mengembangkan diri cahaya-abadi-muhammad-1-768x1178

Menjaga Kesucian – Cahaya Abadi Muhammad SAW

Suatu ketika datanglah seorang pemuda yang menemui Rasulullah SAW, para sahabat memang tidak pernah menyebutkan nama pemuda itu. Namun, setelah saya meneliti semua riwayat yang ada saya menemukan fakta bahwa pemuda itu bernama Julaibib r.a.

Berikut ini kutipan lengkap dari hadis yang saya maksud, diriwayatkan dari Abu umamah dia berkata:

“Seorang pemuda mendatangi Rasulullah SAW lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah izinkanlah aku untuk berzina!’

Beberapa orang sahabat langsung mengumpat pemuda itu dengan berseru, ‘Yaaa… Yaaah…’

‘Biarkan pemuda itu mendekat.’ pemuda itu pun mendekat dan duduk di hadapan Rasulullah SAW. 

Rasulullah lalu bertanya, ‘Apakah kau senang jika yang berzina itu ibumu?’

‘Tentu tidak!’ saut pemuda itu. ‘Demi Allah aku rela jika Allah menjadikan aku sebagai penebus mu’

 Rasulullah SAW berkata, ‘Demikian pula semua orang tidak ada yang suka jika yang berzina adalah ibu-ibu mereka.’

Rasulullah SAW bertanya lagi, ‘Apakah kau senang jika yang berzina itu putrimu? 

‘Tentu tidak wahai Rasulullah.’ Saut pemuda itu. ‘Demi Allah aku rela jika Allah menjadikan aku sebagai penebusmu.” 

Rasulullah SAW berkata, ‘Demikian pula semua orang tidak ada yang suka jika yang berzina adalah putri-putri mereka.’ 

Lalu Rasulullah SAW bertanya lagi, ‘Apakah kau senang jika yang berzina itu saudarimu?’ 

‘Tentu tidak wahai Rasulullah.’ Saut pemuda itu. ‘Demi Allah aku rela Jika Allah menjadikan aku sebagai penebusmu.’ 

Rasulullah berkata, ‘Demikian pula semua orang tidak ada yang suka jika yang berzina adalah saudari-saudari mereka. 

Lalu Rasulullah SAW bertanya lagi, ‘Apakah kau senang jika yang berzina itu bibimu dari jalur Ayah?’ 

‘Tentu tidak!’ Saut pemuda itu. ‘Demi Allah aku rela jika Allah menjadikan aku sebagai penebusmu. 

Rasulullah berkata lagi, ‘Demikian pula semua orang tidak ada yang suka jika yang berzina adalah bibi-bibi mereka dari jalur ayah. 

Lalu Rasulullah bertanya lagi, ‘Apakah kau senang jika yang berzina itu bibimu dari jalur ibu?’ 

‘Tentu tidak!’ Saut pemuda itu. ‘Demi Allah aku rela jika Allah menjadikan aku sebagai penebusmu.’

Rasulullah SAW berkata, ‘Demikian pula semua orang tidak ada yang suka jika yang berzina adalah bibi bibi mereka dari jalur Ibu.’ 

Rasulullah SAW lalu meletakkan tangan Beliau di tubuh si Pemuda seraya berkata, ‘Wahai Allah ampunilah dosanya. Sucikanlah hatinya. Dan jagalah kemaluannya.’”

Setelah itu si Pemuda sama sekali tidak pernah melirik apa-apa lagi.

Dengan dialog logis seperti ini, Rasulullah SAW, berhasil membuat si pemuda merasa nyaman terhadap Rasulullah, yang kemudian membimbingnya ke arah kebenaran. Rasulullah bahkan mendoakan pemuda itu dengan berkata 

‘Wahai Allah ampunilah dosanya. Sucikanlah hatinya. Dan jagalah kemaluannya.’ 

Sejak saat itu Julaibib r.a. menjadi teladan bagi umat Islam dalam menjaga kesucian dirinya. Namun rupanya, tidak ada seorangpun yang bersedia menikahkan putrinya dengan Julaibib, karena semua orang telah mengetahui betapa bejatnya pemuda itu sebelum masuk Islam. Rasulullah lalu menikahkan Julaibib dengan seorang wanita. Tapi tidak lama setelah pernikahan dilangsungkan, Julaibib gugur sebagai syahid dalam perang pertama yang diikutinya.

Setelah perang usai, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, ‘Apakah kalian kehilangan seseorang?’ 

‘Iya’ jawab para sahabat, ‘Kami kehilangan si Fulan dan si Fulan.” 

Tapi Rasulullah mengulangi lagi pertanyaannya. ‘Apakah kalian kehilangan seseorang?’ ‘Iya’ jawab para sahabat, ‘Kami kehilangan si Fulan dan si Fulan.” 

