Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang mengajar kebaikan kepada sesamanya”.
Apa yang dimaksud kebaikan disini?
Mengajarkan dan Mempelajari Al-Quran dan intisari merupakan kebaikan. demikian juga mempelajari Fikih dan Hadis, Al Quran bersumber dari mana? Tanpa ragu sedikitpun, kita menjawab berasal dari sifat Allah, Al Kalam, karena sifat Allah Al Kalam untuk mengatur kehidupan manusia, maka Allah “Berbicara” kepada manusia melalui perantara para nabi.
Al Quran adalah firman Allah, sebagaimana manusia juga mengucapkan sesuatu. Jika ada seseorang yang setelah membaca Al Quran bersumpah bahwa ia baru berbicara dengan Allah, para fukaha berpendapat: “Sesungguhnya dia tidak berbohong atas sumpahnya.”
Benar, dia berbicara dengan Allah, karena dia membaca firman-firman Allah. Al Quran adalah firman Allah yang berasal dari sifat Allah Al Kalam.
Jika ia bersandar pada Ilmu-Nya Allah, lalu bagaimana dengan kitab alam semesta dengan nama lain (sunnatulah, atau ayatul kauniyah). Prinsip-prinsip yang menjadi sandaran ilmu Fisika, Kimia, Matematika, Biologi, Geometri dan Alam semesta yang seperti laboratorium. Milik siapakah ini semua? Apakah ada orang lain yang menuliskannya? Alam semesta, juga kitab Allah yang berasal dari sifat Allah lainnya seperti Al Ilmu, Al Kudrat dan Al Iradah. Tidak ada perbedaan di antara dua kitab ini, kita berkewajiban untuk membaca dan mematuhi apa saja yang ditulis dalam dua kitab ini.
Ulama besar abad ini, Bediuzzaman Said Nursi berkata tentang dua kitab ini, terdapat dua jenis kitab Allah.
Pertama, kitab yang membentuk asas-asas ilmu Fisika, Kimia, Matematika, Geometri dan kedokteran yang merupakan kumpulan ayat kauniyah, mengatur alam semesta yang mirip dengan laboratorium ini. Penjelasan ini apakah bisa dipahami? Terkadang dalam artikel ini kami menggunakan istilah lama yang tidak dipahami, tapi saya berusaha mengulang penjelasannya.
Kitab kedua adalah Al Quranul Karim yang berasal dari sifat Allah, Al Kalam, sebelumnya terdapat Taurat, Zabur, Injil, dan Suhuf-suhuf. Jadi ada dua jenis kitab Allah Dan kita wajib untuk mengikuti setiap perintah yang ditulis di keduanya.
Barangsiapa yang mengikuti kitab Al Quran, dia akan mendapat ganjarannya di dunia dan akhirat. Namun, sebagian besar ganjaran mentaati Al Quran, diberikan nanti di akhirat, jika mentaati, sebagian kecil ganjaran diberikan di dunia. Jika melanggar, sebagian kecil hukuman diberikan di dunia, sebagian besar hukuman diberikan di akhirat.
Pesan apa yang dapat kita ambil? Dari segi ini, ada sedikit perbedaan antara Kitab Al Quran dan Alam Semesta. Hukuman bagi yang melanggar kitab alam semesta, sebagian besarnya diberikan di dunia, hanya sedikit saja hukumannya ditangguhkan di akhirat. Jika mentaatinya, sebagian besar ganjarannya diberikan di dunia, ganjaran yang diberikan nanti di akhirat porsinya lebih sedikit.
Yang mentaati kitab alam semesta, yang Anda sebut sebagai kafir, Allah memberi mereka ganjaran di dunia, jika mereka meneliti hukum alam sedetail-detailnya, mencari dengan sungguh-sungguh. Jika mereka membangun jembatan antara manusia dengan ciptaan lainnya. Jika tanpa sadar, mereka menghayati ayat Al Quran dalam setiap ciptaanNya. Allah akan mengganjar mereka, karena Allah Maha Adil, bagaimana kaum muslim? Karena tidak mematuhi kitab alam, hukuman pun menanti mereka.
Kita kembali lagi ke pembahasan awal.
Rasul bersabda:
“Manusia terbaik adalah yang mengajarkan kebaikan”.
Bagi kita umat muslim, mengajarkan Al Quran dan mengajar Kitab Alam Semesta adalah sama pentingnya oleh karena dua kitab tersebut berasal dari Allah, maka menghormati dua kitab tersebut berarti menghormati Allah, dan acuh kepada dua kitab ini merupakan sikap yang tidak sopan kepada Allah. Dari sisi tersebut, sebenarnya pemahaman takwa kita amat luas. Orang yang bertakwa adalah selain mengerjakan yang wajib serta menjauhi yang haram, juga mengikuti prinsip-prinsip kitab alam semesta.
Anda bisa saja mengerjakan yang wajib, menjauhi yang haram, dengannya anda bisa saja masuk surga, tetapi anda tidak bisa bertakwa dengan sempurna, kalau anda tidak mematuhi kitab alam semesta.
