mengembangkandiri.com parent-and-child-in-carpentry-2021-08-26-15-47-52-utc

Mendidik dengan Cinta dan Kasih

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM HARUS DIBERIKAN DENGAN CINTA DAN KASIH SAYANG

Islam adalah agama kasih sayang, agama yang mengajarkan kedamaian, menebarkan kasih sayang, dan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan sudah barang tentu Islam sangat menolak kekerasan dalam bentuk apapun.

Islam diajarkan untuk menunjukkan sikap kasih sayang

surat Al-Anbiya ayat 107

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Ayat di atas menjelaskan Allah mengutus Nabi Muhammad tidak lain agar menyampaikan kasih kepada ciptaan Allah. “Itu kasih sayang menjadi visi utama agama Islam juga misi agama-agama sebelum Islam,”

surat Ali Imran ayat 159

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.   Ayat di atas menjelaskan berkat kasih sayang Allah kepada Rasulullah, dia bersikap lemah lembut. Jika bersikap keras atau kasar, maka niscaya orang-orang akan menjauhi dan tidak suka. Kalau pun masih begitu, maafkanlah dan mintalah ampun untuk mereka.

Dalam Islam, sosok guru (agama) sangat strategis, di samping mengemban misi keilmuan agar peserta didik menguasai ilmu-ilmu agama, guru agama juga mengemban tugas suci, yaitu misi kenabian, yakni membimbing dan mengarahkan peserta didik menuju jalan Allah SWT.

dapat kita pahami bahwa guru adalah pengemban tugas mulia, terutama guru agama islam. Karena guru adalah seseorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah Swt dan dengan ilmunya itu dia menjadi perantara manusia yang lain untuk mendapatkan, memperoleh serta menuju kebaikan baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu, guru tidak hanya bertugas menyampaikan ilmu, tetapi juga mendidik peserta didiknya  untuk menjadi manusia yang beriman, bertakwa dan beradab.

oleh karena itu, ruh dari guru agama islam adalah cinta dan kasih-sayang, karena pada dasarnya cinta dan kasih-sayang adalah hal utama yang harus dimiliki oleh seorang guru.

sebagaimana Imam Ghazali menyebutkan bahwa salah satu syarat menjadi guru adalah kasih sayang dan lemah lembut

Pendidikan agama islam harus diberikan dengan cinta dan kasih sayang. Sebab,  Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang. Sehingga,  guru agama islam  harus mampu menunjukkan dan mengekspresikan rasa sayang dan cintanya kepada peserta didik, mengajar agama islam bukan hanya berhubungan dengan pengetahuan saja, namun juga sangat berkaitan erat dengan keimanan, jika kita berbicara tentang iman maka hal ini berhubungan langsung dengan hati Karena tempat iman adalah di hati, bukan di otak. oleh karena itu pendidikan agama islam ini harus diberikan dengan cinta dan kasih-sayang karena hati tidak menerima hal-hal yang tidak disukainya,  jika mengajar agama islam tanpa cinta dan kasih sayang maka hati akan menolaknya sehingga apa yang diajarkan tidak akan bisa tertanam dan terwujudkan dalam perilaku peserta didik.

pexels-timur-weber-9127599

Kebutuhan Rohani Anak

KITA HARUS MENYADARI KEBUTUHAN JIWA ANAK

Situasi belajar sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Situasi seperti tempat dan suasana sangat mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar.

Kondisi ruangan yang bersih, nyaman, sirkulasi udara yang baik, kapasitas ruangan yang memadai, penerangan, dan kondisi tenang sangat dibutuhkan dan akan membangkitkan minat belajar peserta didik dan juga meningkatkan semangat belajar. Sikap guru, semangat di kelas, sikap keluarga dan masyarakat juga merupakan faktor yang mempengaruhi situasi belajar dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Selain guru, dalam belajar setiap peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, hal itu dapat digolongkan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal, faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik yaitu dari orang tua, dari guru dan dari masyarakat. Faktor intern dibagi menjadi tiga yakni faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Di dalam faktor psikologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang mempengaruhi belajar antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Dan faktor-faktor inilah yang harus diperhatikan oleh setiap pendidik agar dapat mengendalikan dan mengatur pembelajaran agar dapat berlangsung secara efektif, terarah dan optimal. Guru yang baik adalah guru yang dapat mengerti dan memahami permasalahan atau kendala dari seorang peserta didik dan persoalan psikologi peserta didik. Guru yang dapat memahami persoalan peserta didiknya adalah guru yang tidak memaksakan keinginannya kepada peserta didik, yang mendengarkan keluhan dan problematika belajar dari peserta didik, dan juga tidak memaksakan tugas yang melampaui kemampuan peserta didik.

