mengembangkandiri.com (8)

KONSUMSI MAKANAN BERLEBIH DAN KURANGNYA AKTIVITAS FISIK

Ditulis oleh; Kitaka Ashraf, M.Sc

Bayangkan tubuh Anda sebagai mesin yang disetel dengan baik, dan makanan yang Anda konsumsi sebagai bahan bakar yang menggerakkannya. Sekarang, pertimbangkan skenario di mana Anda secara konsisten menuangkan lebih banyak bahan bakar ke dalam mesin melebihi apa yang dibutuhkannya, dan Anda mengabaikan energi yang dihasilkan oleh mesin tersebut. Seiring berjalannya waktu, kelebihan bahan bakar ini akan menimbulkan masalah. Dalam analogi di atas, berlebihan bahan bakar diartikan sebagai berlebihnya makanan yang dikonsumsi, dan kegagalan untuk menggunakan energi ekstra melambangkan kurangnya olahraga. Ketika mesin disetel dengan baik, tubuh Anda pun demikian. Namun, seperti pipa yang tersumbat, berkurangnya efisiensi, dan keausan pada komponen-komponennya mulai terjadi. Sama seperti mesin yang dapat menjadi lambat dan tidak efisien ketika dibebani dengan bahan bakar yang tidak perlu, tubuh manusia dapat menghadapi berbagai tantangan kesehatan ketika mengalami kelebihan kalori (energi dari makanan) secara terus menerus tanpa pengeluaran yang sesuai melalui aktivitas fisik.  Pentingnya menjaga keseimbangan antara input (konsumsi makanan) dan output (olahraga) untuk memastikan fungsi optimal dan umur panjang “mesin”, tubuh Anda, tidak dapat diremehkan. Islam adalah cara hidup yang komprehensif yang menangani setiap aspek kehidupan manusia. Allah Yang Maha Kuasa yang juga merupakan arsitek tubuh manusia telah memperingatkan kita untuk bersikap moderat dalam konsumsi makanan seperti yang ditetapkan dalam Al-Quran: “Wahai anak-anak Adam! Pakailah pakaianmu di setiap masjid dan makan dan minumlah, tetapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” Surat Al-A’raf (7:31).

Hippocrates, seorang dokter Yunani dan bapak kedokteran modern, pernah berkata: “Jika kita dapat memberikan setiap individu makanan dan olahraga dalam jumlah yang tepat, tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak, kita akan mendapatkan cara yang paling aman menuju kesehatan”. Pernyataan Hippocrates ini menggarisbawahi pentingnya olahraga rutin dalam menjaga kesehatan. Teknologi modern, kemunculan internet, dan kesibukan kerja merupakan beberapa faktor yang berkontribusi pada gaya hidup tidak aktif yang kita jalani saat ini. Banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan daripada di luar ruangan sambil terus mengonsumsi makanan kaya energi yang energinya tidak dimanfaatkan melalui olahraga.

Nabi Muhammadﷺ, lambang penciptaan dan kebanggaan umat manusia, menjalani kehidupan yang patut dicontoh oleh semua orang yang beriman dalam agama Islam. Beliau melakukan aktivitas fisik, termasuk berjalan kaki dalam perjalanan jauh dan berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Beliau dikenal aktif dalam membantu pekerjaan rumah dan pekerjaan kasar, yang menunjukkan pentingnya aktivitas fisik untuk gaya hidup sehat. Para sejarawan juga melaporkan bahwa Rasulullahﷺ sering berpartisipasi dalam berkuda, sebuah latihan aerobik dengan intensitas sedang yang melibatkan berbagai kelompok otot dan membutuhkan keseimbangan dan koordinasi. Menunggang kuda dapat disamakan dengan bersepeda di zaman modern, yang dapat membakar 16% energi yang dibutuhkan oleh rata-rata individu dalam sehari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengembangkan rekomendasi khusus untuk aktivitas fisik yang diperlukan oleh semua kelompok usia untuk menjaga kesehatan. Inisiatif ini muncul sebagai hasil dari bukti penelitian yang kuat yang menghubungkan kurangnya aktivitas fisik dengan sejumlah penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan lain-lain. Di bawah ini adalah rekomendasi aktivitas fisik yang dikemukakan oleh WHO.