Membaca alam semesta di masa ini memiliki posisi yang amat penting, kini umat muslim mulai merasakan akibatnya. Umat muslim di masa lalu mengabaikan pentingnya penelitian dalam setiap benda dan peristiwa, sedangkan umat lain melakukan Renaissance dengan menggunakan prinsip kalian. Lalu mereka melakukan pembaharuan industri, sedangkan kalian masih terbuai dan mabuk dengan kesuksesan masa lalu, mereka membuat pembaharuan teknologi dan pembaharuan ilmu pengetahuan.
Dan kalian hanya menjadi penonton.
Semua ini dilakukan dengan mengamati denyut nadi dan detak jantung alam semesta, dan sekarang mereka sedang memetik buahnya.
Pada saat seperti ini dimana posisi kalian ?
Jelas, kalian terpeleset ke lubang terdalam, sekarang mereka melihat kalian dari posisi atas dan Anda kini mengetuk pintu mereka untuk mendapatkan makan dan uang, kalian hanya menjadi buruh. Kalian bekerja hanya untuk mengisi perut, kalian adalah seorang muslim.
Menurut kalian, bagaimana mereka melihat kalian?
Mereka akan memandang kalian sebagaimana majikan memandang seorang hamba. Mereka memandang kalian seperti memandang petugas kebersihan, mereka memandang kalian sebagai orang-orang yang hidup di bawah jembatan. Mereka memandang kalian sebagai orang-orang yang terhimpit kemiskinan, tidak satupun mau menerima nasehat dari orang-orang berlevel di bawahnya.
Apa kalian rela menerimanya?
Misalnya pembantumu berkata: “Tuanku, bosku, presidenku, bagaimana kalau pakai taksi saja?” “Ada hal yang Anda tidak ketahui. Maka dengarkan saran saya!”
Bagaimana Anda menanggapinya?? Artinya, kalau kalian kalah di bidang tersebut, walau kalian memiliki nilai luhur seperti Islam. Mereka tetap memandang kalian dari atas, itu bermakna kalian membuat nilai luhur tersebut menjadi hina, apakah kalian bisa memahaminya?
Seandainya kalian menjaga wibawa kalian sebagai bangsa besar di antara bangsa lainnya. Sehingga ketika kalian bisa merepresentasikan Al Quran dan menyampaikan pesan Rasulullah dengan sempurna.
Anda akan lebih berhasil menyampaikan pesan kalian.
Artinya, membaca buku alam semesta dengan benar mempengaruhi tersampaikannya pesan Al Quran. Jika sebaliknya, maka akan merugikan Al Quran. Karenanya, arti takwa juga melingkupi kewajiban membaca kitab alam semesta, ia penting demi memahami Al Quran dengan sempurna. Jika kita tak mengaplikasikannya secara sempurna, tak mungkin kita terbebas dari kemiskinan & kesengsaraan.
Arsitek masa depan adalah para guru,
Arsitek yang membangun peradaban madani adalah para guru.
Ya, mereka yang akan membangkitkan generasi emas. Jangan terlalu membesarkan orang lain dan jangan merendahkan diri sendiri. Jika kita bekerja sistematis dan bersabar, sebagaimana dikatakan penyair M.Akif: “Dengan satu langkah, atas inayah Allah, semua itu dapat diraih”.
Jepang, pada perang dunia kedua, mungkin kita tidak menyaksikannya secara langsung. Saat itu pun umur penulis berumur 7 atau 8 tahun, tepatnya tahun 1945, pada saat itu Jepang diratakan dengan tanah.
Pada PD 1, tepat 25 tahun setelah setengah dari negara Turki (negara asal Penulis) diratakan dengan tanah, mereka tidak hancur sebagaimana Jepang dihancurkan. Saat itu Turki punya prajurit dan komandan yang menulis sejarah besar bangsa. Di Perjuangan Nasional, Bangsa itu berperang di seluruh penjuru negeri melawan negara-negara musuh. Belum habis, Turki lahir sebagai negara ber dikari.
Tapi Jepang diduduki USA. Pada serangan pertama sekitar 80.000 orang mati di Hirosima & Nagasaki. Dan sangat banyak orang cacat seumur hidup akibat efek radioaktif, dalam waktu lama, Jepang tidak berhasil membangun industri perangnya di bidang lainnya juga sangat terbatas. Jerman pun merasakan hal yang sama, Mungkin setelah tahun 1950an mereka diberi izin untuk membangun industrinya.
Namun setelahnya, dalam 25 tahun mereka mampu melewati Eropa, USA pun bekerja dengan mereka dalam beberapa proyek.
Kini mereka menjadi negara kaya raya di dunia. Bahkan setelah 1950an, Korea Utara dan Selatan, prestasinya melebihi Turki, mereka juga bersaing dengan Eropa dengan politik dumping, barang-barangnya membanjiri Afrika. Dengannya mereka jadi kaya raya. Jangan berpikir pesprestasi tersebut mustahil diraih. Hal itu dapat diraih dalam 5-10 tahun dengan inayah Allah, asal bekerja sistematis dan sabar. Jika kita bekerja kerja dan semoga Allah tidak memberi kesempatan kepada orang yang mau menghambat usaha kita. maka negara kita akan meraihnya dalam 5-10 tahun
Ciao Thankfulness to my father who informed me about this blog, this weblog is genuinely awesome. thank you