Karya Pembaca
KERJA KERAS DAN KERJA CERDAS

KERJA KERAS DAN KERJA CERDAS

Pada dasarnya, manusia harus berjuang dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. manusia tidak akan mampu mencapai apa yang dia inginkan atau bahkan tidak akan mampu bertahan hidup tanpa adanya usaha dan kerja keras.

Bekerja keras merupakan perkara mendasar yang telah disyariatkan di dalam islam. Bekerja keras hukumnya wajib bagi setiap muslim. Bekerja keras sendiri artinya mengusahakan suatu pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan optimal diiringi dengan sikap Tawakal kepada Allah Ta’ala karena pada hakikatnya kerja keras merupakan fitrah yang sudah ditanamkan kepada setiap makhluk hidup.

Sebagaimana yang disabdakan oleh Baginda Nabi Shallallahu alaihi wasallam:

“Seandainya kalian bersungguh-sungguh bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang “.

Sedangkan kerja cerdas sendiri bisa diartikan, bagaimana kita bisa bekerja sebaik mungkin, seefektif dan seefisien mungkin dengan hasil yang sama besarnya namun dengan usaha yang lebih ringan atau sedikit. Pertanyaannya adalah manakah yang lebih baik antara kerja keras dan kerja cerdas? jawabannya adalah tidak ada yang lebih baik. Keduanya harus berjalan beriringan apabila menginginkan hasil yang maksimal.

Dewasa ini, banyak terjadi perdebatan tentang kerja keras dan kerja cerdas. Padahal, keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Orang yang bekerja keras saja, hanya akan mendapatkan hasil yang sangat sedikit atau bahkan bisa jadi tidak mendapatkan apa-apa, padahal tidak sesuai dengan tenaga dan keringat yang dikeluarkan. Begitu juga, orang yang hanya mengandalkan kecerdasannya saja, tanpa adanya kerja keras maka seiring berjalannya waktu kecerdasannya akan tumpul bahkan akan hilang karena tidak dimaksimalkan sebaik mungkin.

Kecerdasan akan terbentuk seiring berjalannya waktu melalui pengalaman dan pembelajaran yang dijalani. Banyak orang yang berhasil mendapatkan kesuksesan karena kerja keras sekaligus menggunakan perangkat kecerdasannya. Dia belajar dari pengalaman yang telah dia lalui, Trial and error dipelajari, berbagai rintangan dihadapi, kesusahan dan kepayahan pun dilalui, sampai akhirnya mendapatkan kejayaan dan kesuksesan yang diharapkan.

Islam melarang umatnya sebagai umat peminta-minta, lemah, menampakkan kemiskinan dan kehinaan. Justru umat islam harus menjadi garda terdepan dalam memberikan contoh dalam hal bekerja keras. Karena sepotong roti yang dihasilkan dari kerja kerasnya, itu lebih baik daripada meminta-minta walaupun seandainya hasil dari meminta-minta itu lebih banyak.

Setiap pekerjaan atau segala aktivitas yang dilakukan oleh seorang muslim adalah ibadah. Apabila diniatkan semata-mata karena Allah ta’ala. Dalam kaidah dijelaskan bahwa “Segala amalan mubah yang dilandaskan atau diniatkan karena mengharapkan ridha Allah ta’ala, maka perkara mubah tersebut akan dinilai sebagai ketaatan dan akan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah ta’ala”.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dikenal sebagai Rasul yang sangat amanah, mempunyai etos kerja yang sangat luar biasa. Selalu bekerja dengan cara yang terbaik, pertimbangan yang matang, professional, manajemen dan perencanaan yang jelas. Siang dan malam beliau melayani umat tanpa lelah dan tanpa adanya keluh kesah. Senantiasa menghambakan diri kepada Allah. Sampai dikatakan bahwa kaki beliau bengkak ketika melaksanakan shalat di malam hari. Hal itu tidak lain karena kerja keras dan kerja cerdas yang beliau terapkan dalam mengemban misi dakwah dari Allah Ta’ala. Sehingga sampai saat ini kita bisa merasakan betapa manisnya iman dan Islam berkat usaha keras dari beliau yang tentunya berkat pertolongan dari Allah ta’ala.

Seorang guru harus mempersiapkan dirinya sebelum mengajar. Mulai dari membuat rencana pembelajaran, mempersiapkan media ajar, mempelajari materi yang diajarkan, Menentukan Pendekatan, model, metode, strategi dalam mengajar dll. Semua itu membutuhkan kombinasi dari kerja keras dan kerja cerdas dari seorang guru,  agar sang guru mampu melahirkan generasi emas penerus bangsa.

Seorang kakak pembina, harus kerja keras siang dan malam dalam membimbing siswanya. Sekaligus dia harus menggunakan kecerdasannya untuk mengembangkan potensi siswa yang berada dalam bimbingannya, membuat strategi jitu agar rumah yang diamanahkan kepadanya menjadi rumah yang memancarkan sinar cahaya keimanan yang mampu menerangi orang-orang disekelilingnya dan menggunakan kecerdasannya untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada.

Seorang siswa yang ingin menguasai suatu bidang, ingin menjadi yang terbaik pada bidang tersebut atau ingin menjadi juara dalam lomba Olimpiade. Maka dia harus belajar lebih keras dari biasanya. Mulai dari mengurangi jam bermain, bersantai dan bahkan dia harus begadang sampai otaknya merasa panas baru dia boleh mengambil istirahat. Hal itu tidak lain membutuhkan kerja keras dan kerja cerdas untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran surat al Qashash ayat 77:

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak Menyukai orang yang berbuat kerusakan”.

Ayat tersebut telah menegaskan bahwa, umat manusia diperintahkan untuk berusaha sekuat tenaga dan menggunakan akal pikiran mereka untuk memperoleh harta yang halal di dunia. Jangan merasa cukup hanya karena memperoleh kepuasan hawa nafsu belaka. Akan tetapi, carilah bekal berupa pahala untuk negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepadamu di dunia, berupa kekayaan dan karunia lainnya, dengan menginfakkan, dan menggunakannya di jalan Allah ta’ala.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *