fbpx
KhazanahNutrisi ImanSeri Ramadhan

Keutamaan Sepuluh Malam Pertama Zulhijah

Sepuluh Hari Pertama Zulhijah Bagaikan Ramadhan Kecil

10 malam pertama bulan Zulhijah yang dibahas dalam Al Quran di awal surat al Fajr:

وَلَيَالٍ عَشۡرٍۙ

“Demi malam yang sepuluh” (QS 89:2) adalah sebuah khazanah spektakuler bagi kehidupan ibadah dan doa kita. Hari-hari yang penuh keberkahan tersebut pada tahun ini akan jatuh bertepatan dengan tanggal 1 Juli 2022 dimana hari Idul Adha yaitu tanggal 10 Zulhijah 1443H akan jatuh pada tanggal 10 Juli 2022, insya Allah.

Baginda Nabi SAW yang menjelaskan keutamaan dari hari-hari tersebut telah memberikan kabar gembira kepada kita:

عن أبى هريهرة رضي الله عنه, عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: ما من ايام احب الى الله تعالى أن يتعبد له فيهن من أيام عشر ذى الحجة, وان صيام يوم يعدل صيام سنة, وقيام ليلة كقيام سنة

“Tidaklah ada hari yang paling disukai oleh Allah swt, dimana Dia disembah pada hari itu kecuali, sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Puasa satu hari di dalamnya sama halnya dengan puasa satu tahun. Ibadah, shalat malam sekali pada malamnya seperti shalat malam selama satu tahun pula.” (HR Tirmizi, Kitab Shaum, no. 52 dan Ibnu Majah, Kitab Siyam, no.39).

Artinya puasa yang dijalankan di hari-hari mulia tersebut satu harinya setara dengan berpuasa selama 365 hari masehi. Apa mungkin kita tidak tertarik dengan promosi indah dan manis tersebut? Demikian juga dengan keutamaan malam-malamnya dimana ia menjadi tambahan motivasi lainnya. Satu salat malam di salah satu malamnya setara dengan salat malam setahun penuh.

 

Puasa di Hari Arafah Setara dengan Seribu Hari Puasa

            Sekali lagi sebuah kalimat motivasi luar biasa dari Sang Nabi:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ

هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

Artinya, “Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah), karenanya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya” (HR Ahmad, Musnad Ahmad 1/257).

Bacaan tasbih adalah subhanallah, tahmid adalah alhamdulillah, tahlil adalah la ilaha illallah, sedangkan takbir adalah Allahu akbar.

Posisi hari Arafah di antara 10 hari ini benar-benar istimewa. Di tempat lain terdapat hadis luar biasa lainnya:

“Ketika hari Arafah datang, rahmat Allah SWT bertebaran. Tidak ada hari dimana manusia yang dibebaskan dari api neraka lebih banyak dari hari itu. Barangsiapa meminta sesuatu kepada Allah baik untuk kepentingan dunia ataupun kepentingan akhiratnya di hari arafah, Allah akan mengabulkannya”

“Berpuasa di hari arafah seperti berpuasa selama seribu hari (Targhib wat Tarhib, 2:460)

Berpuasa di siang hari serta mengisi malam-malam tersebut dengan ibadah akan menjadi sarana bagi diraihnya ampunan dan pahala yang besar.

 

Malam tersebut setara kemuliaannya dengan Lailatul Qadar, Nisfu Syaban, dan Malam Mikraj

Bediuzzaman Said Nursi ketika menyampaikan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Zulhijah dari berbagai hadis mengatakan kalimat ini:

Sepuluh malam ini, dengan Al Quran bersumpah atasnya “Wal fajr wa layaa lin ‘asyr (QS al Fajr 89:1-2), oleh karena perhatian besar yang diberikan kepadanya maka malam tersebut memiliki nilai yang sangat agung sebagaimana mulianya malam Lailatul Qadar, Nisfu Syaban, dan Malam Mikraj. Karena berkat rahasia haji, atas nama dunia Islam, ribuan jamaah haji yang datang dari segala penjuru memiliki hubungan dengan semua entitas semesta, di satu sisi membuat mereka yang sibuk dengan amal salih di malam-malamnya kemudian memiliki bagian atas kebaikan-kebaikan makbul dan doa-doa yang dipanjatkan untuk umat Nabi Muhammad SAW oleh para jamaah haji tersebut (Kastamonu Lahikasi, surat ke-7).”

Pada hari itu jutaan mukmin berangkat ke tanah suci. Sebagian dari mereka bertawaf mengelilingi Kabah, sebagiannya menumpahkan air matanya di depan Raudhah Mutahharah, sebagiannya ber-sa’i, sebagiannya salat di Maqam Ibrahim, sebagiannya lagi memohon ampunan di Multazam. Sedangkan di hari arafah, semua jamaah haji datang dan berkumpul di Padang Arafah. Mereka berlindung di dalam rahmat Rabb-nya dengan kalimat-kalimat talbiyah “labbaik, allahumma labbaik!”

Demikianlah, dengan membayangkan kondisi di musim haji seperti itu kita berharap dapat meraih keutamaan maknawi. Marilah kita beribadah dengan harapan doa kita bisa masuk ke dalam doa-doa yang dipanjatkan oleh para jamaah haji, insya Allah

 

Kita Harus Memanfaatkannya Seakan Ia adalah Ramadhan Kecil

Untuk memanfaatkan sepuluh hari yang mulia ini, pertama-tama kita tidak boleh mengabaikan penunaian salat lima waktu kita. Karena tidak ada satupun ibadah sunah yang dapat menggantikan posisi ibadah wajib. Kita harus meningkatkan semangat untuk bisa bergabung dalam salat jamaah dan memberi perhatian lebih pada ibadah-ibadah kita serta menunaikannya dengan penuh khusyuk.

Sebisa mungkin siang hari saat berpuasa, waktu yang ada kita isi dengan membaca al Quran, istigfar, salawat, zikir, dan doa. Sebagaimana di bulan Ramadhan, marilah kita undang rekan, tetangga, dan handai tolan untuk berbuka puasa di rumah kita. Hal itu selain mengingatkan mereka tentang kesunahan puasa zulhijah juga sebagai dorongan motivasi agar mereka turut serta memuliakannya.

Jika kita tak mampu rutin mengerjakannya maka di hari-hari mulia ini marilah kita menggeliat demi meraih ampunan Ilahi dengan mengerjakan salat sunah dhuha, awwabin, tahajud, dan hajat. Bahkan dengan menjadikan ampunan dan rida ilahi sebagai tujuan utama, kita harus memanfaatkannya sebagaimana kita memanfaatkan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Bagi yang tidak mampu menjalankannya sepuluh hari penuh setidaknya menguatkan tekad untuk bisa berpuasa di hari arafah dan sehari sebelumnya (hari tarwiyah) serta mengisinya dengan ibadah-ibadah lainnya.

Dalam sepuluh malam tersebut, khususnya di malam tarwiyah, arafah, dan hari raya, terdapat tempat istimewa bagi mereka yang menghidupkannya: Membaca seribu surat al ikhlas di hari arafah dan jangan lupakan keutamaan takbir tasyrik dari salat subuh hari arafah hingga hari keempat hari raya (tanggal 9-13 Zulhijah).

Diterjemahkan dari artikel Cemil Tokpinar pada laman:

https://www.yeniailem.com/zilhiccenin-ilk-on-gunu-sanki-kucuk-ramazan/#.XSMi8ugzbDc

3 Comments

  1. Terimakasih… Luar biasa…

    1. sama-sama, semoga berkah

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan artikel baru setiap saat!    Yees! Tidak Sekarang