Di balik setiap kesuksesan ada ketekunan, kesabaran dan tekad yang kuat. Kita akan mendapatkan kesuksesan di jalan yang kita yakini bila kita memiliki tekad yang kuat, teguh pendirian, bersabar dan kita akan mendapatkan keridhaan Allah SWT. Sedikit saja kelalaian, keraguan akan menyebabkan semua kemampuan alami hati dan pikiran kita padam dan semua perbuatan baik yang telah kita lakukan selama ini akan sia-sia. Ada banyak orang yang telah meninggalkan pekerjaan yang belum selesai di pertengahan jalan, usaha yang telah mereka lalui itu sia-sia belaka dan tidak ada satu pun yang pernah berhasil. Bahkan, hal itu berlaku untuk perbuatan duniawi kita.

Tidak ada tugas yang kita biarkan tidak selesai dan kemudian berharap untuk mendapatkan sesuatu darinya. Perawatan tanaman kita, perawatan peternakan kita, perhatian pada anak-anak kita. Itu semua mana mungkin kita bisa melihat buah keberhasilannya bila kita meninggalkan di tengah-tengah. Seorang Muslim harus bertindak dalam aturan yang sama dalam hal perbuatan yang berhubungan dengan Allah, akhirat, dan untuk mendapatkan Surga. Dia tidak memalingkan matanya bahkan untuk sesaat dari cakrawala Allah yang dia tuju. Dengan hasrat keinginan yang dalam dari hatinya, dia selalu mengharapkan saat dia akan bertemu Allah, dan meninggalkan pintu itu bagaikan kematian baginya. Dan dia akan berhasil dengan taufiq dan inayah dari Allah SWT. Orang yang menunggu keridhaan Allah seperti kucing menunggu mangsanya dari lubang hingga ia mendapatkannya, maka orang itu akan berhasil. Orang yang tidak menyerah meski tidak mendapatkan apa yang diharapkannya selama berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun, jika ia tetap menghabiskan banyak usaha, melewati berbagai rintangan maka ia akan berhasil dengan petunjuk dan inayah Allah.

Seandainya Rasulullah SAW ragu-ragu, intoleransi dan berpaling karena tekanan dari kaum musyrikin, Beliau tidak akan bisa mencapai kesuksesan yang kita saksikan sekarang ini. Terlepas dari segalanya, beliau telah bertahan bahkan tidak ada yang mau mendengarkannya selama 13 tahun. Terlepas dari semua ini, beliau bersikeras, bertahan dan kemudian Allah telah menganugerahkan kepadanya kesuksesan. Para pengkhianat tidak bisa mendapatkan apa yang mereka harapkan. Siapa saja yang meninggalkan sebuah pekerjaan di tengah jalan tidak bisa mendapatkan apa yang ia harapkan. Mereka yang berhenti dari pekerjaan karena menghadapi kesulitan tidak dapat mencapai apa yang mereka harapkan. Baik ketika anda merasa hati anda keras maupun lembut dan dalam dua kondisi tersebut jika tetap anda bisa bertawajuh kepada Allah, maka anda akan berhasil dengan petunjuk dan inayah Allah.

Orang yang tidak berusaha melakukan sesuatu karena keadaan tidak mendukung maka ia tidak akan menghasilkan apa-apa. Mereka yang berusaha dalam keadaan apapun maka keberhasilan akan datang. Mereka yang jatuh cinta dengan memanen sesuatu bahkan dari tanah tandus pun akan bisa memanen. Mereka yang percaya bahwa sesuatu dapat dipanen dari batu pun akan bisa memanen. Rasulullah SAW adalah monumen kesabaran tersebut. Para sahabatnya yang setia adalah monumen kesabaran ini. Mereka telah bersabar, mereka bertahan, dan Allah pun menganugerahkan mereka kesuksesan. “Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah”.

Tetaplah bertahan dan berusaha, tanpa menunjukkan keragu-raguan. Terlepas dari segalanya, tetaplah bersikeras untuk tinggal di pintu Allah. Saling memberi nasihat kesabaran.

Jelaskan kesabaran, dan tunjukkan kesabaran itu dengan perbuatan kalian. “Bersatulah dan waspadalah terhadap bahaya! Waspadalah terhadap hal-hal yang dapat membahayakan rumah, cakrawala, dan negara kalian! Jadilah komunitas yang bertindak dalam persatuan dan saling melindungi dari segala bahaya agar kalian beruntung.”

Al-Quran telah mensyaratkan faktor-faktor ini untuk keselamatan dan kemakmuran manusia. Kalian harus berdiri, bertahan, jangan perlihatkan keraguan. Kalian akan memastikan bahwa hal yang sama juga berlaku untuk orang lain. Dan kemudian kalian akan menjadi tubuh yang bersatu, kokoh dan kuat. Kalian akan menjadi dinding yang telah diikat dengan besi satu sama lain dan kemudian muncul sebagai satu tubuh. Maka Allah akan membuat kalian berhasil. Semoga Allah SWT menjadikan kita seperti itu, dan membuat kita berhasil. Karena mereka yang memahami kebenaran suci ini ketika semuanya hancur dan runtuh ia hanya mengandalkan pertolongan Allah, Allah SWT telah membuat mereka berhasil.