Namun kembali Rasulullah mengulangi lagi pertanyaannya, ‘Apakah kalian masih kehilangan seseorang?’ ‘Tidak…’ jawab sahabat. 

‘Tapi aku masih kehilangan Julaibib.’ kata Rasulullah.

Para sahabat pun mencari Julaibib di antara para prajurit yang tewas. Tak lama kemudian mereka menemukan jasad Julaibib tergeletak di tengah tujuh mayat prajurit musyrik. Rupanya Julaibib berhasil menghabisi ke-7 prajurit kafir itu sebelum dirinya gugur sebagai. 

Rasulullah lalu mendatangi jasad Julaibib, dan kemudian beliau bersabda, ‘Dia telah membunuh 7 orang ini, lalu musuh membunuhnya. Dia dariku…. dan aku darinya….. dia dariku….. dan aku darinya…..!’ 

Begitulah dengan kecerdasannya Rasulullah SAW telah berhasil menyelamatkan seorang pemuda dari tepi jurang perzinaan dan dosa. 

Bahkan kemudian dalam waktu yang singkat beliau berhasil mengangkat Pemuda tersebut ke ketinggian martabat. Tentu saja hal ini membuat kita takjub. Bayangkan, seandainya semua ahli pendidikan dan psikologi terhebat di dunia berkumpul di Semenanjung Arab, apakah mereka mampu membentuk pribadi-pribadi berakhlak mulia seperti yang telah dilakukan Rasulullah dalam waktu singkat? 

Tentu tidak. Mereka pasti takkan mampu melakukan itu. Bahkan para ilmuwan itu bukan hanya akan gagal mewujudkan pendidikan terbaik dan pekerti yang luhur, namun, juga tidak akan berhasil menerapkan satu atau dua prinsip pendidikan seperti yang Rasulullah terapkan. Pengalaman sejarah telah membuktikan pernyataan ini. 

Rasulullah hidup di sebuah era ketika moral umat manusia begitu busuk hingga merasuk ke dalam diri mereka dan menjadi tabiat mereka. Akan tetapi, Rasulullah ternyata bukan hanya berhasil mengalahkan moral bejat bangsa Arab kala itu, melainkan juga mengubahnya menjadi pekerti yang sangat baik. Sampai kapanpun, umat manusia tidak akan pernah menyaksikan lagi keluhuran akhlak seperti yang dimiliki umat Islam di masa Rasulullah SAW. Sejarah Islam yang panjang jadi saksi yang membenarkan pernyataan ini dan memberi kita begitu banyak contoh. 

Inspirasi Cahaya Abadi Muhammad SAW kebanggaan umat manusia. Hojaefendi

mengembangkandiri mountain-sunrise-5WMXRKU

Keikhlasan

 

Shalawat

Keikhlasan,

Yang dimaksud dengan keikhlasan adalah melakukan atau meninggalkan sesuatu hanya karena Allah. Para nabi adalah orang orang yang telah mencapai tingkat keikhlasan tertinggi. Sejak mereka mulai misi yang mereka emban. 

Demikian juga orang kebanyakan dapat mencapai tingkat tertentu dalam keikhlasan. Asalkan mereka mau berusaha. Hanya saja, setinggi-tinggi tingkat keikhlasan yang mereka capai sebenarnya itu adalah tingkat keikhlasan terendah, dari yang dimiliki oleh para nabi. Sebab keikhlasan para nabi bagaikan permata. Itulah sebabnya mereka dijuluki dengan istilah Al Mukhlasun. Salah satu contoh ketinggian derajat keikhlasan para rasul ini dinyatakan oleh Al Quran dalam ayat yang menyebut nama Musa a.s. 

Dan ceritakanlah hai Muhammad kepada mereka kisah Musa di dalam al kitab Al Qur’an ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang mukhlas serta sekaligus seorang nabi dan rasul. (Q.S. Maryam19; 51)

Demikian pula dengan nabi Yusuf a.s. “Sesungguhnya yusuf itu termasuk hamba hamba kami yang mukhlas. (Q.S. Yusuf 12; 24)

Allah bahkan berfirman kepada Rasulullah Muhammad SAW. 

Sesungguhnya, kami menurunkan kepadamu kitab Al Quran dengan membawa kebenaran. Maka sembahlah allah dengan memurnikan atau mukhlis ketaatan kepada nya. (Q.S. Az Zumar 39; 2)

Dan Allah Pernah meminta Rasulullah SAW untuk mengingat-Nya. Dengan sebuah firman.

Katakanlah, hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan mukhlis ketaatan kepada Nya dalam menjalankan agama-Ku. (Q.S. Az Zumar 39; 14)

Alasan manusia untuk beribadah adalah karena adanya perintah allah. Sementara buah yang dipetik dari ibadah adalah keridhoan Allah dan balasan di akhirat. Ibadah seperti ini yang dapat menjaga kualitas kehidupan seseorang secara sempurna. Dan akan tercermin pada seluruh tingkah laku dan perbuatan orang yang bersangkutan. Said An Nursi sang mufakir Al Ashr pemikir zaman ini. Ia memahami betul arti keikhlasan pernah menyatakan sebagai berikut.

