Ciri-ciri Generasi Muda Yang Dinanti-nanti
Dan sekarang pertanyaan dari Anda,
Yang pertama: Ustadz yang mulia, pada beberapa kesempatan anda berkata, “semoga jalan dakwah ini menjadi takdir hidup kalian”. Apa saja nasihat Anda agar kami bisa sampai ke puncak yang ideal dan tetap terikat dalam Hizmet ini? Secara kebetulan sama seperti kemarin, saya telah menjelaskan sifat-sifat anak muda sebagai catatan awal. Sekarang akan saya bahas mengenai sifat-sifat kesatria muda sebagaimana yang diinginkan.
Apa yang kita harapkan dari para pemuda? Ketika saya mendapatkan pertanyaan seperti ini, maka mereka bertanya lagi, bisakah Anda menjelaskan sifat generasi muda seperti yang dinanti-nanti. Juga dengan persoalan hari ini; dakwah ini harus menjadi takdir kalian. Seseorang haruslah mencintai sesuatu yang mulia, dan tidak boleh terpengaruh oleh hal-hal yang murah, harga diri seseorang bukan bernilai dengan ijazahnya, jabatannya dan tempat dia bernaung. Harga diri seseorang bukanlah bernilai karena menjadi anggota dewan, perdana menteri maupun seorang presiden. Bila takdir membuatku jadi presiden hanya karena nilai diri, sungguh aku akan marah terhadap diri ini dan berkata: “Ya Allah kenapa Engkau menciptakanku tidak beruntung seperti ini”. Aku ke Hammam (pemandian air panas) pada musim panas, malah udara jadi dingin. Memangnya ada yang mau jadi presiden? Biarkan hancur rata dengan tanah. Yang aku inginkan dari Engkau adalah Engkau (Allah) yaitu menjelaskan tentang-Mu hingga nafasku terputus-putus, Aku ingin jadi lidah-Mu, kalau tidak maka biarkanlah lidahku yang putus. Aku ingin di mana-mana itu melihat-Mu, kalaupun tidak bisa, ambillah mataku ini supaya aku tidak akan melihat hal yang haram ketika masih muda. Aku ingin mendengar-Mu, bila tidak maka tulikanlah saja telingaku ini. Aku ingin bernafas di sisi-Mu, kalau tidak biarkanlah saja nafasku ini terhenti.
Bisakah aku sampaikan ini dengan jelas? Insan dakwah bukanlah orang yang sekedar makan minum dan tidur. Insan dakwah bukanlah orang yang hidup terikat dengan kebutuhannya saja. Insan dakwah adalah orang yang telah melupakan nikmat kehidupan dan gila memberikan kehidupan bagi yang lain. Insan dakwah itu seperti Majnun, tanpa mencari Laila ia tidak bermakna. Dan juga seperti Farhat yang tiap hari melubangi gunung yang berbeda untuk mencari jalan bertemu Syirin. Seperti Emrah yang rela terbakar seperti serpihan api demi Aslı. Itulah insan dakwah.
“Apa saja nasihat Anda agar bisa ke puncak yang ideal dan tetap terikat dalam Hizmet ini?” Beberapa generasi sebelumnya menjadi harapan bagi kita untuk mencapai kualitas yang bagus dan menjadi teladan buat generasi yang kita tunggu. Saya berharap meraka menjadi contoh yang baik. Dan Insya Allah semoga kalian berada di jalan seperti itu. Saya rasa saya telah menjelaskan hal yang semestinya saya jelaskan. Apakah saya melakukan sebuah kesalahan bapak doktor? Kalau tidak, saya rasa saya sudah menyampaikan hal-hal yang mungkin saja belum saya sampaikan sebelumnya.
Kalau ada penjelasan yang bertentangan, sungguh hanya Allah yang mengetahui semua yang nampak dan rahasia, Semoga Allah juga mengampuni dosa-dosaku.. Kumemohon pada-Mu ya Rabb, kuberharap pada-Mu ya Rabb, kabulkanlah, tidak ada yang kurang dariMu ketika Kau memberi. Semoga Allah isikan hati kami ini dengan iman, dan kenyangkan kami dengan iman. Bangkitkanlah kami sekali lagi, hilangkanlah kehinaan, sehingga membuat kami mencapai mimpi kami yang ingin memiliki peran cukup besar di dunia. Kumemohon pada-Mu ya Rabb, kuberharap pada-Mu ya Rabb, kabulkanlah, tidak ada yang kurang dari-Mu ketika Kau memberi. Wahai Tuhanku, buatlah diri kami menjadi lupa terhadap nafsu kami, dan tingkatkanlah derajat hati dan jiwa kami, dan jadikanlah nafas kami seperti nafasnya para malaikat. Engkau memberikan kami semangat untuk berlari di Jalan-Mu ibarat Kuda, jadikan kami tidak merasa kelelahan hingga jantung berhenti berdetak sekalipun.
Kumemohon padaMu ya Rabb, kuberharap padaMu ya Rabb, kabulkanlah, tidak ada yang kurang dariMu ketika Kau memberi. Dan jika saja yang aku ucapkan ini merupakan ucapan yang berisi kesombongan maka ampunilah dosaku. Terimalah doa kami ini sebagaimana engkau menerima doa-doa sebelumnya. Ini adalah generasi harapanku yang terakhir. Jika generasi ini tidak melakukan apa yang mesti dilakukan sekarang, maka kita pun harus menunggu setengah abad lagi, 50 tahun. Maka umur saya dan sebagian besar kita tidak akan cukup untuk itu