Penjelasan tentang Bagaimana Ketulusan Berhizmet Perlahan Pudar
Ketulusan & sensitivitas yang amat kuat pada tahun-tahun pertama kita di dalam hizmet perlahan pudar seiring berubahnya status kita dari mahasiswa menjadi pekerja. Idealisme itu perlahan diganti urusan duniawi dan kekhawatiran akan situasi di masa depan. Bagaimana dan apa saja kriteria yang harus diambil agar bisa menjaga keseimbangannya?
Jika rekan-rekan bisa membagi tugasnya dan tetap membela agama Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal itu dan akan selalu menjaga mereka. Yang saya katakan ini bukanlah omong kosong ataupun basa-basi belaka. Bagi orang yang sudah ambil bagian, merasakan, dan melihat tugas dalam hizmet, jika mereka jemu ataupun bosan dalam tugasnya, jika mereka mulai lalai dan lebih condong pada urusan dunianya, jika urusan dunia itu muncul, sebagai misalnya tawaran gaji yang lebih menarik, muncul sebagai tawaran jabatan, muncul sebagai rasa takut, sebagai rasa malas dan nyaman dengan kesantaian. Jika sebelumnya dan hingga sekarang, mereka meyakini dan menjalankan idealisme hizmet, Allah akan menjadi saksi, sekali lagi kami mengingatkan Anda. Wallahi, demi Allah, saya memberi Anda jaminan. Anda tidak akan bisa tersenyum, dunia Anda akan hancur lebur tak keruan.
Dalam 24 jam ini, saya sendiri merasakan hantaman-hantaman dalam pikiran saya, seakan saya baru saja melakukan pembunuhan. Ketika saya sedikit membayangkan pembunuhan tersebut muncul keinginan untuk bersembunyi di dalam gua & sepenuhnya beribadah di sana. Seakan dihantamkan tinju “kamu adalah pengkhianat” ke wajahku. Seakan saya dihujat: “Bagaimana bisa kamu sembunyi di gua!”. Orang yang telah meninggalkan kecintaannya kepada hizmet iman dan Al Quran. Serta orang-orang yang mengejar dunia, mereka tidak akan bisa meraih dunia. Dunia ini penuh tantangan dan tak punya belas kasih. Berdasarkan peringatan dari Allah, larilah kalian sehingga dunia tak bisa menangkapmu. Akan tetapi, kejarlah mereka yang hendak melarikan diri darimu sehingga mereka tidak bisa lepas dari kalian. Mereka yang meninggalkan hizmet, baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan. Mereka yang cenderung kepada dunia mereka akan merintih disebabkan oleh tingkah anak-anaknya, mereka akan merintih disebabkan oleh ujian dari rumah tangganya, mereka akan merintih disebabkan oleh penyakit dan bala yang menimpanya.
Namun, mereka tak akan bisa mendapatkan kembali hari-hari yang telah berlalu. Untuk apa saya menyampaikan poin-poin ini? Saya tidak berpikir bahwasanya kata-kata saya bisa meyakinkan Anda. Saya juga tidak menuntut supaya Anda menerima penjelasan saya. Namun, saya memiliki pengalaman terkait hal tersebut. Saya pernah menyaksikan seseorang yang karena kesalahan kecilnya terpaksa menerima hantaman musibah ribuan kali lipat. Orang yang telah keluar dari dosa-dosa, terdapat tanda bahwasanya mereka tidak bisa disebut kafir ataupun murtad. Namun, setelah seseorang berhasil meraih puncak keikhlasan jika ia kemudian terperosok ke lembah kesalahan yang amat dalam, terdapat tanda dan indikasi bahwa mereka akan mengalami kehancuran. Mereka yang menemukan jalan kebenaran tetapi berlaku seakan belum menemukannya. Mereka terancam bahaya yaitu kehilangan hidayah yang telah mereka temukan itu. Dia terancam bahaya besar, yaitu oleh Allah dibuat lupa akan diriNya dan Rasulullah. Dari situ,
إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ
“Jika kamu menolong (agama) Allah niscaya Dia akan menolongmu” (Q.S. Muhammad : 7).
Jika Anda menolong agama-Nya, maka Dia pun akan menolong Anda, takkan membiarkan kaki Anda tergelincir, serta membusuk oleh kemalasan dan kejenuhan dan semangat Anda berhizmet terus menyala. Mereka yang melarikan diri dari hizmet sebenarnya berlari menuju bencana. Simaklah nasihat Qurani di dalam Masnawi Nur: Jika kamu ingin melarikan diri, maka larilah menuju Allah. Carilah Dia! Ikutilah Dia di setiap tempat, carilah jalan untuk menemukan-Nya.
Seperti halnya di seluruh penjuru dunia, di sini pun Pandemi Virus Corona telah menjadi bahan pembahasan penting dalam diskusi. Langkah antisipasi telah diambil semaksimal mungkin. Semua saran para ahli termasuk di dalamnya para dokter telah dipraktikkan.