Wahai diriku. Jika kau tak mau jadi orang bodoh dan tolol, maka memberilah dengan nama allah. Ambillah dengan nama allah. Mulailah dengan nama allah. Dan berbuatlah dengan nama allah. Wassalam. 

Keikhlasan adalah tanda orang yang lurus. Orang yang ikhlas, tidak akan menempuh jalan yang menyimpang. Karena kehidupan rohani seseorang yang ikhlas adalah sebuah kehidupan yang benar benar lurus dan selalu naik derajatnya ke tingkat yang lebih tinggi. Apalagi orang orang ikhlas seperti itu pasti akan selalu menjaga kesucian dari keikhlasan yang menjadi titik sentral hidup mereka. Tetapi alangkah sedikitnya orang orang yang seperti itu. 

Ada satu sosok unik di sepanjang sejarah manusia yang berhasil mencapai puncak keikhlasan tertinggi, sehingga tidak ada lagi yang lebih tinggi darinya.

Sosok istimewa itu adalah, Rasulullah SAW.

Betapa tidak? Rasulullah adalah sosok yang kondisi keikhlasan dan kerendahan hatinya. Di saat mulai berdakwah sama persis dengan kondisi keikhlasan dan kerendahan hati beliau di saat peristiwa penaklukan Mekah. Rasulullah berhasil menaklukkan Mekah melalui jalan damai. Tentu saja hal ini akan kita sepakati jika kita mengenyampingkan beberapa insiden di beberapa sudut Mekkah yang tidak dapat kita generalisir sebagai sebuah penyerangan. 

Ketika Rasulullah SAW sang kebanggaan semesta memasuki kota Mekah yang beberapa tahun sebelumnya beliau pernah diusir darinya. Rasulullah tidak masuk dengan sikap sebagai seorang Panglima yang baru berhasil menundukkan sebuah kota. Alih-alih justru Rasulullah memasuki Mekah dengan kepala menunduk sampai sampai nyaris menyentuh punggung bagal yang beliau kendarai. 

Demikian pula ketika tinggal di Madinah. Rasulullah SAW sama sekali tidak berubah, suatu ketika para sahabat pernah bangkit berdiri untuk menunjukkan penghormatan. Para sahabat menganggap bahwa bentuk penghormatan seperti itu amat pantas diberikan kepada Rasulullah. Sebab Rasulullah selalu bangkit berdiri sebagai bentuk penghormatan ketika ada keranda mayat yang diusung lewat di depan beliau. Akan tetapi, Rasulullah sama sekali tidak suka para sahabat berdiri menyambutnya. Beliau lalu berkata, janganlah kalian berdiri menyambutku seperti yang dilakukan orang orang Ajam. 

Demikianlah, Rasulullah SAW telah memangkasi tugas mulia yang dipikulnya dengan sikap yang sama persis dengan sikap beliau di saat baru mulai berdakwah. Tahun demi tahun, berlalu bagaikan alunan irama merdu. Tak ada satu tindakan pun, yang dilakukan Rasulullah, melainkan beliau selalu berhasil mengakhirinya dengan baik. Semua itu tentu merupakan keberhasilan yang tak terbantahkan.

 Dapat dikatakan bahwa Rasulullah SAW memulai alunan senandung ilahi dengan nada lembut, tapi kemudian terus naik hingga menggetarkan seluruh jagat raya. Rasulullah, telah bersumpah, untuk membaktikan segenap jiwa dan ibadahnya hanya kepada Allah SWT. Itulah yang membuat jiwa Rasulullah SAW dilingkupi dengan ma’rifat terhadap allah. Siapapun dapat dengan mudah melihat jejak keagungan dan keluhuran akhlak beliau. Sebab jiwa Rasulullah selalu dipenuhi dengan berbagai kenikmatan rohani yang padat. Beliau selalu awas terhadap hakikat, dan hatinya selalu terbuka pada kebenaran. Tak pernah sedetik pun, Rasulullah SAW berhenti berzikir. Semua itu terjadi karena Rasulullah adalah pribadi yang ikhlas dan selalu berserah diri kepada Allah. Apalagi prinsip ihsan yang beliau ajarkan telah membuka dimensi baru bagi beliau. Ihsan yang dijelaskan oleh Rasulullah lewat sambil terkenal. Kau beribadah kepada Allah. Seakan akan kau melihatnya. Tapi jika kau tidak mampu melihat nya, maka sesungguhnya dia melihatmu. 

Cahaya abadi Muhammad SAW Kebanggaan umat manusia -Hoca  Efendi.