fbpx
Dawai Kalbu

Salat Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar

Sebagai mukmin, hidup kita berada diantara perintah dan larangan. Kita harus mengelola kehidupan kita dengan cara menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Mengerjakan semua perintah adalah bagian dari agama Islam dan menjauhi larangan juga merupakan bagian lainnya dari agama Islam.

Peran Penting dari Salat

Sebagai orang yang berharap pada Allah ﷻ, jika kita mengerjakan perintahnya, kita akan jadi umat Nabi Muhammad ﷺ. Yaitu jamaah yang meninggalkan semua yang dilarang, dan mengerjakan semua yang diperintahkan untuk meraih hal tersebut, salat memiliki peran yang sangat penting.

Pertama, salat adalah salah satu ibadah yang diperintahkan kepada kita. Bahkan ia adalah ibadah yang berat. Pelaksanaannya di 5 waktu bersama wudu dijelaskan hadis :

“Tahukah kamu tentang apa penghuni langit itu berdebat?”

Poin yang dijelaskan dalam hadis tersebut:

  • Berwudu dengan sempurna walaupun nafsu kita tidak menyukainya.
  • Berwudu secara sempurna dalam cuaca ekstrem dingin ataupun ekstrem panas.
  • Berwudu dengan sempurna tak peduli ditempat itu airnya sedikit atau banyak.

Di alam malaikat, terjadi perdebatan diantara mereka tentang bagaimana pahala ibadah para hamba tersebut dicatat. Di tengah perdebatan tersebut, terdengar suara pena beradu. Salat, kewajiban yang berat. Tetapi ia juga kewajiban yang manis. Yang diwajibkan salat, mendekatkan diri pada yang mewajibkan perintah, yaitu Allah ﷻ. Salat adalah ibadah suci. Ia adalah sarana bagi yang diperintah dan Yang Memberi Perintah untuk bertemu. Salat adalah perintah paling utama diantara perintah lainnya. Di waktu yang sama, salat oleh Al-Qur’an dikatakan sebagai pencegah manusia dari kemungkaran. Salat yang sejati mencegah manusia dari keburukan, akhlak buruk, dan segala macam ketergelinciran. Salat mencegah manusia dari nafsu yang buruk, serta segala macam kemungkaran. Salat adalah ibadah yang menyeluruh. Salat adalah cerminan dari nama Ahmad. Salat adalah penjelasan dari perpaduan asma dan sifatnya. Salat selain memiliki sisi perintah Allah ﷻ, ia juga memiliki identitas sebagai pencegah kemungkaran.

Karena itu kita menyebut salat sebagai ibadah yang menyeluruh. Salat mencegah manusia dari akhlak yang buruk. Ketika Anda menjelaskan salat dengan makna denotasi dan konotasinya. Mereka yang salatnya tidak mencegah dari akhlak yang buruk, dapat disebut bahwa orang itu tidak menunaikan salat. Pandangan ini bisa jadi benar disatu sisi, tapi tidak disisi lainnya. Tetapi, ia benar disisi ini: “Jika seorang mukmin menunaikan salat dengan benar, salat itu akan mencegahnya dari keburukan dan kemungkaran”. Karena salat bermakna sebagai hadirnya kita ke hadapan Allah, mempertanggungjawabkan hidup kita 5 kali sehari.

Salat artinya hadirnya kita dihadapan Allah ﷻ yang berfirman: “Aku memiliki surga dan neraka“. Seakan melewati neraka diatas jembatan sirat, seakan berlari ke surga, seakan Izrail akan mencengkeram kita.

Salat, ungkapan kehadiran kita dihadapan Ilahi, dimana ada dukungan malaikat dan bujukan setan di kanan kirinya. Mereka yang menghadap Allah ﷻ seperti itu, akan mengalami suasana seakan tirai ke alam gaib terbuka untuknya.

Imam salat membaca Al-fatihah dan surat pendek, Anda menunaikan salat seakan ada dihadapan Allah ﷻ. Segala sesuatu yang berhubungan dengan surga dan neraka seakan ditampilkan di hadapanmu.

Seperti apa?

Misal disampaikan pada seorang lelaki:

“Ini ada wanita, silakan pergauli semaumu. Kamu bisa menenggelamkan diri dalam keburukan.”

Silakan ambil jalan hidup tanpa mempedulikan halal dan haram. Kamu bisa makan riba, suap, dan uang korupsi. Kamu bisa menikmatinya sesukamu. Silakan ambil jalan duniawi, jalan menuju kekuasaan, dan jalan menuju pangkat jabatan dunia. Setelah kamu menikmatinya, akan kita buka tabirnya. Tempat tujuan mu berikutnya adalah sumur Gayya yang panas apinya menjalar-jalar.