Sebagai langkah antisipasi, Fethullah Gulen Hojaefendi dalam setiap kesempatan kembali menyampaikan poin-poin berikut:
Teman-teman kita di setiap negara dan wilayah harus menaati dengan seksama semua keputusan terkait pandemi yang disampaikan oleh para ahli. Langkah antisipasi berbeda bisa diterapkan menyesuaikan tingkat keparahan pandemi, faktor geografis, dan struktur masyarakat di wilayah setempat. Untuk itu, menaati keputusan dan himbauan para ahli serta penanggungjawab daerah setempat memiliki urgensi tersendiri.
Secara umum, kita perlu menjauhi tempat di mana orang-orang berkumpul. Jika tidak ada kebutuhan yang sifatnya darurat baik secara individu ataupun masyarakat, maka sudah seharusnya kita tidak keluar rumah.
Di saat kita berlaku sensitif terkait isu ini, mereka yang membutuhkan bantuan Anda tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Agar asas taawun tidak terganggu, apabila terdapat kebutuhan darurat yang perlu dibantu, sebisa mungkin bantuan dilakukan dalam jumlah sekecil mungkin, barangkali tugas tersebut bisa ditunaikan dengan bantuan 2-3 orang. Bantuan tersebut harus dikerjakan dengan menaati arahan dari para ahli dan tenaga kesehatan serta tetap memperhatikan jarak satu sama lain.
Guru kita selain menjelaskan poin-poin tersebut, beliau juga memberi penekanan pada pentingnya menjaga hubungan dengan Allah SWT di setiap waktu, betapa banyak pesan dan hikmah yang bisa diambil dari musibah ini, serta bagaimana menyalahkan pihak lain atas terjadinya musibah ini tidak sesuai dengan karakter seorang mukmin. Tugas kita adalah fokus untuk mengevaluasi diri terkait kesalahan yang pernah kita lakukan serta dengan tobat dan istigfar kita kembali bertawajuh kepada Allah SWT.
Beberapa kalimat lain dari beliau yang berhasil kami catat di antaranya sebagai berikut:
1. Betapa jauhnya kita dari Allah SWT. Dia lebih dekat dari urat nadi kita tetapi sayangnya kita menjadi korban dan terhukum disebabkan jauhnya kita dariNya. Allah SWT berfirman:
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (QS. Qaf 50:16)
Ya, Dia senantiasa dekat, tetapi sayangnya kita teramat jauh dariNya. Kita harus memperhatikan dan mengevaluasi diri sendiri dari perspektif ini.
2. Adalah benar bahwasanya setiap peristiwa memiliki bahasanya sendiri. Walaupun di dalam kepala kita bergaung pikiran bahwa musibah dan bencana dalam skala besar ini pasti disebabkan kezaliman-kezaliman yang berlangsung dalam skala global, tetapi kita hanya layak menginvestigasi diri kita sendiri. Lebih layak kita menginvestigasi diri betapa banyak tugas yang tak dapat ditunaikan dengan sempurna. Muhasabah yang demikian sesungguhnya lebih dekat dengan jalan kebenaran.
3. Hubungan antara musibah yang terjadi dengan dosa-dosa pasti ada.
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (QS. Yunus 10:44)
Daripada kita mengevaluasi kesalahan orang lain, sudah seharusnya kita menginvestigasi dosa dan kesalahan kita sendiri. Misalnya, barangkali kita kurang meyakinkan dalam memotivasi orang lain untuk berbuat yang makruf. Boleh jadi kita juga memiliki kekurangan dalam merepresentasikan kebaikan dan menyebarluaskan keindahan lainnya. Sementara itu, mereka yang memikirkan kebaikan bagi umat manusia, menerimanya sebagai tujuan hidup, serta menjalankannya dengan penuh keikhlasan adalah kelompok orang yang diberi kabar gembira sebagai penangkal bala, baik musibah dari bumi maupun dari langit.
4. Allah SWT berfirman:
وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ Artinya: Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (QS Al Anfal 8:33)
Guru kita yang mulia sekali lagi ketika membahas poin-poin tersebut bertanya:”Apakah teman-teman kita berdoa?”. Kemudian beliau melanjutkan kalimatnya: ”Dulu kita berkumpul untuk berdoa tetapi sekarang kita sudah tidak bisa lagi berkumpul. Namun, semua teman bisa membaca doa yang berbeda-beda dari kediamannya masing-masing. Mereka misalnya bisa membaca doa berikut:”Wahai Rabb yang memenuhi kebutuhan dan hajat kami! Penuhilah semua kebutuhan kami! Duhai Sultan kami yang melindungi dan memusnahkan segala macam bala, hilangkanlah segala macam bala yang mengancam kami!” Dalam doa ini bisa ditambahkan:”Yaitu Wabah dan Pandemi Virus Corona”. Terdapat banyak sekali doa yang diriwayatkan dari Baginda Nabi. Doa-doa tersebut dapat dibaca setiap saat. Bahkan beberapa doa bisa dibaca oleh satu teman untuk kemudian direkam. Lalu rekaman tersebut diperdengarkan di banyak tempat; Andai rekaman tersebut dapat menjadi media pengingat; Andai di setiap rumah dan di setiap waktu kita ditawajuhkan kepada Allah lewat doa yang dipanjatkan tersebut.”
