
BIARLAH ADABMU BERBICARA DAN LIDAHMU DIAM
Dalam Islam tindakan dan perilaku adalah prinsip-prinsip penting. Dua elemen yang paling mempengaruhi orang adalah perilaku dan sikap. Dalam menyampaikan kebenaran dan kesalehan kepada orang-orang, alat utama bagi umat Islam bukan hanya kata-kata, melainkan tindakan atau perilaku yang mengarahkan pada jalan keimanan. Di balik tuntunan orang yang menjalankan iman, ada hal yang lebih efektif dari sekedar kata-kata dan ini adalah representasi Islam melalui kehidupan spiritualnya. Ketika para murid Nabi Isa Alaihissalam dan para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai bangsa dan menjelaskan kebenaran kepada mereka, mereka tidak tahu bahasa mereka dan mereka adalah orang asing bagi kebiasaan mereka. Namun, mereka memasuki hati orang-orang ini dengan tata krama mereka dan perilaku yang baik.
Ini berarti bahwa perilaku seorang muslim harus didahulukan sebelum ucapannya. Perbuatannya harus meneguhkan ucapannya, agar tidak dicap sebagai pendusta di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak kehilangan reputasinya di mata manusia. Dalam agama kita, terlihat sebagai orang yang benar bukanlah hal yang terpenting, tetapi menjadi orang yang benar adalah hal yang paling penting. Dalam Al-Qur’an-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Maka, tetaplah (di jalan yang benar), sebagaimana engkau (Nabi Muhammad) telah diperintahkan. Begitu pula orang yang bertobat bersamamu. Janganlah kamu melampaui batas! Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Hud 11:112). Ayat diatas tidak mengatakan: “Jujurlah dalam kata-katamu dan cobalah untuk meyakinkan orang lain dengan kebenaranmu.” Dikatakan: “Jadi tetaplah di jalan yang benar seperti yang telah diperintahkan” dengan tindakan dan perilaku anda.
Memang, dalam agama kita, memaparkan itu tidak penting, “keberadaan” itu penting; berdakwah dan mengadvokasi tidak penting tetapi menghidupkan dan role model itu penting. Untuk alasan ini, menjadi efektif dalam berceramah bergantung pada representasi. Jadi kata-kata hanya dapat berdampak jika tercermin pada perilaku dan juga jika diucapkan dengan niat untuk mendapatkan keridaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.