mengembangkandiri.com nature-background-with-flower-behind-patterned-gla-2021-12-09-17-48-43-utc

Kejujuranku Menyelamatkanku

Sebuah kisah dari sosok, seorang sahabat, teladan umat Islam, Ka’b bin Malik tentang kejujurannya yang sudah menyelamatkannya.

Ka’b bin Malik: “Kejujuranku Menyelamatkanku”

Dalam setiap diskusi membahas tentang kejujuran, sosok Ka’b ibn Malik selalu menjadi rujukan karena kisahnya ini.

Beliau adalah sahabat yang sangat ahli dalam menggunakan pedang dan kata-kata.

Beliau adalah seorang penyair.

Melalui syair-syairnya, Ka’b ibn Malik dapat melemahkan semangat orang-orang kafir. Beliau telah bersumpah setia kepada Rasulullah di Aqabah. Oleh karena itu, dia termasuk orang-orang pertama yang beriman di Madinah. Namun, dia tidak bisa mengikuti perang Tabuk. Mari kita dengarkan saat dia menceritakan kisahnya sendiri:

“Panggilan untuk berjihad dalam perang itu ditujukan untuk semua orang, karena perang itu diprediksi akan berlangsung secara sengit. Namun, prediksi keberlangsungan perang ini bukanlah ketetapan dari Allah SWT dan bahkan, pertarungan secara langsung tidak terjadi dalam perang itu. Hasil dari peperangannya mungkin atau juga mungkin tidak diilhamkan kepada Rasulullah SAW. Namun, Beliau sangat memberikan perhatian kepada kesiapan pasukan perang tersebut.

Seperti yang lain, saya juga melakukan persiapan. Bahkan, saya tidak pernah bersiap lebih baik dibandingkan perang-perang sebelumnya. Rasulullah SAW memberi sinyal kepada pasukan muslim untuk mulai berangkat.

Saya tidak mengikuti mereka dan berpikir, ‘Saya dapat mengejar mereka bagaimanapun juga.’

Saya tidak memiliki kegiatan lain yang khusus. Tapi karena kepercayaan diri saya, saya tertinggal. Sehingga saya menunda keberangkatan ke hari berikutnya, namun, banyak hari pun berlalu.

Saya tidak mungkin lagi mengejar Rasulullah.

Saya tidak bisa melakukan apapun selain menunggu mereka kembali. Tapi penantian ini terasa begitu lama bagi saya.

Akhirnya, kabar kembalinya Rasulullah SAW pun datang juga. Madinah akan segera hidup sebelum Beliau kembali. Kegembiraan akan kembalinya Rasulullah terlihat di wajah semua orang…

Akhirnya, harapan mereka terkabul, dan pasukan tiba di Madinah.

Seperti biasa, Rasulullah SAW pergi ke masjid dan melakukan shalat dua rakaat dan mulai menyapa orang-orang. Kemudian semua orang datang ke masjid secara berkelompok dan mengunjungi Beliau.

Mereka yang tidak bisa mengikuti peperangan menyampaikan permintaan maaf mereka. Sebagian besar orang yang tidak ikut berperang telah menyebutkan alasan mereka, dan Rasulullah telah menerima alasan mereka.

Saya bisa melakukan hal yang sama karena saya memiliki kemampuan khusus untuk membujuk orang dan menggunakan bahasa dan retorika.

Tapi bagaimana saya bisa berbohong kepada Rasulullah, karena saya tidak punya alasan.

Saya tidak melakukannya; saya tidak bisa.

Saat kami bertemu, Rasulullah menyapa saya dengan senyum masam yang menusuk hati saya.

“Di mana dirimu?” beliau bertanya.

Saya menjelaskan cerita saya apa adanya.

Beliau memalingkan wajahnya dari saya dan berkata tanpa suara,

‘Pergi.’

Saya pun pergi.

Orang-orang mengerumuni saya, berkata, ‘Beri alasan dan bebaslah.’ Mereka membujuk saya.

Tapi saya sadar dan bertanya, ‘Apakah ada orang lain seperti saya?’

‘Ya,’ jawab mereka, dan menyebutkan nama dua orang.

Keduanya adalah sahabat terkemuka yang pernah berpartisipasi dalam Perang Badar yaitu Murarah bin Rabi dan Hilal bin Umayyah. Mereka tidak menyebutkan alasan apapun, tetapi mengatakan yang sebenarnya.

Mereka seperti saya.

Saya bisa mengikuti cara mereka. Saya memutuskan untuk seperti mereka dan menghindari menyampaikan alasan apapun.

