fbpx
Dawai Kalbu

KENAPA ADA ORANG KAYA DAN MSIKIN BUKANKAH ALLAH MAHA ADIL?

Sering muncul pertanyaan, mengapa ada orang kaya dan ada orang miskin? Mengapa sebagian orang dilahirkan yatim piatu, sementara yang lain memiliki orang tua lengkap? Apakah ini berarti Allah tidak adil? Sebelum menjawab pertanyaan ini, penting untuk memahami bahwa Allah Maha Adil, sebagaimana firman-Nya:

“Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Ma’idah: 8).

Memahami Konsep Keadilan

Secara etimologis, keadilan bermakna keseimbangan. Contoh sederhana adalah kantong pelana pada hewan tunggangan yang memiliki dua sisi setara, atau timbangan yang kedua sisinya sama berat. Dalam konteks ini, keadilan adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya secara proporsional, bukan berarti menyamaratakan segala hal tanpa melihat hikmah dan tujuan di baliknya.

Sebagian orang mungkin beranggapan bahwa keadilan berarti semua manusia harus diciptakan setara dalam segala hal. Namun, Allah memiliki kebijaksanaan yang jauh melampaui pemahaman manusia. Setiap ciptaan dan ketetapan-Nya mengandung hikmah mendalam yang tidak selalu dapat kita pahami secara langsung.

Nikmat yang Tak Terhitung

Sebelum mempertanyakan keadilan Allah, penting untuk merenungkan nikmat yang telah diberikan-Nya. Allah menciptakan manusia dari ketiadaan, membentuk kita sebagai makhluk yang lebih mulia dibandingkan makhluk lainnya. Kita bisa saja menjadi benda mati seperti batu atau besi, atau makhluk yang menjijikkan seperti ular atau kalajengking. Namun, Allah memilih menjadikan kita manusia dengan akal dan potensi besar.

Ulama besar, Bediuzzaman Said Nursi, berkata:

“Ibadah kepada Allah bukanlah penyebab datangnya nikmat, melainkan hasil dari nikmat-nikmat yang telah diberikan sebelumnya.”

Artinya, segala bentuk ibadah dan syukur yang kita lakukan adalah wujud pengakuan atas limpahan nikmat Allah yang tak terhingga, bukan syarat untuk memperoleh sesuatu di masa depan.

Perspektif Kehidupan Dunia dan Akhirat

Allah menciptakan manusia tidak hanya untuk kehidupan duniawi. Kehidupan ini adalah ujian yang menjadi pintu gerbang menuju kehidupan abadi di akhirat. Kemiskinan, kesulitan, atau kehilangan bukanlah bentuk ketidakadilan, melainkan ujian yang dapat mengangkat derajat seseorang di sisi Allah jika dihadapi dengan sabar dan syukur.

Rasulullah SAW bersabda:

“Ya Allah, bangkitkan aku di antara orang miskin.” (HR. Tirmidzi)

Kemiskinan di sini bukan sekadar soal materi, melainkan kerendahan hati dan kebergantungan total kepada Allah. Dalam hadits lain, beliau memperingatkan bahwa kemiskinan yang tidak diiringi kesabaran bisa mendekatkan seseorang pada kekufuran. Namun, bagi mereka yang sabar dan tetap berusaha, Allah menjanjikan surga sebagai balasannya.

Hikmah di Balik Ketetapan Allah

Anak yatim sering kali dijadikan contoh bagaimana Allah memperhatikan mereka secara khusus. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

“Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik.” (QS. Ad-Dhuha: 9-10)

Rasulullah SAW bersabda:

“Aku dan orang yang mengurus anak yatim akan berada di surga seperti ini,” sambil mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah yang berdekatan. (HR. Bukhari)

Kehilangan orang tua adalah ujian besar, namun di balik itu ada hikmah dan peluang besar untuk mendapatkan kemuliaan di sisi Allah, baik bagi anak yatim maupun orang yang merawatnya.

Menyikapi Ujian dengan Bijak

Sebagai manusia, kita sering kali melihat suatu peristiwa hanya dari sisi negatifnya. Padahal, di balik musibah atau kekurangan, Allah menyimpan hikmah yang luar biasa. Contohnya, kebakaran mungkin tampak sebagai bencana, tetapi ia juga bisa menjadi pengingat bagi manusia untuk lebih waspada, memperbaiki sistem keamanan, atau bahkan mendekatkan diri kepada Allah.

Allah tidak pernah menciptakan sesuatu tanpa tujuan. Setiap ketetapan-Nya memiliki hikmah yang kadang hanya dapat kita pahami di akhirat kelak. Oleh karena itu, tugas kita adalah menerima dengan ikhlas, berusaha sebaik mungkin, dan terus bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan.

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan artikel baru setiap saat!    Yees! Tidak Sekarang