Memiliki mimpi dan angan-angan merupakan sebuah anugerah yang dilimpahkan oleh Sang Pencipta kepada umat manusia. Ia adalah pancaran cahaya yang akan mengantarkan setiap individu ke dalam sebuah perjalanan luhur, sesuai dengan keyakinan yang mereka miliki. Tak khayal, jika seseorang yang memiliki tekad dan semangat yang tinggi, akan terus berusaha melewati semua rintangan yang dihadapi demi meraih mimpinya tersebut. Perjalanan panjang akan ia lalui, hamparan laut pun akan ia seberangi untuk menggapainya. Ia laksana ramuan mujarab yang melantunkan melodi harapan kepada jiwa yang hampir terjerumus ke dalam lubang putus asa.
Setiap manusia lazimnya memiliki mimpi yang ingin mereka raih. Muka bumi ini pun dilingkupi oleh beragam mimpi yang setara dengan jumlah manusia yang menetap di hamparannya. Dari seorang anak kecil yang berangan-angan ingin menjadi pilot, remaja yang bermimpi untuk menjadi dokter, hingga orang dewasa yang menuai harapan untuk menjadi pengusaha kaya nan dermawan. Tentunya semua mimpi itu indah, apalagi jika ia berhasil mencapainya. Namun terlepas dari itu semua, apakah semua mimpi itu luhur? Apa kriteria luhurnya sebuah mimpi dan bagaimana kita dapat mewujudkannya?
Kita tidak dapat memungkiri bahwa setiap individu akan menganggap mimpinya itu luhur. Tetapi keluhurannya itu, tentu akan sesuai dengan harapan dan keyakinan yang ada. Mimpi yang hanya mengikat kepentingan pribadi, pastinya tak akan sebanding dengan mimpi yang memiliki tujuan untuk menyebarkan benih kebahagiaan kepada seluruh umat manusia. Di saat masyarakat merintih atas derita kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan, mimpi yang berharap untuk menjadi pelipur dan penuntun bagi mereka. Ketika ada jiwa yang terluka sehingga tak memiliki tenaga untuk menyulutkan semangat hidup, mimpi yang akan mengantarkan dirinya ke dalam sebuah pengorbanan untuk turut menjadi ksatria kalbu, mengobati setiap luka yang ada. Merupakan kriteria utama yang seharusnya dimiliki oleh mimpi-mimpi luhur itu.
Pribadi teladan yang menuntun orang-orang yang ada di sekitarnya untuk belajar memahami hidup. Sosok arsitek pemikiran yang memiliki kontribusi besar dalam membangun peradaban masa depan. Individu yang tak mengenal jasa, demi menebarkan manfaat bagi orang lain. Selain itu, ia juga tak mengenal waktu dalam menyalurkan ilmu dan pengetahuan kepada anak didiknya. Sosok yang selalu diimpikan. Ialah karakteristik seorang guru yang telah lama menjadi mimpi dalam setiap hening malam.
Aku percaya bahwa sosok-sosok istimewa tersebut, akan muncul ketika kita sebagai anak bangsa memiliki impian luhur semacam itu. Selain dapat memahami dan mengarahkan perkembangan anak didiknya, dia juga yang mampu memahami dan menganalisis perkembangan zaman dengan baik. Guru yang tidak hanya mendalami prinsip-prinsip ilmu pengetahuan semata, tetapi mereka juga adalah pribadi yang mampu memberikan cahaya kepada siswanya, baik cahaya bagi akalnya maupun bagi jiwa rohaninya. Mimpi setiap bangsa yang ingin maju dalam kesejahteraan, harus berawal dari sini. Dari mimpi sosok para guru yang akan menerbangkan dua sayap kokoh bagi pembangunan peradaban dunia dan kemanusiaan.
Sosok guru yang memiliki dua sayap ialah potret yang mampu menyeimbangkan kehidupan dunia dengan kehidupan rohani setiap siswanya, setelah ia bimbing mereka untuk meraih hakikat kemanusiaan. Individu yang mampu memberikan kesadaran kepada anak didiknya, untuk tidak berperilaku berlebihan atau juga merendahkan. Ia yang selalu menjaga keseimbangan untuk tidak sombong dan juga mencerca diri. Tak hanya mengajarkan pentingnya membaca buku pelajaran, ia juga mengajak siswanya untuk membaca alam semesta yang indah dan teratur. Tak hanya menerangkan pentingnya menulis sebuah karya, ia juga menuntun anak didiknya untuk menuliskan arti hidup yang sesungguhnya.
Selain itu, ia pun berusaha untuk menyalurkan derita yang ia miliki kepada hati yang lain, agar mereka pun dapat merasakan keindahan dalam menjalankan tugas mulia ini, selagi melanjutkan tongkat estafet yang perlu ia jaga dan ia amanahkan kepada generasi selanjutnya. Ia mengajak mereka untuk ikut berperan sekaligus meyakinkan yang lain, demi menumbuhkan nilai kemanusiaan yang saat ini sedang terpuruk. Karena prinsip utama yang ada dalam mimpinya itu ialah hidup untuk menghidupkan orang lain.
Kita harus percaya bahwa semua hal tidak bisa diukur dengan uang. Ketika sosok guru mampu menuaikan benih, menjadi sosok teladan yang dapat ditiru, dan mengantarkan setiap siswanya untuk memiliki tujuan hidup yang mulia, sebenarnya ia telah berhasil meraih kekayaan yang paling berharga. Tugas mulia ini memerlukan pengorbanan dan kesabaran yang begitu tinggi, karena ia harus menabur dan merawat benih berupa seorang manusia, untuk menjadi pohon subur dan menghasilkan buah yang bermanfaat bagi orang lain. Tentu ia akan mengalami kesulitan, tetapi potret yang berani mendedikasikan dirinya ke dalam impian agung ini, akan mencari berbagai solusi agar benih yang ia tanam tidak membusuk di dalam tanah. Jika semua ini dapat terwujud, di saat semua manusia mengharapkan penghormatan dan pujian, ia justru akan didambakan oleh penghormatan dan pujian itu meski sebenarnya ia selalu menghindar darinya.
Untuk itu, mimpi ini harus berawal dari sebuah derita yang kemudian termanifestasi menjadi sebuah impian agung. Dari sini, kita bisa memahami bahwa seberapa agung impian yang seseorang miliki, di saat yang sama ia sedang mencerminkan nilai yang ada pada dirinya. Dengan kata lain, nilai seseorang akan terlukiskan sesuai dengan mimpi yang ia harapkan. Dari sini sosok mulia seorang guru seyogyanya harus setara dengan makna luhur yang ia miliki. Meski terkadang gemilang dunia selalu menggodanya, namun rasa haus untuk mengayomi masa depan generasi, seharusnya mampu mengantarnya ke dalam kemuliaan.
Artikel ini adalah karya kiriman dari Haerul Al Aziz.