Sebuah perintah dikeluarkan perihal kami bertiga. Perintahnya adalah melarang siapapun berbicara atau bertemu dengan kami.

Dua orang yang lain tinggal di rumah, menangisi dosa-dosa mereka. Saya lebih muda dan lebih kuat. Jadi saya bisa berjalan di jalan-jalan dan pasar dan saya bisa pergi ke masjid pada waktu salat.

Tapi tidak ada yang berbicara kepada saya. Saya menghabiskan sebagian besar waktu di masjid.

Saya akan menunggu dengan sungguh-sungguh senyum dari Rasulullah.

Yang membuat saya cemas, setiap hari saya pulang ke rumah dengan kekecewaan.

Meskipun selalu ada senyum di wajahnya, Rasulullah tidak pernah menatap saya dan tersenyum pada saya.

Saya selalu menyambutnya dan menunggu dengan seksama jawaban darinya.

Tapi bibir Beliau tetap tertutup untuk saya.

Saya juga terkadang mencuri-curi pandang kepada Beliau saat berdoa. Beliau melihat kearah saya ketika saya mulai melakukan shalat, tapi Beliau mengalihkan pandangannya dari saya selepas shalat.

Selama lima hari saya dalam keadaan seperti ini. Semua orang di sekitar tempat saya tinggal mulai tampak begitu asing sehingga terasa seperti tinggal di negara asing.

Suatu hari, saya melewati pagar dan masuk ke kebun Abu Qatadah —Beliau adalah putra paman saya dan kami sangat dekat— dan pergi menemuinya.

Saya mengucapkan salam kepadanya. Demi Allah, dia tidak membalas salam saya.

Saya berkata: ‘Wahai Abu Qatadah, saya memohon padamu demi Allah! Tahukah kamu bahwa saya mencintai Allah dan Rasul-Nya?”

Dia diam.

Saya mengulangi pertanyaan saya tiga kali. Akhirnya, dia berkata, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu,’ dan pergi.

Seluruh dunia tampak terbalik.

Saya tidak pernah menyangka akan mendengar hal ini dari Abu Qatadah.

Mataku berlinang air mata dan menangis.

Suatu hari, saya sedang berjalan-jalan di Madinah, dan saya mendengar seseorang mencari saya. Dia datang kepada saya dan menyerahkan surat kepada saya..

Itu dari raja Ghassan. Raja mengundang saya ke negaranya.

Surat itu tertulis: ‘Saya telah diberitahu bahwa sahabatmu (Rasulullah SAW) telah memperlakukanmu dengan kasar. Bagaimanapun, Allah tidak membuatmu tinggal di tempat di mana kamu merasa rendah diri dan kehilangan hakmu. Jadi, bergabunglah dengan kami, dan kami akan menghiburmu.’

Ketika saya membacanya, saya berkata pada diri sendiri, ‘Ini juga adalah ujian,’ dan saya membawa surat itu ke perapian dan membakarnya.

Pada hari ke 40 dari 50 hari yang berlalu.

Seorang utusan Rasulullah datang kepada saya dan berkata, ‘Rasulullah memerintahkanmu untuk menjauhi istrimu.’

Saya berkata, ‘Haruskah saya menceraikannya; atau apa yang harus saya lakukan?”

Dia berkata, “Tidak, jauhi saja dia dan jangan bergaul dengannya.”

Saya berkata kepada istri saya, ‘Pergilah ke orang tuamu dan tinggal bersama mereka sampai Allah memberikan keputusan-Nya dalam masalah ini.’

Sementara itu, istri Hilal telah meminta izin untuk melayani Hilal. Hilal adalah seorang lelaki tua tak berdaya yang tidak memiliki pelayan untuk merawatnya. Rasulullah memberikan izin kepadanya.

Beberapa orang menyarankan agar saya meminta izin dengan cara yang sama.

Tapi saya tidak mau melakukannya. Saya tidak tahu bagaimana reaksi Rasulullah jika saya melakukan itu.

Kami terus berada dalam kondisi tersebut selama 10 malam, hingga periode 50 malam selesai.

Jiwa saya terasa sesak dan bumi tampak sempit bagi saya, padahal ia begitu lapang.

Setelah menyelesaikan salat Subuh pada pagi kelima puluh, saya mendengar seseorang memanggil nama saya. ‘Wahai Ka’b, berbahagialah (dengan menerima kabar baik)’ katanya.

Mengetahui bahwa telah datang pengampunan-Nya, saya pun tersungkur  dalam sujud di hadapan Allah.

Rasulullah telah mengumumkan penerimaan taubat kami oleh Allah setelah salat Subuh.