  1. Untuk anak-anak dan remaja (6-17 tahun), setidaknya 60 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga berat setiap hari, termasuk aktivitas yang memperkuat otot dan tulang, setidaknya 3 kali seminggu.
  2. Untuk orang dewasa (18-64 tahun), setidaknya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang atau 75 menit aktivitas fisik intensitas berat per minggu, atau kombinasi keduanya, termasuk aktivitas penguatan otot, setidaknya 2 kali per minggu.
  3. Untuk orang dewasa yang lebih tua (65 tahun ke atas), sama seperti orang dewasa, atau sebanyak yang dimungkinkan oleh kemampuan dan kondisinya, dengan penekanan pada aktivitas yang seimbang dan terkoordinir, setidaknya 3 kali per minggu.
  4. Untuk semua kelompok, aktivitas fisik harus menyenangkan dan bervariasi, serta membatasi perilaku kurang gerak.

Islam menganjurkan gaya hidup yang seimbang, termasuk keseimbangan antara aspek fisik, mental, dan spiritual. Terlibat dalam aktivitas yang menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik dipandang sebagai bagian dari pemenuhan tanggung jawab seseorang terhadap tubuh, yang dianggap sebagai amanah dari Allah. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi orang yang beriman untuk menjaga tubuh mereka dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan olahraga rutin sebagai cara untuk menghormati apa yang telah dipercayakan oleh Pencipta Allahﷻ.

mengembangkandiri.com friends-3408314

SAHABAT DAN TEMAN MENURUT HADIST

Jika kita perhatikan hadist-hadist Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam kita bisa melihat bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sangat memerhatikan persahabatan dan pertemanan. Seorang mukmin dengan saudaranya, harus rida terhadap persahabatan mereka. Yang artinya, ia harus mampu mencintai saudaranya karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan oleh karenanya mereka membangun persahabatan dan persaudaraan. Didalam salah satu hadist Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam disebutkan :

”Tali iman yang paling kuat adalah bersahabat karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan bermusuhan karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan juga cinta karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan benci karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala”.

Pada kenyataannya, persahabatan yang dibangun atas dasar cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan berlanjut hingga berabad-abad, sebaliknya jika persahabatan di dasari oleh landasan untuk saling memanfaatkan maka persahabatan itu bisa kandas di dunia ini. Orang yang saling mencintai dan bersahabat karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak akan ada rasa untuk saling memanfaatkan sama sekali, dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya :

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”. (Az-Zukhruf, 43/67)

Jelas bahwa pertemanan yang dilakukan selain dari cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka di akhirat kelak akan menjadi musuh yang nyata.

Disamping itu tidak ada naungan selain naungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, di padang mahsyar salah satu dari mereka yang akan mendapat perlindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah “Orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala” yang di nukilkan di dalam hadist berupa penghargaan bagi mereka yang saling mencintai karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Seorang mukmin harus membangun persahabatan karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan seorang sahabat akan membawa sahabatnya untuk saling mengenal Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena persahabatan yang terbaik adalah persahabatan yang membawa kita untuk mengenal Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam hadist-Nya menjelaskan sebuah persamaan yang memukau tentang sahabat :

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap”.

Hadist Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam “Seseorang itu tergantung pada agama teman dekatnya” yang menganjurkan kita agar lebih berhati-hati dan memperhatikan ketika memilh teman. Karena teman yang baik akan membawa kita ke surga dan teman yang buruk akan membawa ke neraka.

