Ditulis Oleh : Ashraf Kitaka MSc. Nutrition
Sejauh ini, manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang paling menakjubkan. Allah sendiri bersaksi tentang ini di dalam kitab suci-Nya, Al-Qur’an yang di dalamnya ia berfirman; “Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Rancangan tubuh manusia yang rumit telah memesona para ilmuwan selama beberapa generasi sebelumnya dan akan terus berlanjut hingga generasi mendatang. Otak manusia khususnya, telah menarik banyak perhatian lalu melahirkan ilmu Neurologi. Otak yang merupakan pusat koordinasi tubuh manusia ternyata mengandung miliaran jalur saraf. Jalur yang berfungsi sebagai penyedia penghargaan otak/reward-system yang berfungsi untuk bertanggung jawab dalam mengendalikan dan mengatur kemampuan kita untuk merasakan kesenangan. Hal ini telah banyak dipelajari oleh para ilmuwan dalam beberapa tahun terakhir. Jalur ini terkait dengan mencari tiga rewards terpenting yang dibutuhkan dalam kehidupan yaitu; makanan, air dan pasangan. Persepsi penghargaan pada otak diatur dalam sebuah sistem kompleks yang melibatkan hormon dopamin, yakni zat kimia yang juga bertanggung jawab untuk membuat kita tetap termotivasi. Dopamin pada tingkat optimalnya membantu kita mencari kebutuhan rasa senang alami dalam rangka untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia. Namun, masalah biasanya muncul ketika kita secara berlebihan mencari rasa senang ini dan mendapatkannya secara berlebihan juga. Tingkat dopamin melonjak dan sistem rasa senang akhirnya terkesampingkan.
Dewasa ini, dunia telah menjadi salah satu pelopor kebebasan hidup berlebihan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi. Dunia adalah tempat penuh kekurangan beberapa abad lalu, namun kini ia telah berubah menjadi tempat serba ada. Akses dalam mengonsumsi makanan dan minuman dengan rasa dan warna yang beraneka ragam, telah membuat kita kecanduan. Kemampuan kita untuk menemukan pasangan melalui internet sekarang ini pasti membuat nenek moyang kita merasa iri. Selain manfaat tersebut, melonjaknya angka, variasi dan potensi akan tingginya rangsangan rasa senang begitu mengejutkan. Bermain Faceebook, Instagram, Youtube, Tweeter, berbelanja online, berkirim pesan, bermain game, dan membaca berita itu memang sangat menyenangkan, tak aneh jika kita sulit melepaskan diri kita dari hal-hal tersebut. Namun apakah mungkin rangsangan ini mengalahkan sistem Dopamine-reward kita?
Dalam waktu singkat, bayangkan kita ingin memperbaiki dominasi pada system reward otak kita ke dalam mode “Pengaturan pabrik”. System reward otak kita akan kembali kepada keadaan fungsi optimal, yang membuat kita tetap termotivasi untuk mencari kesenangan dengan jumlah yang tepat. Untuk mencapainya, otak kita harus belajar kembali untuk merasakan kenikmatan yang datang dari frekuensi ambang rendah. Penjelasan mudahnya, otak kita belajar untuk makan dan minum dalam porsi sedikit dan mencari pasangan dengan cara yang sehat namun tetap bisa membuat kita bahagia. Dengan kata lain, kita belajar bahwa kita bisa bertahan tanpa harus memenuhinya dalam jumlah berlebih. Bukankah praktik ini dinamakan puasa?
Tentu saja ini bukan kebetulan dimana puasa Ramadhan dalam islam melarang umatnya untuk makan, minum dan berhubungan intim selama 12-14 jam sehari. Pada dasarnya, proses ini turut membantu memperbaiki arus system-reward / hasrat kita dalam berupaya untuk mengembalikannya pada setelan pabrik. Pernahkah anda bertanya-tanya mengapa muslim begitu berenergi selama bulan suci?. Orang-orang, yang merasa begitu malasnya sebelum Ramadhan kini tiba-tiba menjadi penuh semangat dalam menghidupkan malam, membaca berlembar-lembar Al-Qur’an dan berdoa sebanyak-banyaknya. Alasannya mungkin berkaitan dengan meningkatnya motivasi sebagai hasil dari pengembalian dopamine kepada tingkat tertingginya. Kini orang tahu mengapa kita sangat dianjurkan untuk melakukan berbagai ibadah dan menghindari perbuatan dosa. Ketika sistem reward dibuat tumpul karena rangsangan yang melemahkan hubungan kita dengan Allah, dalam waktu bersamaan, kita secara spontan akan mulai merasa senang untuk beribadah yang mana hal ini dapat memperkuat hubungan kita dengan Allah. Hal ini terus berlaku selama 30 hari. Mencoba untuk menjauh dari tingginya rangsangan nafsu sebagaimana telah disebutkan diatas akan mampu mempercepat proses ini. Kini anda tahu mengapa anda harus melempar HP anda ke air…. Just kidding!
Untuk menggapai manfaat secara maksimal karena berhasil mengembalikan iman kita ke setelan pabrik, kita harus mempertahankan apa yang telah kita upayakan dalam mencapai titik ini. Untuk menanamkannya dalam pikiran, jika puasa tujuannya adalah mengurangi dan menjinakkan nafsu makan ketika dimana jika hal ini terpenuhi maka kita akan menggapai respons nikmat tertinggi, lalu mengapa kita perlu berbuka puasa dan makan seakan-akan itu merupakan “balas dendam” karena telah seharian menahan lapar. Ini sama seperti ketika kita menyiapkan makanan yang begitu lezat dan tepat sebelum menyajikannya, kita malah membuangnya ke tempat sampah dengan sengaja. Mungkin contoh barusan sedikit ekstrim namun mengena. Manfaat dari menahan diri terhadap makan berlebih saat buka puasa memang tak bisa diremehkan. Ingat, kita memenuhi hasrat kepuasan dari sedikit makan dan minum.
Resep puasa atas kita yang diperintahkan oleh tuhan kita adalah manifestasi dari rahmat dalam dan dari dzat-Nya sendiri. Ketetapan puasa atas kita ini seperti cara Allah berfirman kepada hamba-hamba-Nya: “Jauhkanlah sejenak dirimu dari hal-hal yang sangat menyenangkan bagimu hanya agar kamu tidak kebergantungan kepadanya, berhubunganlah dengan-Ku melalui ibadah dan menahan diri dari dosa seperti ini. jalan yang paling bermanfaat dari apa pun yang pernah Anda ketahui, berbagilah dengan apa yang telah aku berikan kepadamu dengan hamba-hamba-Ku dan lepaskan diri Anda dari kesenangan sia-sia yang darinya karena engkau tidak akan pernah mencapai kebahagiaan sejati”.
Ketika kita masih merasa ingin makan, minum, dan menggunakan perangkat kita secara berlebihan, hal ini bisa jadi merupakan indikator hambatan dalam perjalanan memulihkan sirkuit nafsu kita ke pengaturan pabrik. Berpuasa dengan ikhlas, makan secukupnya, tahan diri dari maksiat dan batasilah penggunaan internet dan media sosial mungkin dapat menjadi cara agar kita bisa menuai panen secara maksimal di bulan suci Ramadhan ini. Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan mengampuni dosa kita.