Saya berlari ke masjid.

Semua orang mengucapkan selamat kepada saya.

Talhah dengan cepat mendatangi saya, menjabat tangan saya dan memberi selamat kepada saya. Seolah-olah saya berada di hari Aqaba.

Saya pergi ke hadapan Rasulullah dan memegang tangannya. Beliau juga meraih tangan saya.

Rasulullah berkata, ‘Allah memaafkanmu.’ Kemudian, beliau membacakan ayat berikut:

Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S. At-Taubah 9:118).

Setelah ayat ini turun, Ka’b ibn Malik berkata kepada Rasulullah SAW: “Saya berjanji untuk berkata benar selama hidup saya.”

vinay-tadepalli-GxpxTWRYKho-unsplash

Panggilan Berdoa

Teman-teman yang mulia,

Seperti halnya di seluruh penjuru dunia, di sini pun Pandemi Virus Corona telah menjadi bahan pembahasan penting dalam diskusi. Langkah antisipasi telah diambil semaksimal mungkin. Semua saran para ahli termasuk di dalamnya para dokter telah dipraktikkan.

Sebagai langkah antisipasi, Fethullah Gulen Hojaefendi dalam setiap kesempatan kembali menyampaikan poin-poin berikut:

Teman-teman kita di setiap negara dan wilayah harus menaati dengan seksama semua keputusan terkait pandemi yang disampaikan oleh para ahli. Langkah antisipasi berbeda bisa diterapkan menyesuaikan tingkat keparahan pandemi, faktor geografis, dan struktur masyarakat di wilayah setempat. Untuk itu, menaati keputusan dan himbauan para ahli serta penanggungjawab daerah setempat memiliki urgensi tersendiri.

Secara umum, kita perlu menjauhi tempat di mana orang-orang berkumpul. Jika tidak ada kebutuhan yang sifatnya darurat baik secara individu ataupun masyarakat, maka sudah seharusnya kita tidak keluar rumah.

Di saat kita berlaku sensitif terkait isu ini, mereka yang membutuhkan bantuan Anda tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Agar asas taawun tidak terganggu, apabila terdapat kebutuhan darurat yang perlu dibantu, sebisa mungkin bantuan dilakukan dalam jumlah sekecil mungkin, barangkali tugas tersebut bisa ditunaikan dengan bantuan 2-3 orang. Bantuan tersebut harus dikerjakan dengan menaati arahan dari para ahli dan tenaga kesehatan serta tetap memperhatikan jarak satu sama lain.

Guru kita selain menjelaskan poin-poin tersebut, beliau juga memberi penekanan pada pentingnya menjaga hubungan dengan Allah SWT di setiap waktu, betapa banyak pesan dan hikmah yang bisa diambil dari musibah ini, serta bagaimana menyalahkan pihak lain atas terjadinya musibah ini tidak sesuai dengan karakter seorang mukmin. Tugas kita adalah fokus untuk mengevaluasi diri terkait kesalahan yang pernah kita lakukan serta dengan tobat dan istigfar kita kembali bertawajuh kepada Allah SWT.

Beberapa kalimat lain dari beliau yang berhasil kami catat di antaranya sebagai berikut:
1. Betapa jauhnya kita dari Allah SWT. Dia lebih dekat dari urat nadi kita tetapi sayangnya kita menjadi korban dan terhukum disebabkan jauhnya kita dariNya. Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِه۪ نَفْسُهُۚ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَر۪يدِ

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
(QS. Qaf 50:16)

Ya, Dia senantiasa dekat, tetapi sayangnya kita teramat jauh dariNya. Kita harus memperhatikan dan mengevaluasi diri sendiri dari perspektif ini.

2. Adalah benar bahwasanya setiap peristiwa memiliki bahasanya sendiri. Walaupun di dalam kepala kita bergaung pikiran bahwa musibah dan bencana dalam skala besar ini pasti disebabkan kezaliman-kezaliman yang berlangsung dalam skala global, tetapi kita hanya layak menginvestigasi diri kita sendiri. Lebih layak kita menginvestigasi diri betapa banyak tugas yang tak dapat ditunaikan dengan sempurna. Muhasabah yang demikian sesungguhnya lebih dekat dengan jalan kebenaran.

