anna-jahn-414466-unsplash

Falsafah Hidup Jiwa-Jiwa Berdedikasi

Adanmış Ruhların Hayat Felsefesi, Herkul | 16/06/2013, BAMTELI

 

Bukanlah kemegahan dunia dan kerajaannya yang akan mengubah arah jalanmu, bukan pula keindahan-keindahan lainnya – Villa di tepi Bhosphorus, rumah-rumah peristirahatan di tempat yang sejuk, harta kekayaan, kesempatan dan keberuntungan, kekuatan dan jabatan – yang  mempesonakan. Karena jalan dimana Anda mewakafkan diri Anda ini, adalah jalannya para jiwa yang berdedikasi, jalannya mereka yang tak mengharapkan pamrih dan imbalan.

***

Jadilah kalian matahari, yang mengelus lembut ubun-ubun; tak perlu ada pihak lain yang mengirimkan bantuan hidrogen ataupun helium kepada kalian! Biarlah kalian saja yang terbakar.. Jangan tunggu pujian dari orang lain. Mengalir deraslah kalian seperti jeram; menyebarlah kalian dari satu tempat ke tempat lainnya. Akan tetapi jangan sekali-kali menantikan sesuatu dari orang lain. Jadilah tanah, bukalah dada kalian kepada setiap benih. Rawatlah mereka dalam dada kalian sebagaimana ibu merawat anak-anaknya.. Tetaplah di bawah telapak kaki, jangan pernah sekali-kali berpikir untuk melompat (ke arah kesombongan). Jadilah angin, berhembuslah; meresaplah bersama hembusannya, teresaplah dalam hembusannya. Akan tetapi jangan sekali-kali menantikan pamrih. Jangan harap namamu akan mengharum. Jangan berharap:”mudah-mudahan mereka menghadiri pemakaman saya.” Jangan membayangkan:”mudah-mudahan mereka menshalatkan jenazah saya.” Cukuplah Allah buat kalian!

***

Allah SWT telah memperingatkan kepada kita bahwa menyakiti orang lain dengan cara membiarkan mereka berterima kasih atas bantuan kita dapat menjadi sebab bagi tidak diterimanya sebuah amal salih: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian (QS Al Baqarah: 264). Ya, semua sedekah harus dilakukan dengan pendekatan ini; amal kebaikan tidak boleh direndahkan dengan riya’, sum’ah, dan membiarkan orang yang kita bantu merasa berhutang budi. Perbuatan mulia itu tidak boleh dikotori dengan pamrih

***

Tanpa pamrih, adalah syiar dari kenabian; untuk menyelamatkan umat manusia, kekhususan dari jalan irsyad (dakwah) ini adalah selalu bangkit dari ‘kematiannya’ tanpa memandang mulia dirinya, senantiasa berusaha, berlari, dan