Bagi jamaah yang mencintai Rasulullah SAW tidak ada kejadian kedua yang bisa memberikan kesedihan kapada mereka selain kehilangan beliau. Para sahabat begitu mencintainya sampai-sampai bahkan sehari tanpa melihatnya bagaikan siksaan neraka. Namun demikian, orang-orang yang terjaga, dari saat mereka diberitahu kebenarannya, memahami apa yang harus mereka hubungkan, dan percaya pada Allah, mengandalkan Allah dan mencoba berlari menuju cakrawala yang telah Ia tunjukkan di jalan yang telah Ia buka.

Jika kita mengatakan bahwa Sayyidina Abu Bakar r.a, sebagai perwujudan kesabaran, ketekunan dan tidak menunjukkan keraguan setelah Nabi kita wafat pun maka ia layak untuk itu. Dia adalah orang yang pernah menjalani hidupnya dengan Rasulullah, bersamanya di saat-saat paling berbahaya, melindungi-nya dengan tubuhnya dari segala bahaya yang akan ditimpakan kepada Rasulullah SAW dan mengabdikan dirinya untuk mengabdi kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketika Rasulullah wafat, mungkin bisajadi ia terguncang, jatuh dalam keragu-raguan tapi, hal itu tidak terjadi. Dimanapun Nabi kita meninggalkan misinya, dia mengambilnya dari sana dan melanjutkannya dan dengan petunjuk dan inayah Allah ia telah berhadapan dengan orang-orang kafir, murtad, dan munafik tanpa ragu. Dia mendorong pasukan Rasulullah dan berkata: “Pasukan ini harus menghadapi musuh. Adapun Madinah, biarkanlah dia sendiri. Ini adalah perintah Rasulullah.” Dia memerangi mereka yang menolak untuk membayar Zakat yang sudah ditetapkan, mereka yang ragu-ragu dan menantang.

Sambil mengingatkan sabda Rasulullah Saw: “Saya telah dituntut untuk bertindak di jalan Allah. Saya bertanggung jawab untuk menjalankan misi sampaiorang-orang beriman kepada Allah dan mengatakan Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, sampai mereka mendirikan salat dengan benar, dan membayar zakat dengan benar.” “Seperti zaman Rasulullah yang telah ditetapkan zakat, walaupun seuntai tali yang di leher mereka bila tidak dizakatkan, maka aku akan berjihad untuknya.” Dia tidak menunjukkan keraguan sedikit pun. Misi tersebut diambil dari tempat dibawanya pada masa Rasulullah dan kemudian dilaksanakan. Kemudian Allah melimpahkan petunjuk dan pertolongan-Nya.

Bayangkan bahwa di satu sisi, dia mengirim pasukan melawan kekaisaran Romawi (Perang Yamamah), di sisi lain, ia berurusan dengan nabi palsu Musailamah yang memproklamirkan diri di Yamamah yang telah membohongi dan mengumpulkan ribuan orang di sekelillingnya dan menyesatkan mereka. Tapi Abu Bakar r.a mengalahkan Musailamah juga. Orang-orang munafik berusaha menyebarkan fitnah di dalam maupun di luar Madinah, dan dia berhasil mengalahkan mereka juga. Ini adalah hasil dari kesabaran, kegigihan, daya tahan, dan tidak menunjukkan rasa menyerah di jalan yang diyakininya benar.

Keraguan selalu membuat orang mundur. Kita mendengar perumpamaan Taurat dari Nabi Musa. Ini berlanjut sebagai berikut: “Wahai Pemilik seluruh alam semesta, saya melihat banyak orang yang menyerah datang kepada-Mu saat mereka berada di tengah jalan menuju-Mu”. Saya melihat banyak orang yang melewati bukit ketika datang ke arah-Mu kemudian mereka menyerah.” Dan Allah yang Maha Kuasa berfirman dengan Kebijaksanaan dan Kesempurnaan-Nya: “Wahai Musa! Bukan mereka yang datang kepadaku. Mereka memang berniat untuk datang kepada-Ku, namun, mereka tidak bisa menghilangkan keraguan mereka. Pada dasarnya mereka tidak dapat memperoleh kekuatan untuk bertahan, tidak belajar bagaimana bersabar, bagaimana mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pada dasarnya mereka mengalami kebingungan.

Di sini, orang-orang yang bingung inilah yang telah menciptakan pemandangan buruk ini di abad ke-20. Ada banyak yang bingung, yang berpikir bahwa mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan sesegera mungkin setelah mereka berangkat. Namun, seperti yang pernah Penyair Yunus Emre katakan:

Jalan ini panjang sekali, ada banyak tempat tuk bermalam. Tidak ada jalan pintas, hanya ada air yang dalam.

Anda akan melewati lautan darah dan nanah, Anda akan melintasi bukit, terbang di atas ladang berduri dan mungkin hanya dengan begitu Anda akan mencapai, mendapatkan apa yang Anda inginkan. Semoga Allah SWT menjadikan kita dari mereka yang bertawajuh kepada-Nya di saat kesusahan dan kelapangan. Semoga Allah menjadikan kita sabar di saat susah dan senang, di saat keadaan berkebutuhan, dan kemakmuran.

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

More in Dawai Kalbu