3. Hubungan antara musibah yang terjadi dengan dosa-dosa pasti ada.

 إِنَّ اللهَ لاَ يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَكِنَّ النَّاس أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُون

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (QS. Yunus 10:44)

Daripada kita mengevaluasi kesalahan orang lain, sudah seharusnya kita menginvestigasi dosa dan kesalahan kita sendiri. Misalnya, barangkali kita kurang meyakinkan dalam memotivasi orang lain untuk berbuat yang makruf. Boleh jadi kita juga memiliki kekurangan dalam merepresentasikan kebaikan dan menyebarluaskan keindahan lainnya. Sementara itu, mereka yang memikirkan kebaikan bagi umat manusia, menerimanya sebagai tujuan hidup, serta menjalankannya dengan penuh keikhlasan adalah kelompok orang yang diberi kabar gembira sebagai penangkal bala, baik musibah dari bumi maupun dari langit.

4. Allah SWT berfirman:

 وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ 
Artinya: Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (QS Al Anfal 8:33)

Guru kita yang mulia sekali lagi ketika membahas poin-poin tersebut bertanya:”Apakah teman-teman kita berdoa?”. Kemudian beliau melanjutkan kalimatnya: ”Dulu kita berkumpul untuk berdoa tetapi sekarang kita sudah tidak bisa lagi berkumpul. Namun, semua teman bisa membaca doa yang berbeda-beda dari kediamannya masing-masing. Mereka misalnya bisa membaca doa berikut:”Wahai Rabb yang memenuhi kebutuhan dan hajat kami! Penuhilah semua kebutuhan kami! Duhai Sultan kami yang melindungi dan memusnahkan segala macam bala, hilangkanlah segala macam bala yang mengancam kami!” Dalam doa ini bisa ditambahkan:”Yaitu Wabah dan Pandemi Virus Corona”. Terdapat banyak sekali doa yang diriwayatkan dari Baginda Nabi. Doa-doa tersebut dapat dibaca setiap saat. Bahkan beberapa doa bisa dibaca oleh satu teman untuk kemudian direkam. Lalu rekaman tersebut diperdengarkan di banyak tempat; Andai rekaman tersebut dapat menjadi media pengingat; Andai di setiap rumah dan di setiap waktu kita ditawajuhkan kepada Allah lewat doa yang dipanjatkan tersebut.”




Kami telah merangkum doa-doa yang disarankan oleh guru kita yang mulia. Kami juga telah meminta satu teman untuk membaca doa tersebut. Bersama ini kami persembahkan doa tersebut baik dalam bentuk tulisan maupun rekaman.

Lewat sarana ini, tentu saja dengan tetap mengambil langkah-langkah antisipasi sebagai bentuk mengikuti sunatullah, sekali lagi kami serukan: marilah memanjatkan doa dan salat hajat demi kebaikan seluruh umat manusia. Semoga Allah SWT Sang Hafiz berkenan menjaga kita semua dari segala macam penyakit jasmani maupun rohani.

***

Do’a Hajat Word :

Doa Hajat (Khususnya Keselamatan dari Corona)

Do’a Hajad PDF :

Doa Hajat (Khususnya Keselamatan dari Corona)

.اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيراً وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيراً، فَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً

.اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ سَيِّدِنَا وَسَنَدِنَا ومَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِين

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْعِصْمَةَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.  اَللّهُمَّ كَاشِـفَ الْغَمِّ مُفَرِّجَ الْهَمِّ مُجِيبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّينَ إِذَا دَعَوْكَ رَحْمانَ الدُّنْيَا وَاْلاخِرَةِ وَرَحِيمَهُمَا فَارْحَمْنِي فِي حَاجَتِي هذِهِ بِقَضَائِهَا وَنَجَاحِهَا رَحْمَةً تُغْنِينِي بِهَا عَنْ رَحْمَةِ مَنْ سِوَاكَ. اَللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيّـِكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، يَا مُحَمَّدُ إِنِّي أَتَوَجَّهُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى لِي، اَللّهُمَّ فَشَفّـِعْهُ فِيَّ

.اَللَّـهُمَّ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَيَا دَافِعَ البَليَّاتِ اِقْضِ حَوَائِجَنَا كُلَّهَا يَا أَرْحَمَ الرَاحِمِين

.(اَللَّـهُمَّ أَجِرْناَ وخَلِّصْنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْوَبَاءِ وَالْبَلاَءِ وَمِنْ سَيِّءِ الْأَمْرَاضِ وَالْأَسْقَامِ (لَا سِيَّمَا فِيرُوسِ كُورُونَا

.بِسْمِ اللهِ، (أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ) مِنْ وَجَعي هٰذَا

.اَللَّـهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، مُذْهِبَ الْبَأْسِ، اِشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إِلَّا اَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

بِسْمِ اللهِ، بِسْمِ اللهِ، بِسْمِ اللهِ، بِسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ، اللهُ يَشْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ بِسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ، اللهُ يَشْفِيكَ مِنْ كُلِّ دَاءٍ فِيكَ

