Dawai Kalbu

Jangan Mengharapkan Keuntungan Apapun dalam Berkhidmah

Apakah teh ini milik saya? Apakah air ini sudah saya bayar atau belum? Dengan penghambaan seperti inilah yang menjadi dasar, wasilah, untuk naik ke tingkat ketaatan yang lebih tinggi.  Karena para nabi tidak menghubungkan tugas dakwah dengan apa pun yang bersifat duniawi sebagai imbalan atas apa yang mereka lakukan, dan tidak mengharapkan balasan apa pun. Jika aku berharap suatu imbalan seukuran jubah atas khidmahku kepada Allah, Ya Allah, ambillah nyawaku ini, biarlah jasad ini melebur dengan tanah. -Sebagaimana para sahabat- suatu hari anda pun akan berkata: “Duhai Masa Lalu”. Kemanusiaan bangkit kembali dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Jagalah Hizmet ini. […]
Dawai Kalbu

Tauhid 8 – Bahasa Sikap

Orang-orang yang memiliki atusiasme tinggi akan menceritakan kondisi mereka, kegembiraan dan keadaan hati mereka. Mereka akan memproyeksikan superiotas perasaan mereka ke sekitar. Mereka akan melakukannya baik dengan kata-kata atau perilaku mereka. Dalam pembahasan sebelumnya, kita telah menyebutkan bahwa yang pertama adalah tentang pandai berbicara. Kita juga telah menyebutkan bahwa mereka yang menjalankan misi dakwah dengan kata-kata, mereka disebut pandai berbicara. Jika perilaku tidak sejalan dengan perkataan, dengan kata lain berwajah dua, mereka akan mencoba untuk membungkam lawan bicaranya atau menipu orang lain. Ketika perilaku sesuai dengan perkataannya, maka segala sesuatu yang ingin diceritakan masuk ke dalam hati dan diterima. Hanya […]
Dawai Kalbu

Tauhid 7 – Profil Seorang Mukmin dan Bahasa Sikap

Al-Qur’an Mu’jizul Bayan, memiliki narasi dan ekspresi gaya muslim sendiri. Ia menyebut mukmin dengan beberapa kualitas mereka, beberapa sisi keunggulan mereka, dan memperkenalkan gaya mukmin kepada kita. Ia menunjukkan gaya ini kepada orang-orang sebagai panduan dan pengajaran, sebagai contoh, juga sebagai pemimpin yang membimbing jemaah menuju kebenaran. Dalam hal ini, kita dan para pendahulu kita sebagai muslim, pendahulu dan pentabligh kita yakni Rasulullah SAW, memiliki dua macam cara dalam membimbing orang-orang menuju kebenaran. Pertama, kita belajar dan menceritakan masalah yang harus kita sampaikan dengan cara yang terbaik. Dalam hal ini, kita dapat menghadapi semua tantangan. Kita mengarungi lautan darah dan […]
Dawai Kalbu

Tauhid 6 – Tanggung Jawab untuk Menjelaskan Iman dalam Kondisi Apapun

Atas nama kebenaran, seseorang juga akan menyampaikan apa yang telah diketahui dan diperolehnya kepada orang lain. Dan mencoba memastikan bahwa mereka juga mendapat faedah sebagaimna ia mendapatkannya. Beginilah seharusnya sifat kemanusian. Kata Insan (manusia) berasal dari kata “uns” yang berarti makhluk yang mampu bergaul dengan baik dengan orang lain, berdamai dengan mereka, berkemanusian, memelihara cinta dan kasih sayang, dan makhluk yang bersosial. Insan, melihat alam semesta dalam perspektif persaudaraan. Mereka memandang satu sama lain seperti anak-anak yang tumbuh dirawat di bawah perlindungan orang tua di rumah. Jika seseorang memahami makna kemanusiaan, dia tidak hanya berhubungan dengan manusia lain, tetapi dia […]
Dawai Kalbu

Tauhid 5 – Iman Butuh Pengorbanan

Kita berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran (al-haq) yang kita dengar. Kita juga bertanggung jawab untuk menyampaikan apa yang kita petik dari pengalaman hidup kita (ibrah untuk orang lain). Merupakan kewajiban bagi kita menyampaikan manfaat hidayah yang kita dapat ke orang lain. Ini lah tugas kemanusian, ini lah tugasnya seorang muslim. Setiap orang bertanggung jawab dan wajib menyampaikan hal-hal yang didengarnya atas nama kebenaran dan realitas, atas nama Al-Quran, juga atas nama islam kepada hati siapa saja yang membutuhkannya. Itu adalah misi untuk menyampaikannya kepada orang lain yang telah dibebankan kepada anda oleh Allah SWT. Misi ini juga merupakan makna dan pancaran […]
Dawai Kalbu

Tauhid 3 – Ajaklah dengan Hikmah

Allah Swt menunjukkan diri-Nya kepada alam semesta dengan menciptakan manusia untuk mengamati kenikmatan seni-Nya, membuat mereka bertepuk tangan, dan memberi makna pada pengamatan mereka. Dia menciptakan manusia agar mereka dapat mengetahui alam semesta Di alam semesta mereka dapat mengerti arti ma’rifatullah sehingga dapat beribadah kepada-Nya. Karena mata manusia tidak mampu melihat dengan cermat anugerah melimpah di alam semesta, mereka tidak dapat memahami banyak kebenaran yang telah Dia perlihatkan kepada mereka. Dan menyatakan diri-Nya kepada mereka di alam semesta dengan nama Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. “Dia maha peyayang bagi orang-orang yang beriman” (Qs. Al-Ahzab; 43). Dia mengutus Nabi Muhammad […]

Posts navigation