MENDIDIK ANAK TENTANG CINTA, KASIH SAYANG DAN RASA HORMAT DALAM BUDAYA YANG BERBEDA
Semua anak pada umumnya, khususnya anak muslim yang hidup dalam masyarakat barat; Seiring dengan mempelajari keyakinan mereka sendiri dengan sangat baik, mereka juga harus mencintai dan mengasihi semua orang tanpa memandang keyakinan mereka, dan mereka harus dididik dan dibesarkan dengan menghormati agama dan budaya yang berbeda. Jika anak yang dibesarkan tanpa dididik untuk mencintai dan mengasihi serta menghormati orang lain, maka ia tidak akan bisa bermanfaat baik bagi dirinya atau bagi masyarakat tempat ia tinggal.
Mengenalkan anak pada keragaman penting dilakukan sejak dini. Orang tua harus mengajak anak untuk bersosialisasi, bisa di sekolah maupun di lingkungan rumah. Orang tua perlu memberi pemahaman kepada anak agar tidak terpengaruh pada perilaku yang melanggar norma.
Anak harus diajak untuk berpikir kritis dan terbuka. Yakinkan kepada anak dengan keberagaman yang dimiliki akan membawa kedamaian. Berikan pemahaman bahwa dengan perbedaan kita bisa saling melengkapi. Bangun percaya diri anak dengan menonjolkan kelebihan mereka. Ikutkan anak pada kegiatan yang mendukung minat dan bakat. Dari sini anak mengenal banyak keragaman dan dapat menambah semangat dalam mengembangkan bakatnya.
Orang tua harus memberi contoh langsung perbuatan yang menunjukkan toleransi. Misal mengajak anak berkunjung ke panti-panti sosial, tentu akan dapat menumbuhkan jiwa anak untuk menghormati kehidupan yang penuh dengan keberagaman.
Mengajari anak mengenai toleransi beragama antar sesama dan menghargai perbedaan bisa dimulai dengan cara-cara sederhana dari rumah. Tunjukkan kepada anak bahwa cinta kita sebagai orang tua tidak bersyarat. Tunjukkan pula rasa cinta dan hormat, bahkan kepada orang-orang yang berbeda dari kita. Tunjukkan rasa cinta juga pada diri kita sendiri dan biarkan anak-anak melihat bahwa kita tidak menghakimi siapapun.
Kita hidup dalam dunia yang tidak sempurna. Tidak ada manusia yang sempurna. Siapa saja dari suku apa saja, dan dari agama apa pun bisa melakukan kesalahan. Tahan diri kita untuk tidak berkomentar menyangkut perbedaan dengan hal salah yang mereka lakukan. Dengan demikian anak pun belajar dari kita untuk selalu memaafkan dan menghargai perbedaan.
Tanpa kita sadari, media yang ditonton, dibaca, dan didengar anak juga turut serta memberi masukan mengenai kesetaraan, dan rasa hormat kepada sesama. Kita perlu jeli membaca pesan tersirat dari alur cerita, penokohan, dialog, atau sudut pandang penceritaan dari media yang dinikmati anak. Meski demikian, dunia tidak mungkin steril dari semua hal yang berseberangan dengan nilai keluarga kita. Sekali lagi, kebiasaan berdiskusi menjadi kuncinya.
Bila orang tua mendorong sikap toleran pada anak-anaknya, membicarakan nilai-nilai dalam keluarga dan mencontohkan perilaku serta ucapan yang menunjukkan bahwa kita menghargai semua orang, anak-anak akan mengikuti jejak kita.
Karya Pembaca: Jejen