Tetapi jika kamu mampu menolaknya, maka saat tabir diangkat, tempat tujuan mu adalah taman surga yang indah. Sekarang tabir-Nya kita turunkan, kamu bebas mau hidup seperti apa! Setelah hakikat itu dijelaskan dengan jelas dan terang, kamu bebas mau jadi kafir ataupun jadi mukmin. Kamu bebas mau jadi orang yang sesat, atau mau jadi orang pencari hidayah. Kamu bebas mau mengikuti keburukan, atau mau mengerjakan ketaatan beribadah.

Apakah manusia bisa tenggelam pada keburukan setelah menyaksikan hakikat ini!? Apakah manusia akan meninggalkan surga setelah mengetahui hakikat ini?

Untuk itu, Rasulullah ﷺ bersabda:

Baik surga ataupun neraka, keduanya diliputi oleh sesuatu. Salah satunya diliputi oleh hal yang disukai syahwat. Sedangkan yang lainnya diliputi oleh hal yang dibenci nafsu

Untuk masuk ke surga dibutuhkan kesabaran menghadapi kesulitan. Untuk selamat dari neraka juga dibutuhkan kesabaran menghindari bujukan syahwat. Salat menyingkap tabir ini dari kita. Sehari 5 kali, salat dengan semua makna dan esensi yang dimilikinya. Dengan qira’at dan tilawah-Nya, ketika ia membuka tabir di depan mata kita. Jangankan mengikuti larangan, jangankan tenggelam dalam keburukan, jangankan kemungkaran. Barangkali hal-hal yang mubah sekalipun dapat menghilangkan selera bagi orang-orang mukmin sejati.

Umar radhiyallahu ‘anhu karena mendengar sesuatu dari alam lain ketika salat, ia jatuh sakit dan harus istirahat dirumah. Sahabat meriwayatkan: Karena sakit, penjenguk berdatangan (Sayyidina Umar) terbaring sakit. Demikianlah salat menghindarkan manusia dari dunia dan hal-hal duniawi.

Sungguh mengingat Allah ﷻ  adalah pekerjaan yang agung. Bagaimana Allah ﷻ membuat kita mengingat-Nya. Di sisi lain, tidak lupa kepadanya juga sangat agung. Ini adalah sisi lain dari ungkapan ini. Ini adalah sisi lain dari ungkapan ini. Kita membacanya setiap akan turun dari mimbar Jumat mengingat Allah ﷻ  sangatlah agung. Banyak mengingat Allah ﷻ adalah sebab lahirnya ketenteraman dan penyingkir kemuraman. Di dunia ini tidak ada yang lebih agung dari mengingat Allah ﷻ didalam hati.

Untuk itu, seorang mukmin sejati tidak akan tahan jika Allah ﷻ keluar dari akalnya. Beberapa Ahlullah pun sesuai derajatnya mengharuskan dirinya untuk gusul (mandi besar) jika akalnya lupa akan Allah ﷻ. Makna Gusul adalah: berbuat kesalahan, menjauhi Tuhan sementara waktu, memenuhi kebutuhan syahwat. Sebagai kafarat-Nya, Anda melakukan Gusul (mandi besar). Jika seorang Ahlullah lalai dari mengingat Allah ﷻ walau tak sampai sedetik, ia mengharuskan diri untuk gusul. Hal ini tidak ada dalam syariat. Ini sukarela, ungkapan dari kebersihan hati Nurani.

Seorang Ahlullah tidak bisa tahan jika ia lupa Allah ﷻ walau kurang dari sedetik dan selama Allah ﷻ  ada diakalnya, tidak mungkin sesuatu yang lain masuk ke dalamnya. Sayyidina Ali minta sahabat mencabut panah dari tubuhnya saat ia salat. Ia tidak merasa kesakitan saat panah yang menembus tulangnya dicabut. Karena Allah ﷻ yang ia ingat telah melingkupi akalnya.

Izinkan saya menjelaskan satu kisah kenangan dari keturunannya: Abdullah ibn Ja’far ibn Abi Talib.

Apakah ada yang belum mengenalnya? Apakah ada yang belum mengenal putra dari Ksatria Mu’tah?

Rasulullah ﷺ sepulang dari perang mu’tah bersabda:

“Aku menyaksikan Ja’far ibn Abi Talib terbang disurga dengan 2 sayapnya yang berwarna hijau”

Terdapat pelindung leher menempel dileher temannya yang sama-sama masuk surga. Karena itu adalah cara untuk melindungi diri dari sabetan pedang dan tombak saat bertarung dimedan perang.

“Aku melihat Ja’far tidak mengenakannya. Karena ia menyambut kematian dengan senyuman.”

Saat tombak menerjang, saat pedang membelah tubuhnya, ia saksikan dengan gembira. Ia pun masuk surga tanpa beban.