Agar dapat mendidik jiwa anak sejak usia dini, pendidikan jiwa anak harus dilakukan sama seperti halnya menjaga dan merawat fisiknya. Pendidikan agama yang menyangkut kehidupan dunia dan akhirat anak tidak boleh diabaikan, segala sesuatu yang diperlukan untuk pendidikannya harus dipersiapkan sebelumnya.

Pendidikan agama sejak dini hendaklah sudah ada di rumah keluarga muslim. Didikan tersebut bukan menunggu dari pengajaran di sekolah saja.

Dalam Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah (13: 11) disebutkan, “Bapak dan ibu serta seorang wali dari anak hendaknya sudah mengajarkan sejak dini hal-hal yang diperlukan anak ketika ia baligh nanti. Hendaklah anak sudah diajarkan akidah yang benar mengenai keimanan kepada Allah, Malaikat, AL-Qur’an, Rasul dan Hari Akhir. Begitu pula hendaknya anak diajarkan ibadah yang benar. Anak mestinya diarahkan untuk mengerti shalat, puasa, thoharoh (bersuci) dan semacamnya.”

Semoga Allah menganugerahi kepada anak-anak kita sebagai penyejuk mata bagi orang tua. Mudah-mudahan kita diberi taufik untuk mendidik mereka menjadi generasi yang lebih baik

pexels-itsmeseher-42035630-12078284

Keluarga Ideal untuk Generasi Ideal

GENERASI IDEAL MEMBUTUH KELUARGA YANG IDEAL

Keluarga adalah hal pertama yang terlintas dalam pikiran ketika kita  berbicara tentang pendidikan. “Karena keluarga adalah tempat pertama dalam pendidikan dan pembelajaran, keluarga adalah sekolah pertama tempat untuk belajar.” pendidikan harus dimulai dari rumah, sehingga tertanam kokoh dalam diri anak. Pendidikan keluarga sangat penting sekali, karena keluarga adalah orang-orang yang sangat dicintai anak-anaknya, teman yang paling dekat, dan keluarga adalah pihak yang memberikan dampak yang sangat esensial terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kesuksesan anak. Pendidikan keluarga bertanggung jawab dalam membangun fondasi semua aspek kehidupan anak. Jika keluarga tidak dibangun di atas prinsip-prinsip pendidikan, maka jangan pernah berpikir untuk menghadirkan generasi yang ideal. karena ” generasi yang ideal juga membutuhkan keluarga yang ideal.”

generasi ideal adalah generasi yang memiliki wawasan luas dan berjiwa besar. Bangkitnya sebuah bangsa berada ditangan mereka, yaitu mereka  yang kaya dengan spiritualitas, moral dan pemikiran luhur. generasi ideal ini adalah generasi pemberani, yang keberadaan mereka selalu diisi dengan iman, cinta, kebijaksanaan dan ketajaman mata hati. Mereka tidak pernah tunduk pada semua kesulitan, baik itu yang bersifat kesulitan internal maupun external.

untuk menghadirkan generasi ideal seperti ini, dibutuhkan keluarga yang ideal juga, yaitu keluarga yang hidup dalam koridor syariat, yang dihiasi dengan sunnah-sunnah dari nabi Muhammad SAW., serta paham akan prinsip-prinsip pendidikan. Keluarga ideal tidak pernah bosan menyuntikan keimanan, rasa cinta dan kasih sayang, serta semangat dalam mempelajari ilmu pengetahuan kepada anak-anak mereka, demi hadirnya generasi ideal yang memiliki kepiawaian dalam berfikir dan mampu memprediksi masa depan. Karena “masa depan selalu tumbuh dari benih yang dikandung oleh rahim masa kini dan juga disusui oleh masa kini agar dapat tumbuh dewasa”

artinya adalah, sebagai orang tua, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk memperhatikan dengan cermat masa depan seperti apa,? atau generasi seperti apa yang akan kita bangun untuk masa depan.? Karena anak-anak kita saat ini adalah generasi penentu di masa depan. Jika saat ini kita didik mereka dengan prinsip-prinsip pendidikan dan  falsafah hidup kita, yaitu islam. Maka, generasi yang kita impikan akan terwujud, insya Allah.

pexels-timur-weber-9127051

Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak

Anak-anak adalah amanah, tanggung jawab, dan hadiah bagi orangtua. Tugas orangtua adalah memastikan anak tumbuh menjadi orang yang suka bekerja keras, produktif. Serta, yang paling utama adalah ia menjadi pribadi yang beriman kepada Allah dan bisa berguna bagi sesama.

Tidak ada anak yang berperilaku buruk karena karakter alaminya, biasanya hal tersebut dilakukannya berdasarkan apa yang ia lihat, dengar, rasakan dan pelajari dari lingkungan hidupnya sehari-hari.