Persahabatan seperti dua tubuh yang bekerjasama dalam satu roh. Teman dan sabahat adalah modal dunia dan akhirat kita. Mereka merupakan nilai-nilai berharga untuk memperoleh kebahagiaan di dunia ini dan akhirat kelak. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam hadist-Nya menjelaskan tentang hal ini :

“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah Ta’ala terdapat beberapa manusia yang bukan para nabi dan orang-orang yang mati syahid. Para nabi dan orang-orang yang mati syahid merasa iri kepada mereka pada Hari Kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah Ta’ala. ” Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, apakah anda akan mengabarkan kepada kami siapakah mereka? Beliau bersabda: “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai dengan ruh dari Allah tanpa ada hubungan kekerabatan di antara mereka, dan tanpa adanya harta yang saling mereka berikan. Demi Allah, sesungguhnya wajah mereka adalah cahaya, dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya, tidak merasa takut ketika orang-orang merasa takut, dan tidak bersedih ketika orang-orang merasa bersedih. ”Dan beliau membaca ayat ini: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.

mengembangkandiri.com pexels-kampus-production-7414102

BUKANKAH MEMBACA BUKU SESUATU YANG KHUSUS BAGI ORANG YANG BISA MELIHAT?

Gemar membaca merupakan hal yang sangat penting yang bisa membawa manusia kepada hakikat, dan hati lebih menginginkannya dibandingkan dengan mata. Kejadian di bawah ini akan menggambarkan sebuah bukti yang bagus.

“Aku keluar dari rumah dengan tergesa-gesa. Dengan langkah sedikit berlari aku menuju ke stasiun metro sambil menyiapkan rancangan pelarajan yang akan aku ajarkan ke siswa-siswaku nanti, di samping itu aku juga berusaha untuk tetap berjalan di bawah atap trotoar jalan agar tidak basah dari hujan yang sedang gerimis. Aku turun ke stasiun menggunakan eskalator. Suara “tak.. tak.. tak..” yang keluar dari tongkat salah seorang yang berjalan searah denganku menghilangkan kepanikan dan semua pikiran yang ada di kepalaku. Jelas bahwa dia juga sedang buru-buru. Meskipun ia memiliki tas besar di punggung dan tongkat di tangannya, ia melaju hampir sepadan dengan kecepatanku. Ketika ku melihatnya dengan sedikit perhatian, barulah ku ketahui bahwa dia seorang wanita dan disaat yang sama juga ia merupakan seseorang yang ‘tunanetra’.

Aku bergumam dengan sendiriku “kira-kira kenapa dia buru-buru?”

Barangkali juga ia belum pernah melihat dunya ini. Walaupun berada dalam keadaan memiliki kekurangan melaju dengan sendirinya namun sikap dan cara berjalannya meninggalkan kesan ke setiap orang yang melihatnya bahwa ia adalah seorang yang percaya diri. Seketika aku lupa segalanya. Dia mulai bergerak secara perlahan seolah-olah berada dalam kamera slowmotion. Dia mengontrol kanan dan kiri dengan tongkatnya untuk mengetahui penghalang yang ada di depannya, agar bisa membuka jalan untuknya dan mungkin juga itu merupakan sebuah pertunjukan dari tekad hidup.

Aku merasakan bahwa kami akan mendekati tangga. “Apa ku tolong saja ketika turun dari tangga?”pikiranku.

Diapun kemudian mulai turun dari tangga dengan sendirinya. Seolah-olah dunia ini datar dan tidak ada halangan yang menghadang di depannya.

Apa ada sesuatu di ujung tongkat itu yang mengarahkannya atau wanita ini sedang bercanda?

Ketika aku sedang mengumpulkan semua pikiran yang ada dikepalaku, aku baru menyadari bahwa ia telah tiba di stasiun kereta api.

Rasa penasaran membawaku ke wanita ini dan aku menaiki gerbong yang sama dengannya. Setelah menempati dan duduk di kursinya, dia melipat tongkatnya dan memasukkannya ke bagian depan tasnya secara cepat. Ia membuka bagian tasnya yang lain. Aku mengira apakah ia akan membuka tasnya untuk mengambil walkman atau sejenis makanan dan minuman, aku merasa kasihan melihatnya. Tidak ada yang tau, mungkin ia sangat ingin melihat dunia ini; pepohonan, rumah, kendaraan, manusia dan mata. Sangat banyak hal yang bisa dilihat.

