Persaudaraan Ansar dan Muhajirin
Dalam sejarah, kita mengenal kisah yang sangat menggugah hati dan perasaan. Kisah itu menjadi sumber inspirasi bagi generasi setelahnya, bahkan sampai saat ini. Ialah legenda persaudaraan kaum muslim antara Muhajirin dan Ansar. Jikalau kisah tersebut merupakan episode pertama dari legenda persaudaraan umat muslim, maka saat ini andalah yang akan menulis episode kedua legenda persaudaraan Muhajir dan Ansar tersebut yang juga akan menjadi sumber air di tengah dahaga yang melanda dan akan dikenang baik oleh generasi selanjutnya.
Sebagaimana generasi sebelum kita, dimana mereka mentaati perintah Allah dalam al-Quran Surah al-Hasyr ayat 10:
وَالَّذِينَ جَاؤُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيم
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami. Dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. Jadilah kalian kelompok orang yang dipuji di ayat tersebut: “Orang-orang yang datang sesudah mereka (muhajir dan anshar).
Sang pemberi kabar yang Jujur, Muhammad SAW juga bersabda:
مَنْ لاَ يَهْتَمُّ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang tidak berempati dengan derita saudaranya, dia bukan golongan mereka”.
Dengan kata lain bahwa mereka yang tidak mempedulikan urusan kaum muslimin adalah bukan dari mereka/kaum muslimin. Dalam artian, seorang mukmin harus bergulat dengan penderitaan. Seorang mukmin harus berpilin dengan keprihatinan. Jika Anda tidak merasakan itu dalam jiwamu, Rasulullah bersabda: “mereka bukan bagian dari golongan muslim”. Begitulah cara Rasul SAW mengikat persaudaraan antar sesama muslim dengan tali ikatan yang kuat ini. Dalam al-Quran surah Ali Imran, Allah SWT juga menyeru umat manusia kepada ikatan ini:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ
“Berpegang teguhlah kalian semua pada tali Allah”. (Q.S. Ali Imran : 103). Berpegangteguhlah pada Al- Quran, itulah tali Allah yang kuat ikatannya.
Dalam hal manfaat materi yang dicintai fitrah pun kalian harus mendahulukan saudaramu sebelum dirimu. Jangan sampai lupa, kamu adalah yang kedua. Kebangkitan yang pertama telah diwujudkan oleh mereka (para sahabat). Dunia Islam sedang mengalami kebangkitan kedua, jadilah kalian sebagai pihak yang mewujudkannya berkat inayat ilahi. Dakwah agung ini tidak mungkin diemban oleh orang-orang yang lemah. Dalam segala hal, baik materi maupun maknawi, Anda harus mendahulukan saudara Anda. Bahkan dalam segi penerimaan anugerah maknawi, bahkan juga untuk masuk surga. Seandainya pintu surga terbuka lebar, surga yang Anda begitu idam-idamkan dalam setiap untaian doa. Di satu sisi, mengharapkan surga adalah tujuan agung yang hampir setara dengan rida Allah. Seandainya pintu surga terbuka lebar, dan kita bertemu dengan saudara mukmin lainnya di sana. Jika masuknya ke aku melewati pintu itu menghalangi saudaraku untuk masuk… maka Anda sanggup ikhlas berkata: “Kamu saja yang masuk…!” Inilah yang diajarkan kepada kita.
Aku tak tahu dihadapanku ada kebakaran! Di dalamnya terdapat “anak-anakku”, yaitu iman & islam yang sedang terbakar. Ketika aku berlari untuk memadamkan kebakaran & menyelamatkan anakku. Tiba-tiba ada yang berusaha menghalangi saya. Memegang kakiku hingga aku terjatuh. Di hadapan peristiwa besar seperti kebakaran, apa pentingnya halangan kecil semacam itu? Kumohon apa pentingnya? Amat besar dakwah yang Anda pikul Demi Allah amat besar! Kalian akan mengatasinya! Dengan musuh pun kalian akan temukan jalan dan berdialog kepada mereka… Apalagi kepada teman dan sahabat Anda… Baik untuk urusan materi dan maknawi, Anda akan mendahulukan saudara Anda.