fbpx
Nutrisi Akhlak

7 Prinsip dalam Bersedekah

Apa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan yang menjadi prinsip bersedekah?

Murah hati atau kedermawanan adalah suatu akhlak yang penting yang mampu meningkatkan derajat seseorang, baik di mata Allah maupun masyarakat umum.  Dalam mengamalkan perbuatan yang penting ini, tentu saja ada prinsip-prinsip, prinsip bersedekah, yang perlu kita perhatikan. Jika tidak, perbuatan baik kita mungkin tidak menghasilkan hasil yang diinginkan. Kita perlu memperhatikan prinsip bersedekah sebagai berikut secara khusus:

1. Bersedekah pada dasarnya dilakukan hanya untuk mencari ridha dari Allah. Prinsip bersedekah yang pertama adalah bahwa, setiap amal yang baik tidak akan diterima oleh Allah apabila dilakukan tanpa mencari ridha-Nya. Perbuatan amal yang dilakukan untuk dipamerkan atau disombongkan atau bahkan untuk mendapatkan keuntungan tertentu melaluinya termasuk dalam kategori ini (tidak diterima oleh Allah SWT).

Dalam Al-qur`an, Allah berfirman:

Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan). (Al-Baqarah 2:272)

2. Kita harus selektif dalam memberikan sedekah dan kita harus teliti untuk mencari tahu apakah mereka benar-benar membutuhkan bantuan kita.  Banyak orang cenderung memiliki harta yang tidak benar dalam mendapatkannya dan masih mengharap belas kasihan orang lain, mengemis, meskipun mereka tidak benar-benar miskin. Disisi lain, banyak orang miskin atau tidak mampu, yang malu untuk mengemis sesuatu dari orang lain, sedangkan mereka hanya diam dan menunggu seseorang untuk mengulurkan tangan untuk membantu mereka.

Prinsip bersedekah yang kedua berlandaskan dengan firman Allah SWT. Allah Yang Mahakuasa berfirman:

(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga dia yang tidak dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apapun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui. (Al-Baqarah 2:273)

3. Kita tak boleh memberikan hal-hal yang tidak berguna, yang bahkan kita sendiri tidak lagi ingin menggunakannya, dan kita berikan kepada orang lain sebagai sedekah. Dengan kata lain, kita harus mencoba untuk berempati dengan orang-orang yang membutuhkan bantuan kita, dan membayangkan apa yang akan kita rasakan jika kita diberi hal yang sama. Oleh karena itu, kita harus menahan diri dari memberi kepada orang lain, hal-hal yang kualitas atau kuantitasnya tidak dapat diterima oleh diri kita sendiri (jika hal yang sama diberikan kepada kita). Dalam konteks ini, prinsip bersedekah yang ketiga berlandaskan dengan firman Allah SWT. Al-Qur’an memperingatkan kita: 

Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji. (Al-Baqarah 2:267)

Hadits berikut ini sangat menggugah pikiran:  

Di Era Kebahagiaan, beberapa orang akan membawa tandan kurma ke Masjid Nabawi sehingga orang miskin dapat membawa kurma-kurma tersebut. Suatu hari, Rasulullah memasuki masjid dan melihat beberapa tandan kurma yang berkualitas buruk. Menunjuk jarinya kepada kurma tersebut kepada sahabatnya lalu bersabda: “Orang yang membawa sedekah ini sebenarnya bisa membawa sedekah dengan kualitas yang lebih baik. Dia akan mendapatkan penerimaan berkualitas buruk pada Hari Penghakiman. (1

4. Kita tidak boleh menceritakan atau menyebut-nyebut amal baik kita dengan merendahkan orang lain atau menghina mereka. Prinsip bersedekah yang dilakukan dengan cara ini tidak bermanfaat bagi pemberi sedekah. Dalam Al-Qur’an, Allah Yang Mahakuasa menganggap hal ini seperti perbuatan-perbuatan orang-orang kafir: 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (Al-Baqarah 2:264)

5. Banyak sedikitnya jumlah sedekah tidak penting. Namun, dalam memprektikkan prinsip bersedekah yang kelima, kita juga tidak dianjurkan untuk beranggapan bahwa sedekah bisa dilakukan dengan jumlah yang sedikit. Tapi kita harus mencoba melakukan yang terbaik dalam membantu orang lain. Dalam konteks ini, Nabi kita, semoga Allah memberkahinya, bersabda, “Jangan mencemooh kebaikan apapun bahkan jika itu sekedar tersenyum pada saudaramu.” (2

6. Tak selayaknya kita menunda perbuatan baik kita. Berdasarkan prinsip bersedekah yang keenam, menjadi sebuah kesalahan, jika kita menunda pertolongan kita kepada orang lain dengan berbagai alasan. Sebaliknya, kita seharusnya tidak membuang waktu untuk membantu yang membutuhkan sesuai dengan kemampuan kita.

7. Melakukan perbuatan baik kita secara rahasia, kecuali untuk zakat fitrah sebab itu adalah suatu keharusan. Memang, zakat adalah tindakan ibadah wajib, dan keterbukaan sangat penting dalam tindakan tersebut. Namun, kita harus tetap berpegang pada prinsip kerahasiaan sambil memberikan sedekah kepada yang membutuhkan dengan maksud untuk menghindari kemunafikan. Prinsip bersedekah yang ketujuh berlandaskan dengan firman Allah SWT, Allah berfirman,

Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu;(Al-Baqarah 2:271)

Dalam sebuah hadits, Nabi kita Muhammad SAW menjelaskan bahwa mereka yang menyumbangkan sedekah mereka sedemikian rupa sedangkan tangan kiri tidak tahu apa yang diberikan tangan kanan, maka mereka akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari ketika tidak akan ada naungan kecuali naungan-Nya. (3

Sejauh ini, kami telah mencantumkan prinsip bersedekah untuk orang-orang yang memberikan sedekah.  Penerima sedekah harus menahan diri dari mengambil dengan melampaui apa yang benar-benar dibutuhkan.  Mereka harus ingat bahwa mungkin ada orang lain yang benar-benar membutuhkan apa yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Juga, mereka tidak boleh mencemooh sedekah karena menerima terlalu sedikit. Sebaliknya, mereka harus berterima kasih dan berdoa untuk pemberi sedekah.

mengembangkandiri.com prinsip bersedekah

artikel lain tentang prinsip bersedekah: Hak Hamba

  1. Sunan Abu Dawud, Zakah, 17.
  2. Riyadh as-Salihin, 1:159.
  3. Tajrid, 2:620.

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan artikel baru setiap saat!    Yees! Tidak Sekarang