اَللَّـهُمَّ عَافِنَا فِي اَبْدَانِنَا، اَللَّـهُمَّ عَافِنَا فِي اَسْمَاعِنَا، اَللَّـهُمَّ عَافِنَا فِي اَبْصَارِنَا، اَللَّـهُمَّ عَافِنَا فِي كُلِّ أَعْضَائِنَا وَجَوَارِحِنَا وَلَطَائِفِنَا وَحَوَاسِّنَا الظَّاهِرَةِ وَالْبَاطِنَةِ، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ

Sungguh Maha Besar Allah, dan segala puji hanya bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, dan shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw., begitu pula kepada keluarga dan para sahabat seluruhnya.

Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah yang maha lembut lagi Maha Pemurah, Maha Suci Allah, Rabb pemilik ‘Arsy yang Maha Agung, segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam, aku mengharap rahmatMu, ketetapan hati (untuk meraih) ampunanMu, mendapatkan keberuntungan dengan segala kebaikan dan keselamatan dari segala perbuatan dosa, jangan Engkau biarkan dosa padaku kecuali Engkau mengampuninya, dan jangan Engkau biarkan kegundahan kecuali Engkau membukakannya, dan jangan Engkau biarkan kebutuhan-kebutuhan yang Engkau ridlai kecuali Engkau penuhi, wahai Dzat yang maha pengasih! Ya Allah, Engkau yang memutuskan antara hamba-hamba-Mu mengenai sesuatu yang mereka perselisihkan. Tiada Tuhan kecuali Allah, Yang Maha Luhur dan Maha Agung. Tiada Tuhan kecuali Allah, Yang Maha Lembut dan Maha Mulia. Maha Suci Allah, Tuhan tujuh langit dan Tuhan ‘Arsy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ya Allah, Tuhan yang menyingkap kesedihan, yang menghilangkan kegalauan, dan yang mengabulkan doa orang-orang yang dalam kesempitan ketika mereka berdoa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang di dunia dan akhirat, rahmatilah aku dalam hajatku ini dengan mengabulkannya, dengan rahmat yang mencukupi diriku dari mencari rahmat selain diri-Mu. Ya Allah, aku memohon dan mengharap kepadaMu, aku menghadapMu dengan wasilah Nabi Kasih sayang, Nabi Muhammad Saw. Ya Muhammad Saw, wahai junjunganku, aku menghadap Rabb-ku dengan menjadikanmu wasilah agar hajatku ini dipenuhi. Ya Allah, jadikanlah Rasulullah sebagai pemberi syafaat bagiku.

Wahai Dzat yang memenuhi segala kebutuhan, penuhilah kebutuhan-kebutuhan kami, Wahai Dzat yang menjaga dari bala bencana, jagalah kami dari berbagai macam bala bencana yang mungkin datang kepada kami, Wahai Dzat yang Maha Pemurah!

Ya Allah, selamatkanlah kami dari wabah, bala, dan segala macam keburukan penyakit, khususnya pernyakit Covid-19 yang sekarang melanda dunia, lindungilah kami!

Bismillah, dengan namaMu ya Allah, aku berlindung dengan keagungan dan kekuasaanMu dari keburukan rasa sakit yang mungkin akan menyakitiku.

Ya Allah, Rabb semua manusia, yang menghilangkan segala penyakit, sembuhkanlah, karena Engkaulah yang Maha Menyembuhkan, tiada penyembuh selain Engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit lagi!

Bismillah!.. Bismillah!.. Bismillah!.. Dengan nama Allah, aku membacakan dan meniupkan padamu, Allah akan menyembuhkan penyakitmu, dari segala macam bahaya yang menyakitkan dirimu, dengan nama Allah aku meruqyahmu, dan Allah-lah yang menyembuhkanmu dari setiap penyakit yang menimpamu.

Ya Allah, berikanlah kesehatan pada tubuh kami, Ya Allah, berikanlah kesehatan pada telinga kami, Ya Allah berikanlah kesehatan pada kedua mata kami, Ya Allah berikanlah kesehatan pada setiap anggota badan dan tubuh kami, lathifah-lathifah kami, dan perasaan kami baik yang zahir maupun batin. Hanya Engkau yang Maha Kuasa atas semua itu, tiada tuhan selain Engkau.

