Nutrisi Iman

CINTA DAN KASIH SAYANG

DITULIS OLEH: FETHULLAH GÜLEN Cinta adalah bagian terpenting dari setiap makhluk. Ia adalah sinar paling cemerlang dan kekuatan paling dahsyat yang dapat melawan dan mengatasi segala hal. Cinta mengangkat setiap jiwa yang meresapinya, dan mempersiapkan jiwa itu untuk perjalanan menuju keabadian. Jiwa yang mampu membangun hubungan dengan keabadian melalui cinta, memacu dirinya untuk mengilhami jiwa-jiwa lain untuk memperoleh hal yang sama. Jiwa itu membaktikan hidupnya untuk tugas suci ini, yang demi tugas tersebut, ia rela memikul segala penderitaan yang paling pedih, dan seperti ketika ia melafalkan “cinta” pada hembusan nafas terakhirnya, ia juga akan mengucapkan “cinta” ketika diangkat pada Hari […]
Dawai Kalbu

Tauhid 5 – Iman Butuh Pengorbanan

Kita berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran (al-haq) yang kita dengar. Kita juga bertanggung jawab untuk menyampaikan apa yang kita petik dari pengalaman hidup kita (ibrah untuk orang lain). Merupakan kewajiban bagi kita menyampaikan manfaat hidayah yang kita dapat ke orang lain. Ini lah tugas kemanusian, ini lah tugasnya seorang muslim. Setiap orang bertanggung jawab dan wajib menyampaikan hal-hal yang didengarnya atas nama kebenaran dan realitas, atas nama Al-Quran, juga atas nama islam kepada hati siapa saja yang membutuhkannya. Itu adalah misi untuk menyampaikannya kepada orang lain yang telah dibebankan kepada anda oleh Allah SWT. Misi ini juga merupakan makna dan pancaran […]
Nutrisi Karakter

Menjadi Jiwa Berdedikasi

“Menjadi Jiwa Berdedikasi[1]“ Bisakah Anda menjelaskan ungkapan: “Yang aku inginkan bukanlah menjadi bagian dari kemuliaan masa lalu ataupun menjadi bagian dari kesuksesan di masa mendatang; yang aku inginkan hanyalah menjadi bagian dari jiwa-jiwa yang berdedikasi di masa ini”   Mungkinkah bagi kita untuk tidak berharap menjadi bagian dari kemuliaan masa lalu, walaupun sekedar menjadi prajurit rendahannya saja? Ketika membahas masa lalu kita yang amat mulia itu, pikiran kita secara otomatis akan meluncur ke sana.  Untuk itu, penyair besar yang juga mengalami masa-masa pahit kemunduran peradaban kita di masa ini, yaitu Mehmet Akif Ersoy berkata: Aku menatap burung-burung hantu yang meratapi […]