Anak-anak belajar tentang hal yang benar dan salah sesuai dengan apa yang diberikan orang tuanya. Tanggung jawab orangtua adalah mengajarkan anak untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Anak memiliki insting alami untuk melakukan hal yang benar, namun insting tersebut harus dirawat dan diasah melalui pengajaran orangtua. Orangtua bertugas menjadi pembimbing dan teladan bagi anak dalam menaati Allah dan Rasul-Nya. Orang tua yang baik menurut Islam, akan mengambil tanggung jawab ini secara serius. Sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang baik dan selalu melakukan hal benar sesuai dengan ajaran agama.

Pendidikan islam adalah hal yang sangat penting dalam pendidikan anak, oleh karena itu peran orang tua sebagai pendidik pertama harus bertanggung jawab penuh dalam hal ini. Orang tua harus memiliki kesadaran yang tinggi terhadap nilai-nilai ideal dan cita-cita mulia yang perlu ditanamkan dalam diri anak, anak harus mendapatkan pendidikan serta ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kelompok usianya. Ketika kesadaran, motivasi dan pengetahuan kurang, keluarga tidak akan dapat mewujudkan pendidikan agama yang ideal bagi anak.

Di sisi lain, orangtua tidak hanya perlu memenuhi kebutuhan jasmaniyah anaknya saja, kebutuhan ruh dan jiwa anak-anaknya pun harus dipenuhi dengan menyerahkannya pada pendidik yang berkualitas dan terpercaya. Orangtua yang lupa memenuhi kebutuhan ruh dan jiwa anak-anaknya, selain picik juga merugi karena melepas anaknya dalam kejahiliyahan. Orangtua yang tidak berhasil memberikan pendidikan ruh dan jiwa bagi anak-anaknya adalah termasuk orang tua yang zalim. Apalagi jika orangtua menjadi penghalang dari jalan baik yang ditemukan anak-anaknya, sungguh mereka termasuk orang-orang yang celaka..!

pexels-a-darmel-8164745

Prinsip Mendidik dengan Agama

PRINSIP DASAR DALAM PENDIDIKAN AGAMA:

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa, “Permudahkanlah dan jangan mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari.”

Ada sebuah pernyataan bahwa “Islam itu agama yang mudah dan luas” (al-islamu dinun yusrun wus’atun).

Sedangkan pertanyaannya adalah mana dalil pendukung pernyataan tersebut dan bagaimana penjabarannya? Apakah pernyataan itu dibenarkan oleh nushush al-syari’ah (teks-teks syariah)?

Untuk menjawabnya, terlebih dahulu kita perlu melacak dari mana pernyataan itu berasal. Ternyata ia langsung dari Baginda Nabi shallallahu‘alaihi wasallam. Ada dalam sebuah hadis dengan sanad sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Di sana beliau menyatakan:

     إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

Artinya, “Sesungguhnya agama itu mudah. Dan selamanya agama tidak akan memberatkan seseorang melainkan memudahkannya. Karena itu, luruskanlah, dekatilah, dan berilah kabar gembira! Minta tolonglah kalian di waktu pagi-pagi sekali, siang hari di kala waktu istirahat dan di awal malam,” (HR. al-Bukhari [39] dan Muslim [2816]).

Maksud hadis ini adalah syariat yang Allah turunkan kepada umat Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mudah dan tidak sulit. Allah telah mengangkat hal-hal yang memberatkan mereka. Sehingga ia tidak memaksa seorang hamba kecuali sesuai kemampuannya.

Islam adalah agama yang mudah dan sesuai dengan fitrah manusia. artinya Islam adalah agama yang tidak sulit. Allah subhanahu wata’ala  menghendaki kemudahan kepada umat manusia dan tidak menghendaki kesusahan kepada mereka. Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rahmat.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” [Al-Anbiya’: 107]

Dengan hal ini Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad untuk membimbing manusia kepada kemudahan, keselamatan, kebahagiaan dan tidak membuat manusia celaka, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

 مَا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَىٰ إِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَن يَخْشَىٰ تَنزِيلًا مِّمَّنْ خَلَقَ الْأَرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلَى

“Kami tidak menurunkan Al-Qur-an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah; melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), diturunkan dari (Allah) yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.” [Thaahaa: 2-4]

Dapat kita simpulkan sebagaimana dengan keterangan diatas bahwa Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam hal ‘aqidah, syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya.

Oleh karena itu tidak ada hal apa pun yang sulit dalam Islam. Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan membebankan sesuatu yang manusia tidak mampu melaksanakannya. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ إِلاَّ غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا، وَأَبْشِرُوْا، وَاسْتَعِيْنُوْا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ.

“Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit (berlebih-lebihan) dalam agamanya kecuali akan terkalahkan (tidak dapat melaksanakannya dengan sempurna). Oleh karena itu, berlaku luruslah, sederhana (tidak melampaui batas), dan bergembiralah (karena memperoleh pahala) serta memohon pertolongan (kepada Allah) dengan ibadah pada waktu pagi, petang dan sebagian malam.” HR. Al-Bukhari (no. 39),

Karya Pembaca: Jejen