Download Audio



vinay-tadepalli-GxpxTWRYKho-unsplash

Do’a Hizib Imam Nawawi (حزب امام النواوي)

(حزب امام النواوي)
Do’a Hizib Imam Nawawi

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

بِسْمِ اللَّهِ اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ أَقُولُ عَلَى نَفْسِى وَعَلَى دِيْنِى وَعَلَى أَهْلِى وَعَلَى أَوْلاَدِى وَعَلَى مَالِى وَعَلَى أَصْحَابِى وَعَلَى أَدْيَانِهِمْ وَعَلَى أَمْوَالِهِمْ أَلْفَ بِسْمِ اللَّهِ

Dengan menyebut nama Allah; Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Aku berkata atas diriku, agamaku, keluargaku, anak-anakku, hartaku, dan sahabat-sahabatku beserta agama mereka dan harta benda mereka, seribu “Bismillah” (Dengan nama Allah).

.اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ أَقُولُ عَلَى نَفْسِى وَعَلَى دِيْنِى وَعَلَى أَهْلِى وَعَلَى أَوْلاَدِى وَعَلَى مَالِى وَعَلَى أَصْحَابِى وَعَلَى أَدْيَانِهِمْ وَعَلَى أَمْوَالِهِمْ أَلْفَ أَلْفِ بِسْمِ اللَّهِ

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Aku berkata atas diriku, agamaku, keluargaku, anak-anakku, hartaku, dan sahabat-sahabatku beserta agama mereka dan harta benda mereka, sejuta “Bismillah”
(Dengan nama Allah).

اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ أَقُوْلُ عَلَى نَفْسِى وَعَلَى دِيْنِىْ وَعَلَى أَهْلِى وَعَلَى أَوْلاَدِيْ وَعَلَى مَالِى وَعَلَى أَصْحَابِى وَعَلَى أَدْيَانِهِمْ وَعَلَى أَمْوَالِهِمْ أَلْفَ أَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Allah Maha Besar; Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Aku berkata atas diriku, agamaku, keluargaku, anak-anakku, hartaku, dan sahabat-sahabatku beserta agama mereka dan harta benda mereka, sejuta ‘laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyilazhiim’. (Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah
Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).

.بِسْمِ اللَّهِ وَبِاللهِ وَمِنَ اللَّهِ وَإلَى اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ وَفِى اللَّهِ وَ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah; dengan Allah; dari Allah; kepada Allah; atas Allah; dan didalam Allah; serta tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

.بِسْمِ اللَّهِ عَلَى دِيْنِى وَعَلَى نَفْسِى وَعَلَى أَوْلاَدِى, بِسْمِ اللَّهِ عَلَى مَالِى وَعَلَى أَهْلِى. بِسْمِ اللَّهِ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ أَعْطَانِيْهِ رَبِّى

Dengan menyebut nama Allah atas agamaku diriku dan anak-anakku. Dengan menyebut nama Allah atas harta bendaku, dan keluargaku. Dengan menyebut nama Allah atas segala sesuatu yang diberikan Tuhanku kepadaku.

.بِسْمِ اللَّهِ رَبِّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ, وَ رَبِّ اْلأَرَضِيْنَ السَّبْعِ, وَ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah, Tuhan Penguasa langit tujuh lapis, Tuhan Penguasa bumi lapis tujuh,
Tuhan Penguasa ‘arasy yang agung.

 (3x)بِسْمِ اللهِ الَّذِي   لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِي اْلأَ رْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ  وَ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Dengan menyebut nama Allah Yang tidak akan berbahaya bersama Nama-Nya sesuatu pun di bumi dan tidak pula di langit. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

.بِسْمِ اللهِ خَيْرِ اْلأَسْمَاءِ فِي اْلأَ رْضِ وَفِى السَّمَاءِ

Dengan menyebut nama Allah, sebaik-baik Asma’ di bumi dan di langit.

بِسْمِ الله أَفْتَتِحُ وَبِهِ أَخْتَتِمُ اللهُ اللهُ اللهُ اللهُ رَبِّى وَلاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً, اللّهُ اللّهُ اللّهُ رَبِّى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ.اللّهُ أَعَزُّ وَأَجَلُّ وَأَكْبَرُ مِمَّا أَخَافُ وَأَحْذَرُ 

Dengan menyebut nama Allah aku memulai, dan Dengan menyebut nama Allah aku mengakhiri. Allah, Allah, Allah, Tuhanku, dan Aku tidak akan menyekutui-Nya dengan apapun. Allah, Allah, Allah, tiada tuhan selain Allah. Allah,Yang Maha Mulia, Maha Agung dan Maha Besar dari apa saja yang aku takuti dan aku khawatiri.