Kisah Abdullah ibn Ja’far ibn Abi Talib

Abdullah ibn Ja’far ibn Abi Talib adalah putra dari sosok agung ini, sang Ksatria Mu’tah. Di masa Umayyah, ia pergi ke Syam untuk mengunjungi Hisyam bin Abdulmalik. Mungkin Allah ﷻ tidak meridai kunjungan tersebut. Tidak ada rida karena ditengah perjalanan kakinya tertusuk sesuatu. Karena tidak diobati tepat waktu, keadaannya semakin memburuk dan menjadi gangrene[1]. Ketika ia sampai dihadapan Hisyam bin Abdulmalik, waktunya sudah sangat terlambat. Dokter dipanggil, mereka berkata: Jika tapak kakinya tidak dipotong, nanti pahanya yang harus dipotong. Sosok yang ayahnya kehilangan tangan & kaki di Mu’tah, kini ia kehilangan kaki dihadapan khalifah Umayyah di Mu’tah.

Uniknya takdir, bapak dan anak meninggalkan kakinya didunia. Mereka menghadap Allah dalam keadaan demikian.

“Ayo kita potong” kata mereka.

“Tapi kita bius agar tidak terasa sakit, agar kamu tidak berteriak.”

+ Bagaimana kalian membiusku?

– Kamu akan minum yang memabukkan sampai kamu tidak merasakan sakit lagi.

“Tidak sekali-kali aku berkenan untuk lalai dalam mengingat Tuhanku. Tak akan pernah!”

Kalbu diarahkan kepada Rabb-Nya, ia menyaksikan bagaimana kakinya perlahan-lahan digergaji. Ini hanya satu sisinya. Para Ahlullah[2] tak rela dirinya lalai mengingat Rabb-Nya walau kurang dari sedetik Perhatikanlah sisi lainnya!

Ia ambil kaki yang sudah dipotong itu dan berkata:

“Rabb! Segala puji hanya untukMu! Engkau telah menganugerahiku tubuh yang sempurna. Kini Engkau mengambil satu kakiku! Aku bersyukur dan memujiMu yang telah memberi anggota tubuh lain dalam keadaan sehat dan sempurna!”

Perhatikan kesadarannya! Bagaimana ia mengingat keagungan Rabb-Nya dengan amat layak. Beberapa menit kemudian musibah seperti yang dialami Nabi Ayub akan menghujaninya dengan deras. Datang satu berita: Salah satu anaknya jatuh dari lantai atas rumah Hisyam dan meninggal dunia.

Ia mengangkat tangan :”Ya Rabb! Aku memuji-Mu berkat sisa anak yang Engkau anugerahkan dalam keadaan sehat”. Ia tidak memperhatikan yang pergi dan hilang, ia mensyukuri apa yang tersisa. Itulah usaha untuk tetap mensyukuri segala yang anugerahkan Allah ﷻ kepada kita. Itulah jalan hidup seorang mukmin.

Di dalam pemikiran yang dalam, ingatan yang serius, kita akan menyuntikkan nama Allah ﷻ dalam tiap zarah kehidupan kita. Kalian tidak akan bisa membedakan antara malaikat dengan Abdullah bin Ja’far. Representasi Nabi Ayub dapat Anda saksikan pada diri Abdullah bin Ja’far. Kalian akan menyaksikan Abdullah bin Ja’far terbang disurga bersama ayahnya

Keistimewaan apa yang membuatnya nanti terbang disurga?

Penyerahan hati kepada Tuhannya, penunaian salat dengan segala haknya, diraihnya ketenteraman sejati. Menjauhi kemungkaran seperti dendam, kebencian, dan kemarahan yang dibenci Allah ﷻ. Itulah pembentukan hidup yang manis. Semoga Allah ﷻ menganugerahi kita keberhasilan dalam membentuknya. Di dalam rasa sedih akan perpisahan dengan Ramadan, mari kita berdoa kepada Allah ﷻ dengan hati yang sedih.

Anugerahkanlah kami siratalmustakim. Jagalah kami dari hal-hal buruk yang dibawa oleh keinginan rendah, hasrat, serta syahwat kami. Anugerahilah kami keikhlasan sempurna, semua doa para nabi, serta jadikan kami Mukhlisin dan Mukhlasin.

[1] Gangrene adalah Jaringan mati yang disebabkan oleh infeksi atau kurangnya aliran darah.

[2] Ahlullah adalah   mereka yang mewujudkan ketakwaan kepada Allah ﷻ baik dalam kesunyian dan keramaian, berhati-hati dalam makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggalnya jangan sampai menyelisihi apa yang dia dapatkan dari belajar Alquran baik terjatuh dalam keharaman atau kesamaran.

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan artikel baru setiap saat!    Yees! Tidak Sekarang