Suatu ketika datanglah seorang pemuda yang menemui Rasulullah SAW, para sahabat memang tidak pernah menyebutkan nama pemuda itu. Namun, setelah saya meneliti semua riwayat yang ada saya menemukan fakta bahwa pemuda itu bernama Julaibib r.a.
Berikut ini kutipan lengkap dari hadis yang saya maksud, diriwayatkan dari Abu umamah dia berkata:
“Seorang pemuda mendatangi Rasulullah SAW lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah izinkanlah aku untuk berzina!’
Beberapa orang sahabat langsung mengumpat pemuda itu dengan berseru, ‘Yaaa… Yaaah…’
‘Biarkan pemuda itu mendekat.’ pemuda itu pun mendekat dan duduk di hadapan Rasulullah SAW.
Rasulullah lalu bertanya, ‘Apakah kau senang jika yang berzina itu ibumu?’
‘Tentu tidak!’ saut pemuda itu. ‘Demi Allah aku rela jika Allah menjadikan aku sebagai penebus mu’
Rasulullah SAW berkata, ‘Demikian pula semua orang tidak ada yang suka jika yang berzina adalah ibu-ibu mereka.’
Rasulullah SAW bertanya lagi, ‘Apakah kau senang jika yang berzina itu putrimu?
‘Tentu tidak wahai Rasulullah.’ Saut pemuda itu. ‘Demi Allah aku rela jika Allah menjadikan aku sebagai penebusmu.”
Rasulullah SAW berkata, ‘Demikian pula semua orang tidak ada yang suka jika yang berzina adalah putri-putri mereka.’
Lalu Rasulullah SAW bertanya lagi, ‘Apakah kau senang jika yang berzina itu saudarimu?’
‘Tentu tidak wahai Rasulullah.’ Saut pemuda itu. ‘Demi Allah aku rela Jika Allah menjadikan aku sebagai penebusmu.’
Rasulullah berkata, ‘Demikian pula semua orang tidak ada yang suka jika yang berzina adalah saudari-saudari mereka.
Lalu Rasulullah SAW bertanya lagi, ‘Apakah kau senang jika yang berzina itu bibimu dari jalur Ayah?’
‘Tentu tidak!’ Saut pemuda itu. ‘Demi Allah aku rela jika Allah menjadikan aku sebagai penebusmu.
Rasulullah berkata lagi, ‘Demikian pula semua orang tidak ada yang suka jika yang berzina adalah bibi-bibi mereka dari jalur ayah.
Lalu Rasulullah bertanya lagi, ‘Apakah kau senang jika yang berzina itu bibimu dari jalur ibu?’
‘Tentu tidak!’ Saut pemuda itu. ‘Demi Allah aku rela jika Allah menjadikan aku sebagai penebusmu.’
Rasulullah SAW berkata, ‘Demikian pula semua orang tidak ada yang suka jika yang berzina adalah bibi bibi mereka dari jalur Ibu.’
Rasulullah SAW lalu meletakkan tangan Beliau di tubuh si Pemuda seraya berkata, ‘Wahai Allah ampunilah dosanya. Sucikanlah hatinya. Dan jagalah kemaluannya.’”
Setelah itu si Pemuda sama sekali tidak pernah melirik apa-apa lagi.
Dengan dialog logis seperti ini, Rasulullah SAW, berhasil membuat si pemuda merasa nyaman terhadap Rasulullah, yang kemudian membimbingnya ke arah kebenaran. Rasulullah bahkan mendoakan pemuda itu dengan berkata
‘Wahai Allah ampunilah dosanya. Sucikanlah hatinya. Dan jagalah kemaluannya.’
Sejak saat itu Julaibib r.a. menjadi teladan bagi umat Islam dalam menjaga kesucian dirinya. Namun rupanya, tidak ada seorangpun yang bersedia menikahkan putrinya dengan Julaibib, karena semua orang telah mengetahui betapa bejatnya pemuda itu sebelum masuk Islam. Rasulullah lalu menikahkan Julaibib dengan seorang wanita. Tapi tidak lama setelah pernikahan dilangsungkan, Julaibib gugur sebagai syahid dalam perang pertama yang diikutinya.
Setelah perang usai, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, ‘Apakah kalian kehilangan seseorang?’
‘Iya’ jawab para sahabat, ‘Kami kehilangan si Fulan dan si Fulan.”
Tapi Rasulullah mengulangi lagi pertanyaannya. ‘Apakah kalian kehilangan seseorang?’ ‘Iya’ jawab para sahabat, ‘Kami kehilangan si Fulan dan si Fulan.”
Namun kembali Rasulullah mengulangi lagi pertanyaannya, ‘Apakah kalian masih kehilangan seseorang?’ ‘Tidak…’ jawab sahabat.
‘Tapi aku masih kehilangan Julaibib.’ kata Rasulullah.
Para sahabat pun mencari Julaibib di antara para prajurit yang tewas. Tak lama kemudian mereka menemukan jasad Julaibib tergeletak di tengah tujuh mayat prajurit musyrik. Rupanya Julaibib berhasil menghabisi ke-7 prajurit kafir itu sebelum dirinya gugur sebagai.
Rasulullah lalu mendatangi jasad Julaibib, dan kemudian beliau bersabda, ‘Dia telah membunuh 7 orang ini, lalu musuh membunuhnya. Dia dariku…. dan aku darinya….. dia dariku….. dan aku darinya…..!’
Begitulah dengan kecerdasannya Rasulullah SAW telah berhasil menyelamatkan seorang pemuda dari tepi jurang perzinaan dan dosa.
Bahkan kemudian dalam waktu yang singkat beliau berhasil mengangkat Pemuda tersebut ke ketinggian martabat. Tentu saja hal ini membuat kita takjub. Bayangkan, seandainya semua ahli pendidikan dan psikologi terhebat di dunia berkumpul di Semenanjung Arab, apakah mereka mampu membentuk pribadi-pribadi berakhlak mulia seperti yang telah dilakukan Rasulullah dalam waktu singkat?
Tentu tidak. Mereka pasti takkan mampu melakukan itu. Bahkan para ilmuwan itu bukan hanya akan gagal mewujudkan pendidikan terbaik dan pekerti yang luhur, namun, juga tidak akan berhasil menerapkan satu atau dua prinsip pendidikan seperti yang Rasulullah terapkan. Pengalaman sejarah telah membuktikan pernyataan ini.
Rasulullah hidup di sebuah era ketika moral umat manusia begitu busuk hingga merasuk ke dalam diri mereka dan menjadi tabiat mereka. Akan tetapi, Rasulullah ternyata bukan hanya berhasil mengalahkan moral bejat bangsa Arab kala itu, melainkan juga mengubahnya menjadi pekerti yang sangat baik. Sampai kapanpun, umat manusia tidak akan pernah menyaksikan lagi keluhuran akhlak seperti yang dimiliki umat Islam di masa Rasulullah SAW. Sejarah Islam yang panjang jadi saksi yang membenarkan pernyataan ini dan memberi kita begitu banyak contoh.
Inspirasi Cahaya Abadi Muhammad SAW kebanggaan umat manusia. Hojaefendi