Sekarang ketika membuat jadwal dalam hidup Anda, Anda harus berkata, hari-hari saya akan terisi oleh al-Qur’an sebanyak ini dan saya harus membaca buku sejumlah ini. Saya harus berdoa dan berzikir, jika seseorang tidak berdoa dan berzikir, maka orang ini berarti tidak patuh pada Allah. Dan karenanya orang ini akan berkata: “Saya tidak memperoleh berkah dalam hidup saya.” “Saya senantiasa terjebak dalam kesalahan”.
Karena itulah seseorang harus berpaling total kepada Allah swt dengan tanpa cacat dalam penghambaannya. “Oh baiklah, saya sudah menyelesaikan tugas-tugas, sekarang saat saya menyisihkan waktu 5 jam setiap hari untuk Allah”. “Berapa lama saya habiskan untuk menyelesaikan tugas-tugas harian (kerja, belajar dll.)?” “Saya menghabiskan 15 jam untuk tugas-tugas saya, saya menyisihkan 5 jam di sini (untuk Allah), kemudian sisa 10 jam bagi saya”. “Tugas utama saya adalah berhubungan dengan Tuhan saya, katakanlah, mulai saat fajar, saat tahajjud, jika saya mulai dengan tahajjud…” Kemudian saya tidak harus mengorbankan waktu lain di samping waktu bagi Allah untuk kegiatan yang lain. Saya tidak harus mengorbankannya demi kelelahan hari kemarin, pun tidak juga untuk tugas-tugas di hari mendatang. Saat ini adalah hak Allah atas diri Anda dan haruslah ditunaikan dan anda tidak bisa melewatkan hak tersebut. Karena jika benar Anda melewatkannya, maka Allah akan mengambil kembali hak tersebut dari Anda. Bahkan kamu tidak sadar hak-hak tersebut telah lenyap dari rangkulan Anda.
Selanjutnya Anda akan mengisinya dengan salat subuh sebelum matahari terbit. ketika matahari melewati puncaknya, waktu untuk salat zuhur dimulai. Itulah hak Allah atas diri Anda, Anda tidak bisa merubah atau menggantikannya. Jika Anda bersungguh-sungguh melaksanakan salat dengan penuh kesadaran Anda mestilah membaca setiap kata (bacaan salat) dengan penuh perhatian. Ustadz (Said Nursi) mengatakan pada mereka yang tidak salat sama sekali, bahwa, seorang pemula hanya butuh waktu satu jam untuk salatnya, termasuk wudhu. Anda harus mengatur waktu untuk salat zuhur, karenanya Anda harus berkata, saya luangkan waktu ini untuk zuhur. Anda minimalnya harus menyisihkannya sebanyak waktu yang Anda sisihkan untuk makan.
Tibalah waktu Ashar, Anda harus menyisakan beberapa saat untuknya. Maghrib pun tiba, Anda pun harus menyisakan beberapa saat untuknya. Anda akan mengalokasikan (waktu) bagi hak Allah, dan mempergunakan selebihnya untuk kegiatan dunia sehari-hari Anda. Ketika Anda menjadwalkan waktu Anda seperti ini layaknya sebuah kalender, yang dinamakan kerangka “waktu mati” untuk kegiatan sehari-hari Anda dan pecahan-pecahannya juga akan punya nilainya dan berharga. Hal-hal yang remeh di antara dua kerangka waktu tersebut juga akan bernilai. Jika seorang beriman, yang mengatakan bahwa dia percaya Allah, mendayagunakan waktunya seperti ini kepercayaannya akan menjadi fitrah yang kedua bagi dia, kalau tidak, setiap orang harus tahu bahwa seorang Muslim melalui kehidupan budaya religius tidak bisa sembarangan menghabiskan waktu mereka dan berharap mencapai ini.
Mereka bisa jadi tidak pernah mendengar Allah, mengetahui keberadaan-Nya merasakan kehadiran-Nya atau hidup dengan cinta kasih-Nya dan takut kepada-Nya. Anda tidak melihat atau merasakan kepercayaan Islam yang sebenarnya dan nilai-nilai dalam karakter dan aktivitas sehari-hari mereka. Mereka tidak bedanya dengan patung-patung selain fakta bahwa mereka hidup. Makan, minum, duduk dan berdiri, semua hal yang menjadi kebiasaan sehari-hari kita dan menjadi bagian dari fitrah kita. Jadi bagaimana jika Anda tidak sarapan? Tapi sebagai manusia kita melakukan sarapan. Faktanya, apa yang terjadi jika Anda tidak minum teh dan bahkan meminum air? Kita minum teh karena itu menjadi bagian dari sifat alamiah kita. Jika salat dan berdoa telah menjadi bagian dari sifat alamiah kita. Dan suatu hari datang ketika Anda tidak membaca Jausyan, Maka hari itu menjadi tidak nyaman karena kekurangan ini. Jika Anda merasa nyaman-nyaman saja, maka itu (berdoa) belumlah menjadi bagian sifat alamiah Anda. Syaitan akan mengganggu dia dengan menghilangkan perasaan menyesal karena tidak melakukan kegiatan-kegiatan spiritual. Menghubungkan diri dengan Allah dan beribadah haruslah menjadi bagian dari sifat alamiah manusia. Dan menjangkau ketinggian yang tidak bisa dijangkau (diganggu) oleh hal apapun. Yang seandainya iman itu adalah kunci misteri bagi kebahagiaan abadi seseorang. Maka harganya haruslah ini (pengorbanan dan bersungguh-sungguh dalam beribadah).