Dalam perjalanan menuju cinta Ilahi, dakwah menjadi panggilan nurani yang mendorong setiap individu untuk menyelami keindahan, kejujuran, dan keyakinan yang murni. Bagi seorang pendakwah, tanggung jawab nurani ini merupakan prioritas utama untuk membantu orang lain memahami esensi jiwa dan menguatkan ikatan mereka dengan Sang Pencipta.
Dakwah yang hidup adalah dakwah yang membangun ikatan batin—antara seorang hamba dengan sesamanya, antara seorang hamba dengan dakwahnya, dan antara seorang hamba dengan Tuhannya. Mencintai sesama merupakan bagian dari pencarian akan makna hidup dan kebenaran. Dakwah mengajarkan bahwa kelembutan dan kasih sayang adalah inti dari penyampaian pesan agama, di mana hubungan antar manusia menjadi cerminan dari kasih yang dianugerahkan Tuhan.
Cinta seorang hamba kepada Tuhan tidak hanya menjadi bentuk ibadah, namun juga menjadi kehadiran yang menyatu dalam segala aspek kehidupan. Dakwah sejati tidak hanya mengajarkan konsep-konsep agama, tetapi membimbing setiap individu untuk merasakan cinta Ilahi dalam setiap napas dan denyut jantung. Dakwah adalah panggilan hati yang mengajak kita menyadari bahwa cinta Ilahi adalah sumber dari segala kehidupan. Melalui dakwah, kita diajak untuk memahami bahwa Tuhan senantiasa hadir dalam setiap detik kehidupan, memberikan kehangatan dan makna dalam perjalanan kita menuju kesempurnaan diri.
Seorang ulama kharismatik pernah berkata, “Dakwah tanpa cinta adalah bagaikan tubuh tanpa jiwa.” Dakwah yang hanya mengandalkan pengetahuan tanpa disertai kelembutan dan kasih sayang bagaikan tubuh yang hidup namun tanpa ruh. Cinta dalam dakwah memberikan kehangatan dan menjadikan dakwah lebih dari sekadar penyampaian pesan—ia menjadi sarana yang penuh makna dan mampu menyentuh hati setiap individu.
Dalam keseimbangan, cinta menjadi kekuatan pendorong yang menghidupkan dakwah. Cinta ini menyentuh orang-orang yang membutuhkan, memberikan kehangatan seperti jiwa yang menghidupkan tubuh. Dakwah yang penuh cinta akan membawa kedamaian dan kebijaksanaan yang mampu mengakomodasi perbedaan pandangan, serta menghadapi resistensi tanpa kehilangan esensi ajaran agama. Kelembutan membawa seseorang menuju pemahaman yang lebih dalam, dan menjadi aspek penting dalam mendampingi mereka yang sedang menempuh jalan kebenaran.
Dakwah dengan kelembutan menciptakan ruang bagi dialog yang sehat dan pengertian yang mendalam. Dalam kelembutan terdapat kemampuan untuk mendengarkan dengan perhatian, memahami perasaan orang lain, dan menyampaikan pesan agama dengan kasih sayang. Pesan dakwah dapat lebih mudah diterima ketika disampaikan dengan cinta dan empati, mengingat setiap orang memiliki perjalanan spiritual yang unik. Maka, dakwah yang dilandasi kelembutan bukan sekadar tugas, tetapi panggilan untuk membangun hubungan yang erat antara pembawa dan penerima dakwah.
Cinta dalam dakwah bukanlah pelengkap, melainkan kekuatan utama. Tanpa cinta, pesan dakwah akan terasa hampa dan sulit diterima. Oleh karena itu, setiap langkah dakwah hendaknya selalu diiringi oleh cinta yang menyertakan kelembutan dan kasih sayang, sehingga pesan tersebut masuk ke dalam hati dan menginspirasi tindakan kebaikan. Cinta dalam dakwah bukan hanya tentang menyebarkan kebenaran, tetapi juga menciptakan ikatan batin yang erat dengan Allahﷻ dan sesama manusia.