Dan saat itu juga aku merasa keistimewaan diriku. Mata adalah sebuah jendela yang terbuka untuk dunia dan aku masih belum mengetahui betapa berharganya sebuah mata. Yang dikeluarkan dari dalam tas wanita ini adalah sebuah buku tebal yang seketika mengganggu penglihatan dan menggores pikiran-pikiranku ini. Seseorang yang tidak bisa melihat akan membaca buku, tiba-tiba ia meraba-raba bukunya dengan ujung jari dan berhenti di suatu tempat. Kemungkinan ia telah menemukan halaman yang ia cari. Kemudian jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kanannya mulai bergerilya di atas tulisan bercetak timbul tersebut.

Ia sedang membaca, tapi ia tidak bisa melihat. Aku melamun beberapa detik.

Bukankah membaca buku sesuatu yang khas untuk orang-orang yang bisa melihat?

Aku mengerti. Ia sudah tidak membaca dengan matanya lagi, namun dengan hati, perasaan dan dengan jiwanya. Dan akupun malu pada diriku sendiri. Aku teringat sebuah buku yang selalu ku bawa selama berbulan-bulan dan baru ku baca beberapa lembarnya saja dan orang yang tidak pernah membaca buku selama bertahun-tahun. Andaikan saja mereka juga menyaksikan kejadian ini yang membuat manusia berfikir dan malu terhadapnya.

Di dunia ini ada berjuta-juta manusia. Kenapa aku? Aku lagi-lagi tertegun dengan pikiranku yang tiba-tiba macet. Ia telah menyelesaikan satu halaman dan berpindah ke halaman selanjutnya. Jari-jarinya yang bergerilya dengan lihainya di atas tulisan bercetak timbul itu mengisyaratkan bahwa ia adalah orang yang ahli dalam hal ini. Yang artinya bahwa ia adalah pembaca yang handal.

Tapi apa yang bisa ia baca?

Karena tidak mungkin ribuan buku, majalah dan koran diterbitkan setiap hari dan setiap minggu hanya untuk mereka yang tidak bisa melihat.

Dari peringatan masinis aku menyadari bahwa aku telah tiba di stasiun yang aku tuju. Hanya empat menit berlalu dan membaca buku merupakan sesuatu yang penting walaupun di waktu yang sesingkat ini. wanita yang memberikan pelajaran padaku itu memasukkan bukunya kedalam tas, ia bersiap-siap untuk turun. Dan sesaat kemudian kereta apipun berhenti. Aku menunggu hingga ia turun. Ia melaju dengan suara tongkatnya diantara orang-orang yang turun. Aku melihat dari belakang beberapa detik. Suara tongkat yang berbunyi “tak” tersebut menggema di dalam otakku sambil berkata baca.. baca.. baca.. dan bersyukurlah.

mengembangkandiri.com pexels-rodrigo-arrosquipa-14579361

BIARLAH ADABMU BERBICARA DAN LIDAHMU DIAM

Dalam Islam tindakan dan perilaku adalah prinsip-prinsip penting. Dua elemen yang paling mempengaruhi orang adalah perilaku dan sikap. Dalam menyampaikan kebenaran dan kesalehan kepada orang-orang, alat utama bagi umat Islam bukan hanya kata-kata, melainkan tindakan atau perilaku yang mengarahkan pada jalan keimanan. Di balik tuntunan orang yang menjalankan iman, ada hal yang lebih efektif dari sekedar kata-kata dan ini adalah representasi Islam melalui kehidupan spiritualnya. Ketika para murid Nabi Isa Alaihissalam dan para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai bangsa dan menjelaskan kebenaran kepada mereka, mereka tidak tahu bahasa mereka dan mereka adalah orang asing bagi kebiasaan mereka. Namun, mereka memasuki hati orang-orang ini dengan tata krama mereka dan perilaku yang baik.