بِكَ اللّهُمّ أَعُوذُبِكَ  مِنْ شَرِّ نَفْسِى وَ مِنْ شَرِّ غَيْرِى, مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ رَبِّى وَذَرَأَ وَبَرَأَ, بِكَ اللّهُمَّ أَخْتَرِزُ مِنْهُمْ, وَ بِكَ اللّهُمَّ َأَعُوذُ مِنْ شُرُورِهِمْ, وَ بِكَ اللّهُمَّ أَدْرَأُ فِى نُحُورِهِمْ, وَاُقَدِّمُ بَيْنَ يَدَيَّ وَأَيْدِيْهِمْ

Dengan-Mu, Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku, keburukan selainku, keburukan apa saja yang diciptakan Tuhanku, diadakan dan dijadikan (oleh Allah), Dengan-Mu, Ya Allah, aku memohon perlindungan dari mereka. Dengan-Mu, Ya Allah, aku berlindung dari kejahatan mereka. Dengan-Mu, Ya Allah, aku menolak  pada leher mereka, aku haturkan di hadapanku, di hadapan mereka.

(3x)بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (QS. al-Ikhlash : 1-4).

وَمِثْلُ ذَلِكَ عَنْ يَمِيْنِى وَأَيْمَانِهِمْ, وَمِثْلُ ذَلِكَ عَنْ شِمَالِى وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ, وَمِثْلُ ذَلِكَ أَمَامِى وَأَمَامَهُمْ, وَمِثْلُ ذَلِكَ مِنْ خَلْفِى وَمِنْ خَلْفِهِمْ, وَمِثْلُ ذَلِكَ مِنْ فَوْقِى وَمِنْ فَوْقِهِمْ, وَمِثْلُ ذَلِكَ مِنْ تَحْتِى وَ مِنْ تَحْتِهِمْ, وَمِثْلُ ذَلِكَ مُحِيْطٌ بِى وَبِهِمْ, وَبِمَا أَحَطْنَابِهِ

Dan seperti itu dari arah kananku dan kanan mereka; seperti itu dari arah kiriku dan kiri mereka; seperti itu dari arah depanku dan depan mereka; seperti itu dari arah belakangku dan belakang mereka; seperti itu dari arah atasku dan atas mereka;   seperti itu dari arah bawahku dan bawah mereka. Dan seperti itu yang akrab denganku, dengan mereka, dan dengan apa saja yang aku akrab dengannya.

اللّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ لِى وَلَهُمْ مِنْ خَيْرِكَ بِخَيْرِكَ الَّذِى لاَ يَمْلِكُهُ غَيْرُكَ, اللّهُمَّ اجْعَلْنِى وَإيَّاهُمْ فِى عِبَادِكَ وَعِيَاذِكَ وَجِوَارِكَ وَأَمَانِكَ وَحِزْبِكَ وَحِرْزِكَ وَكَنَفِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْطَانٍ وَسُلْطَانٍ, وَإِنْسٍ وَجَانٍّ, وَبَاغٍ وَحَاسِدٍ, وَسَبُعٍ وَحَيَّةٍ وَعَقْرَبٍ, وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبىِّ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ

Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu, untukku dan untuk mereka, kebaikan-Mu dengan kebaikan-Mu yang tiada mampu melikinya selain Engkau. Ya Allah! Jadikanlah aku dan mereka masuk dalam golongan hamba-Mu, selalu dalam perlindungan-Mu, tetangga-Mu, keamanan-Mu, golongan-Mu, benteng perlindungan-Mu, naungan perlindungan-Mu, dari semua syetan dan penguasa (zhalim), dari manusia dan jin, dari orang yang durjana dan hasud, binatang buas dan ular serta kalajengking, dan dari kejahatan semua yang melata di bumi yang ubun-ubunnya berada didalam genggaman-Mu. Sesung-guhnya Tuhanku berada di atas jalan yang lurus.

حَسْبِيَ الرَّبُّ مِنَ الْمَرْبُوبِيْنَ, حَسْبِيَ الْخَالِقُ مِنَ الْمَخْلُوقِيْنَ, حَسْبِيَ الرَّازِقُ مِنَ الْمَرْزُوقِيْنَ, حَسْبِيَ السَّاتِرُ مِنَ الْمَسْتُورِيْنَ, حَسْبِيَ النَّاصِرُ مِنَ الْمَنْصُورِيْنَ, حَسْبِيَ القَاهِرُ مِنَ الْمَقْهُورِيْنَ, حَسْبِيَ الَّذِى هُوَحَسْبِي, حَسْبِيَ مَنْ لَمْ يَزَلْ حَسْبِي, حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ, حَسْبِيَ اللهُ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِهِ

