Apakah teh ini milik saya? Apakah air ini sudah saya bayar atau belum? Dengan penghambaan seperti inilah yang menjadi dasar, wasilah, untuk naik ke tingkat ketaatan yang lebih tinggi. Karena para nabi tidak menghubungkan tugas dakwah dengan apa pun yang bersifat duniawi sebagai imbalan atas apa yang mereka lakukan, dan tidak mengharapkan balasan apa pun. Jika aku berharap suatu imbalan seukuran jubah atas khidmahku kepada Allah, Ya Allah, ambillah nyawaku ini, biarlah jasad ini melebur dengan tanah. -Sebagaimana para sahabat- suatu hari anda pun akan berkata: “Duhai Masa Lalu”. Kemanusiaan bangkit kembali dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Jagalah Hizmet ini.
Anda akan dekat dengan Allah ketika anda menafikan diri anda dihadapan Allah. Jangan Mengharapkan keuntungan apapun dalam berkhidmah. Kalau kita baca tentang wara’ dalam kitab Imam Al-Gazali yang berjudul Ihya Ulumuddin, kita bisa melihat perspektif Imam Al-Gazali tentang “wara’”. Saat anda mengulurkan tangan anda pada sesuatu, anda harus merasa ragu. Misalnya, “Apakah gelas ini milik saya? Apakah piring ini milik saya? Apakah teh ini milik saya? Apakah air ini sudah saya bayar atau belum? Atau buku yang telah anda hadiahkan kepada seseorang, lalu ketika suatu saat anda pergi ke kamarnya, -Bertanya kepada diri sendiri- “Apakah saya boleh mengambil buku itu?” Padahal buku itu anda yang menghadiahkan padanya, namun buku itu sudah menjadi miliknya. “Bisakah saya menyentuhnya?” Anda harus merasa ragu ketika akan mengambil buku tersebut. Itulah Wara’, dengan tingkat kesensitifan seperti inilah kita harus mendekatinya. Dengan penghambaan seperti inilah yang menjadi dasar, wasilah, untuk naik ke tingkat ketaatan yang lebih tinggi. Ketika haknya tidak diberikan secara penuh, maka anda tidak akan bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi. Dari sudut pandang ini -saya akan tarik kebelakang- bahwa hal-hal yang anda lakukan adalah hal-hal yang sudah dilakukan oleh para nabi yang agung.
Itulah mengapa jalan anda disebut “Jalan Para Nabi”. Karena para nabi tidak menghubungkan tugas dakwah dengan apa pun yang bersifat duniawi sebagai imbalan atas apa yang mereka lakukan, dan tidak mengharapkan balasan apa pun. Mereka yang telah melakukan hal-hal suci pun dengan mengharap balasan duniawi, mereka tidak akan pernah berhasil dan keberhasilan semu yang telah mereka lakukan tidak akan berlangsung lama. Oleh karena itu para nabi selalu menyuarakan: “Upahku tidak lain hanyalah dari Allah”. Ungkapan yang sama juga terdapat dalam surat Yasin, Habib Najjar berkata: Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Yasin-21).
Mereka berada di jalan hidayah, jalan para nabi dan pada saat yang sama mereka tidak meminta imbalan apa pun dari Anda. Seandainya mereka mulai tugas ini dengan memakai satu kemeja, bahkan saat untuk pergi ke kubur pun, membuat orang-orang berkata: “Karena dia tidak memiliki uang untuk membeli kain kafannya, apakah kita akan menguburnya dengan kemeja ini saja?” Sampai pada tingkat itulah mereka berkhidmah dengan semangat istigna dalam hidupnya.
Jika aku berharap suatu imbalan seukuran jubah atas khidmahku kepada Allah, Ya Allah, ambillah nyawaku ini. Biarlah jasad ini melebur dengan tanah. Berkhidmahlah atas pertimbangan ini. Tidak mempergunakan nilai-nilai suci demi meraih pangkat duniawi, bila memang benar berada di jalan Allah, maka ia takkan menautkan pengabdian yang dilakukan dengan sebuah imbalan. Jika dengan khidmah ini anda bertujuan untuk memiliki sebuah rumah, mobil dan beberapa mobil berlapis baja, atau anda berpikir lebih dari itu -seperti Namrud- untuk memiliki sebuah istana, villa di beberapa tempat, jika anda mengharapkan hal-hal seperti ini dari khidmah yang anda lakukan, maka anda sudah keluar dari jalan para nabi. Berarti anda tidak menyadari bahwa anda sudah mengikuti setan yang terlaknat langkah demi langkah. Meskipun anda sering datang ke masjid, namun anda tidak menyadari bahwa anda telah mengikuti setan yang terlaknat. Al-quran memberikan tolak ukur tentang hal ini yaitu
Orang-orang yang selangkah demi selangkah, mereka berjalan di jalan para nabi dan mereka tidak menginginkan imbalan apa pun dari Anda!”