Ini berarti bahwa perilaku seorang muslim harus didahulukan sebelum ucapannya. Perbuatannya harus meneguhkan ucapannya, agar tidak dicap sebagai pendusta di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak kehilangan reputasinya di mata manusia. Dalam agama kita, terlihat sebagai orang yang benar bukanlah hal yang terpenting, tetapi menjadi orang yang benar adalah hal yang paling penting. Dalam Al-Qur’an-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Maka, tetaplah (di jalan yang benar), sebagaimana engkau (Nabi Muhammad) telah diperintahkan. Begitu pula orang yang bertobat bersamamu. Janganlah kamu melampaui batas! Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Hud 11:112). Ayat diatas tidak mengatakan: “Jujurlah dalam kata-katamu dan cobalah untuk meyakinkan orang lain dengan kebenaranmu.” Dikatakan: “Jadi tetaplah di jalan yang benar seperti yang telah diperintahkan” dengan tindakan dan perilaku anda.

Memang, dalam agama kita, memaparkan itu tidak penting, “keberadaan” itu penting; berdakwah dan mengadvokasi tidak penting tetapi menghidupkan dan role model itu penting. Untuk alasan ini, menjadi efektif dalam berceramah bergantung pada representasi. Jadi kata-kata hanya dapat berdampak jika tercermin pada perilaku dan juga jika diucapkan dengan niat untuk mendapatkan keridaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

mengembangkandiri.com ha-giang-7947012_1920

BUKU ADALAH SEORANG SAHABAT YANG SETİA

Almarhum Cemil Meriç mengatakan “Aku hidup dengan buku-buku, aku menemukan ketenangan dengan buku-buku. Aku lebih mencintai orang yang di buku dibandingkan dengan orang yang di jalanan” begitulah ia mengungkapkan betapa setianya buku sebagai seorang sahabat.

Ya, buku-buku adalah seorang sahabat yang selalu setia bersama kita di setiap waktu. Terkadang kita tidak menemukan sahabat kita untuk mengadu di saat-saat kita mendapat masalah. Akan tetapi mereka tidaklah begitu. Kapanpun kita inginkan ia langsung berada di sebelah kita. Bahkan jika kita berkhianat serta kita tidak memperhatikan mereka dalam waktu yang lama, mereka dengan sabarnya menunggu kita dirak-rak yang sudah berdebu, mereka tidak tersinggung dan mereka tidak berkhianat. Dia akan membuka dadanya yang penuh dengan ilmu dan pengetahuan. Dia akan menenangkan dan mengenyangkan ruh kita, serta membentuk kehidupan kita.

Ketika melakukan semua ini, mereka juga tidak pernah meminta. Selalu menjadi pemberi. Karena mereka adalah sahabat tercinta kita. Oleh karena itu, yang paling baik adalah agar kita tidak menyia-nyiakan mereka. Jangan kita membiarkan buku-buku sebagai sahabat lama kita berada di rak-rak yang berdebu, di sela-sela atap atau didalam kardus-kardus. Lihatlah Al-Câhiz salah satu ulama islam, ia menyewa pustaka-pustaka untuk membaca buku hingga pagi, apa yang dikatakannya tentang buku-buku : “umurnya masih muda, segar, murah dan mudah ditemukan disetiap tempat yang memiliki kejadian yang menarik dan pengetahuan yang belum pernah ada sebelumnya, karya-karya dari orang-orang yang memiliki otak yang cerdas dan dari pengalaman-pengalaman yang memiliki hikmah, dan aku tidak tahu jika ada sesuatu yang lain seperti buku yang bisa mengumpulkan kabar dan berita-berita dari abad-abad yang lalu dan dari negara-negara yang jauh. Siapa yang tidak mau untuk memiliki seorang sahabat yang ketika kamu inginkan kamu jarang mengunjunginya, jika kamu menginginkan ia menjadi seperti bayangan yang tidak pernah berpisah darimu dan menjadi seperti salah satu dari anggota tubuhmu..!