Cukuplah bagiku ‘Al-Khaliq’ (Tuhan Maha Pen-cipta) sebagai penolongku daripada semua makhluk. Cukuplah bagiku ‘Al-Razzaq’ (TuhanMaha Pemberi rizki) sebagai penolongku daripada semua makhluk yang diberi rizki. Cukuplah bagiku ‘As-Satir’ (Tuhan Yang Menutupi) sebagai penolongku daripada semua makhluk yang ditutupi-Nya. Cukuplah bagiku ‘Al-Nashir’ (Tuhan Penolong) yang menolongku daripada semua makhluk yang diberi pertolongan. Cukuplah bagiku ‘Al-Qahir’ (Tuhan Yang Perkasa) sebagai penolongku daripada semua makhluk yang ditaklukkan-Nya. Cukuplah bagiku Tuhan sebagai penolongku Yang Dia adalah Pencukupku. Cukuplah bagiku Tuhan sebagai Penolongku Yang Dia senantiasa mencukupiku.  Cukuplah Allah menjadi Penolongku dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Cukuplah Allah menjadi Penolongku dari seluruh makhluk-Nya

إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ.

وَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْءَانَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِالْلاَخِرَةِ حِجَابًا مَسْتُورًا. وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَنْ يَفْقَهُوهُ وَفِي ءَاذَانِهِمْ وَقْرًا وَإِذَا ذَكَرْتَ رَبَّكَ فِي الْقُرْءَانِ وَحْدَهُ وَلَّوْا عَلَى أَدْبَارِهِمْ نُفُورًا.

Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.(QS a-A’raf : 196)

Dan apabila kamu membaca Al Qur’an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup. dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al Qur’an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya.(QS al-Isra’ : 45-56)

.فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki `Arsy yang agung” (QS at-Taubah : 129).

.وَ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Semoga Allah melimpahkan rahmat ta’zhim dan kesejahteraan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, Nabi yang ‘Ummi’ (buta huruf), beserta keluarga dan para sahabatnya.

Selanjutnya menghembuskan nafas tanpa berludah ke arah kanan tiga kali, arah kiri tiga kali, arah depan tiga kali, arah belakang tiga kali, lalu diteruskan membaca doa wirid berikut ini :

.خَبَأْتُ نَفْسِى فِى خَزَائِنِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, أَقْفَالُهَا ثِقَتِى بِاللهِ, مَفَاتِيْحُهَا لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

“Aku sembunyikan diriku didalam gudang simpanan ‘Bismillaahirrah-maanirrahiim’. Grendel (kuncinya) adalah ‘Kepercayaanku pada Allah’. Kunci pembu-kanya adalah ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaah’.

أُدَافِعُ بِكَ اللّهُمَّ عَنْ نَفْسِى مَاأُطِيْقُ وَ مَالاَ أُطِيْقُ, لاَطَاقَةَ لِمَخْلُوقٍ مَعَ قُدْرَةِ الْخَالِقِ, حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيْلُ, وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.

Aku melindungi diriku dengan perantaran-Mu, Ya Allah, apa yang aku mampu dan apa yang aku tidak mampu. Tiada kemampuan bagi makhluk berha-dapan dengan kekuasaan Al-Khaliq. Cukuplah Allah sebagai penolongku, tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

.وَصَلىَّ الله عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Kesejahteraan kepada junjungan kita, Nabi Muham-mad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Cukuplah Allah sebagai penolongku dan Dia sebaik-baik Pelindung.

Download Audio

vinay-tadepalli-GxpxTWRYKho-unsplash

Do’a Keselamatan (Agar Terhindar dari Musibah dan Bencana)

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

اَللّٰهُمَّ يَا حَافِظُ يَا حَفِيظُ، نِعْمَ الْحَافِظُ أَنْتَ، اِحْفَظْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْنَا وَمِنْ خَلْفِنَا وَعنْ أَيْمَانِنَا وَعَنْ شَمَائِلِنَا, وَمِنْ فَوْقِنَا, وَنَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ نُغْتَالَ مِنْ تَحْتِنَا.

 يَا اَللهُ, يَا اَللهُ, يَا اَللهُ.

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar.

Ya Allah yang Maha Menjaga dan sebaik-baiknya penjaga. Lindungilah kami dari berbagai bahaya yang datang dari depan dan belakang kami, dari sisi kanan dan kiri kami, dan dari atas maupun bawah kami. Ya Allah, kami berlindung dengan keagungan-Mu dari pembunuhan yang dilakukan dengan cara yang tidak diketahui.

Ya Allah! Ya Allah! Ya Allah!