak akan mendapatkan jalan walau hanya sekecil jarum paku.

Sekarang di turki, di beberapa tempat dan berbagai bidang ilmu, di karenakan beberapa teman yang terpaut dalam pengkritikan terhadap jamaahnya sendiri, keberkahannya hanyut seperti banjir menganyutkan dahan pohon yang besar. Dan saya mengatakan, ya Allah berikanlah hidayah. Dan satu dua orang yang hati dan lidahnya busuk ini, apabila dengan menghanyutkan mereka musibah ini akan di lenyapkan, maka saya mengatakan hanyutkanlah mereka ini. Siapa yang mengatakan ini? Ini adalah perkataan hati yang menangis walaupun ia di hadapan musuh. Karena di suatu tempat, Hizmet akan mendahului segala sesuatu. Mereka tidak akan mencari pada pengaruh sikap dan hati yang rusak, mereka tidak akan mencari pada lisan yang dasarnya terpaut pada kejahatan. Mereka tidak akan mencari pada orang yang terpaut akan keuntungan, tidak juga pada orang yang melenyapkan seribu keberkahan Allah. Biarkan saya mencium tangan dan kaki kalian, dengan rambut saya yang beruban saya meletakkan kepala saya dibawah kaki kalian seperti batu trotoar.

Demi ridha Allah, demi kebesaran Rasulullah, demi Ustad bediuzzaman Said Nursi, demi orang yang syahid dalam perjalanan Hizmet, demi ridha Allah jangan saling mengkritik. Saya akan bersabar dan menahan diri saya sedikit lagi. Tetapi suatu hari apabila masih ada yang saling mengkritik, seraya mengangkat tangan saya khawatir akan mengatakan “Ya Allah sampai sekarang saya hanya mendoakan para musuh, kini saya mendoakan Hizmet tetapi memiliki perasaan layaknya musuh”. Saya khawatir akan mengatakan seperti itu.

Demi Allah saya memohon kepada kalian. Jangan kita sentuh keberkahan Hizmet, jangan kita berghibah, jangan kita mengkritik, jangan kita lipatgandakan musibah. Jangan kita patahkan upaya mereka dengan menganggap kesalahan kita seperti kekurangan mereka. Jangan kita menghardik mereka. Katakanlah hal-hal baik yang mungkin menjadi faktor dalam upaya dan usaha mereka. Mari sajikan pendapat kita sebagai alternatif hal-hal indah, ini memungkinkan mereka untuk tercermin dalam kehidupan kita.

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

More in Dawai Kalbu