Buku, ketika kamu menyuruh dia untuk diam dia terdiam membisu, ketika kamu menyuruhnya berbicara ia berbicara, ia yang tidak memulai obrolan ketika kamu memiliki kesibukan, ia yang membiarkan kamu sendiri di waktu-waktu kamu bekerja, ia seorang tamu yang berhias untuk dirinya sendiri dan yang tidak memiliki rasa keberatan dan malu ; teman yang tidak menjadi penjilat bagimu; seorang sahabat yang tidak menghasut dan menyesetkan; yang tidak membosankan; seorang rekan yang tidak munafik dan bukan pembohong.”

mengembangkandiri.com a-book-1760998_1920

MENGAPA SEORANG SİSWA HARUS MEMBACA BUKU?

Membaca buku, memberi pikiran kepada siswa sekaligus meningkatkan fungsi berpikir. Disamping itu, dari fakta-fakta yang di ketahui, membaca menjadi perantara untuk memperkaya pikiran dan mengaktifkan kinerja otak. Di dalam masa pendidikan, anak-anak yang membaca buku lebih mempermudah pekerjaan orang tua mereka dan para pengajar. Orang tua yang menginginkan hasil dari investasi yang diberikan untuk pendidikan anak mereka, seperti menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah yang mahal dan mencukupi segala sesuatu yang diinginkan anak-anaknya tidaklah memadai. Karena anak-anak yang tidak memiliki kebiasaan membaca, akan susah untuk menjadi seorang siswa yang berhasil.

Generasi-generasi yang tidak membaca buku berefek kepada fungsi pemikiran mereka yang menjadi tumpul, bakat-bakat memunculkan ide-ide baru memburuk, gagal menjalin komunikasi dikalangannya disebabkan kurangnya kosa kata keilmuan. Untuk memperoleh nilai hukum universal, pengembangan diri dan karakter, penguasaan sejarah dan budaya hanya bisa diperoleh oleh generasi-generasi yang suka membaca, meneliti dan menyukai pengetahuan. Di dalam proses pendidikan, kita harus mengembangkan anak-anak kita dengan membaca. Sayangnya dengan menonton televisi, bermain game di komputer, anak-anak kita yang dalam masa pertumbuhan, mereka kehilangan bakat membaca dan mendapatkan kesempatan untuk membaca. Anak-anak yang membaca dan dibacakan buku, pemikiran mereka lebih luas dibandingkan dengan anak-anak yang lain. Anak-anak bisa berpikir dengan bebas jika ia tumbuh dengan ilmu. Pemikiran yang tidak didukung dengan ilmu ia menjadi dangkal. Dengan membaca akan menambah harta karun kosa kata anak-anak dan menjadikan bakat komunikasi mereka kepada manfaat yang positif. Anak yang membaca akan menambah kapasitas mereka untuk berkomunikasi. Bisa kita tekankan bahwa pada masa sekarang ini orang-orang yang sukses adalah orang yang mengambil manfaat dari kumpulan masyarakat yang berilmu dan saling berkomunikasi.

Anak-anak yang membaca dengan teratur akan mudah dengan belajar dan mengembangkan bakat mereka untuk memberikan hukum yang benar. Kekuatan otak yang didapatkan dari membaca buku-buku; akan berpengaruh positif terhadap proses seseorang dalam belajar, meneliti dan memberikan keputusan serta memperoleh manfaat bagi seseorang menuju insan kamil.

“Otak akan bekerja aktif ketika membaca buku. Dalam keadaan ini, beberapa fungsi pelaksana, akal yang memproses pengetahuan dan proses pengumpulan memori digunakan secara aktif. Di beberapa tempat di dalam otak, terjadi peningkatan penggunaan glukosa saat membaca dan berfikir. Dan hasil akhir dari membaca  akan meberikan perkembangan ke arah positif terhadap fungsi kepintaran seperti konsentrasi, ketelitian, memahami dan memberikan makna dengan menyadari apa yang di lihatnya.”