fbpx
Karya Pembaca

Hikmah Sejarah

Karya Pembaca : Saeful Arif

Apa Itu sejarah?

Terkadang datang tanpa rencana, berlalu begitu saja, perginya meninggalkan cerita, itulah sejarah, semua peristiwa yang telah berlalu hakikatnya adalah sejarah, tak peduli seberapa singkat peristiwa itu terjadi jika telah terlewati maka ia telah menjadi bagian dari keping sejarah yang mungkin bisa saja terulang dengan aktor dan pemeran yang berbeda.

J.Bank, Sir Charles Firt, Jhon Tosh dan para ahli sejarah lainnya mencoba mendefinisikan sejarah sebagai semua kejadian atau peristiwa masa lalu. Sejarah berfungsi untuk memahami perilaku masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang, sejarah dapat juga diartikan sebagai memori kolektif maupun pengalaman melalui pengembangan suatu rasa identitas sosial manusia dan prospek manusia tersebut pada masa yang akan datang.

Kenapa perlu belajar sejarah?

Disadari atau tidak sebenarnya kehidupan kita senantiasa dipandu oleh sejarah, seorang anak gadis belajar tahu bagaimana caranya menjadi ibu yang baik karena ada memori sejarah dari orang tuanya terdahulu, anak kecil yang pernah secara tak sengaja menyentuh api maka ia akan tahu bagaimana panasnya api, singkatnya semua rangkaian episode kehidupan yang telah dilewati dapat menjadi sejarah yang bisa saja menjadi pemberi warna tertentu bagi kehidupa-Nya.

Sebuah bangsa yang mempelajari dan mengetahui sejarahnya akan lebih memiliki karakter yang kuat dan menjadikan sejarahnya sebagai motivator abadi, sebagai contoh misalkan, Sebagian penduduk Thaif yang membaca serta merenungi sejarah nenek moyangnya akan merasa malu dan bersalah terhadap Rasulullah SAW atas peristiwa pengusiran dimasa lalu, namun peristiwa itu mendorong mereka saat ini untuk senantiasa memuliakan Rasulullah SAW. Contoh lainnya adalah bangsa Yahudi yang merasa berhak atas tanah Palestina, hal itu didorong oleh sejarah masa lalunya yang menumbuhkan keyakinan akan hak kepemilikan atas tanah Palestina.

Sejarah merupakan Tsaqofah wajib para sultan, ilmu akidah, ilmu fikih, ilmu Al-Qur’an Hadit, ilmu Bahasa, ilmu geografi dan ilmu sejarah , menjadi bekal ilmu yang wajib dikuasai oleh para sultan, bukankah sultan Muhammad al-Fatih juga mempelajari sejarah penyebab kegagalan para pendahulu-Nya dalam membebaskan Konstantinopel?

Hikmah sejarah

Sejati-Nya ada banyak hikmah dalam mempelajari sejarah, namun kita akan coba membatasi hanya pada apa yang dikabarkan Allah SWT dalam firmanya, dalam Al-Qur’an Allah SWT memberitahu kita hikmah mempelajari sejarah.

“Dan semua kisah Rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan didalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman. (Q.S Hud ayat 120)”

Berdasarkan ayat diatas kita dapati hikmah pertama dari mempelajari sejarah adalah adanya keteguhan hati, teguh hati berarti memiliki hati yang kokoh  dan tidak mudah goyah, tidak gamang dan latah dalam menyikapi peristiwa, orang yang memahami sejarah seolah-olah memiliki buku panduan dalam bersikap disegala keadaan, karena hakikatnya sejarah senantiasa berulang yang berbeda hanya pemeranya. Orang yang tidak memahami sejarah akan panik, bingung dan canggung dalam menghadapi peristiwa,  dan bukankah Nabi kita juga menjadikan sejarah sebagai tuntunan dalam menyikapi sesuatu?

Dikisahkan setelah perang Hunain Rasulullah kemudian membagikan ghanimah dengan kadar dan takaran tertentu, namun tiba-tiba salah seorang diantara mereka ada yang memprotes pembagian tersebut karena dirasa tidak adil, seketika wajah mulia sang Nabi menjadi merah karena marah, kemudian beliau bersabda “semoga Allah merahmati saudaraku Nabi Musa, beliau telah disakiti lebih dari ini dan bersabar“ disini Rasulullah menggunakan sejarah Nabiyullah Musa AS sebagai acuan dalam bersikap.

Contoh lainnya datang dari Sayyidah Aisyah radhiAllahu anha Ketika Sebagian masyarakat Madinah menggunjing dan memfitnah beliau telah berselingkuh dengan salah seorang sahabat, beliau pun menyikapi masalah ini dengan petunjuk sejarah, bukan marah atau pembelaan yang ia lakukan melainkan ia berkata “ aku tidak akan mengatakan perkataan apapun kecuali apa yang telah dikatakan Nabiyullah Ya’qub “Fasobrun jamil wallahul musta’an“ dari dua kisah ini kita dapat mengetahui bahwa sejarah telah memberikan keteguhan dalam hati sehingga sesorang tidak gamang dan serampangan dalam menyikapi sebuah kejadian.

Fungsi sejarah yang selanjutnya adalah sejarah sebagai nasihat dan peringatan, sebuah kemustahilan jika kita mengharapkan sejarah terulang sama persis, karena sejarah terikat oleh ruang dan waktu, namun kemungkinan sejarah terulang dari prespektif kemiripan-Nya sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu menjadikan sejarah sebagai juru nasihat dan pengingat tidaklah salah. Bukankah seorang muslim seharusnya tidak terjerumus dalam lubang yang sama dua kali ?. Ulama terkemuka asal Turki Syekh Muhammad Fethullah berkata :

“Manusia juga perlu membaca lembaran sejarah yang menakutkan dan menyeramkan, selain membaca halaman yang membahagiakan dan menentramkan, agar ia bisa mengambil langkah antisipasi yang diperlukan. Kalau tidak, ia akan tetap tidak dewasa layaknya anak-anak dalam pemikirannya”

Semoga kita semua dianugerahkan kedalaman hati sehingga dapat merenungi dan mentadaburi setiap keping sejarah yang telah terlewati, karena hidup adalah tempat belajar maka belajarlah dari kehidupan.

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan artikel baru setiap saat!    Yees! Tidak Sekarang