Kami telah merangkum doa-doa yang disarankan oleh guru kita yang mulia. Kami juga telah meminta satu teman untuk membaca doa tersebut. Bersama ini kami persembahkan doa tersebut baik dalam bentuk tulisan maupun rekaman.
Lewat sarana ini, tentu saja dengan tetap mengambil langkah-langkah antisipasi sebagai bentuk mengikuti sunatullah, sekali lagi kami serukan: marilah memanjatkan doa dan salat hajat demi kebaikan seluruh umat manusia. Semoga Allah SWT Sang Hafiz berkenan menjaga kita semua dari segala macam penyakit jasmani maupun rohani.
Sungguh Maha Besar Allah, dan segala puji hanya bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, dan shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw., begitu pula kepada keluarga dan para sahabat seluruhnya.
Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah yang maha lembut lagi Maha Pemurah, Maha Suci Allah, Rabb pemilik ‘Arsy yang Maha Agung, segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam, aku mengharap rahmatMu, ketetapan hati (untuk meraih) ampunanMu, mendapatkan keberuntungan dengan segala kebaikan dan keselamatan dari segala perbuatan dosa, jangan Engkau biarkan dosa padaku kecuali Engkau mengampuninya, dan jangan Engkau biarkan kegundahan kecuali Engkau membukakannya, dan jangan Engkau biarkan kebutuhan-kebutuhan yang Engkau ridlai kecuali Engkau penuhi, wahai Dzat yang maha pengasih! Ya Allah, Engkau yang memutuskan antara hamba-hamba-Mu mengenai sesuatu yang mereka perselisihkan. Tiada Tuhan kecuali Allah, Yang Maha Luhur dan Maha Agung. Tiada Tuhan kecuali Allah, Yang Maha Lembut dan Maha Mulia. Maha Suci Allah, Tuhan tujuh langit dan Tuhan ‘Arsy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ya Allah, Tuhan yang menyingkap kesedihan, yang menghilangkan kegalauan, dan yang mengabulkan doa orang-orang yang dalam kesempitan ketika mereka berdoa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang di dunia dan akhirat, rahmatilah aku dalam hajatku ini dengan mengabulkannya, dengan rahmat yang mencukupi diriku dari mencari rahmat selain diri-Mu. Ya Allah, aku memohon dan mengharap kepadaMu, aku menghadapMu dengan wasilah Nabi Kasih sayang, Nabi Muhammad Saw. Ya Muhammad Saw, wahai junjunganku, aku menghadap Rabb-ku dengan menjadikanmu wasilah agar hajatku ini dipenuhi. Ya Allah, jadikanlah Rasulullah sebagai pemberi syafaat bagiku.
Wahai Dzat yang memenuhi segala kebutuhan, penuhilah kebutuhan-kebutuhan kami, Wahai Dzat yang menjaga dari bala bencana, jagalah kami dari berbagai macam bala bencana yang mungkin datang kepada kami, Wahai Dzat yang Maha Pemurah!
Ya Allah, selamatkanlah kami dari wabah, bala, dan segala macam keburukan penyakit, khususnya pernyakit Covid-19 yang sekarang melanda dunia, lindungilah kami!
Bismillah, dengan namaMu ya Allah, aku berlindung dengan keagungan dan kekuasaanMu dari keburukan rasa sakit yang mungkin akan menyakitiku.
Ya Allah, Rabb semua manusia, yang menghilangkan segala penyakit, sembuhkanlah, karena Engkaulah yang Maha Menyembuhkan, tiada penyembuh selain Engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit lagi!
Bismillah!.. Bismillah!.. Bismillah!.. Dengan nama Allah, aku membacakan dan meniupkan padamu, Allah akan menyembuhkan penyakitmu, dari segala macam bahaya yang menyakitkan dirimu, dengan nama Allah aku meruqyahmu, dan Allah-lah yang menyembuhkanmu dari setiap penyakit yang menimpamu.
Ya Allah, berikanlah kesehatan pada tubuh kami, Ya Allah, berikanlah kesehatan pada telinga kami, Ya Allah berikanlah kesehatan pada kedua mata kami, Ya Allah berikanlah kesehatan pada setiap anggota badan dan tubuh kami, lathifah-lathifah kami, dan perasaan kami baik yang zahir maupun batin. Hanya Engkau yang Maha Kuasa atas semua itu, tiada tuhan selain Engkau.
Dengan menyebut nama Allah; Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Aku berkata atas diriku, agamaku, keluargaku, anak-anakku, hartaku, dan sahabat-sahabatku beserta agama mereka dan harta benda mereka, seribu “Bismillah” (Dengan nama Allah).
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Aku berkata atas diriku, agamaku, keluargaku, anak-anakku, hartaku, dan sahabat-sahabatku beserta agama mereka dan harta benda mereka, sejuta “Bismillah”
(Dengan nama Allah).
Allah Maha Besar; Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Aku berkata atas diriku, agamaku, keluargaku, anak-anakku, hartaku, dan sahabat-sahabatku beserta agama mereka dan harta benda mereka, sejuta ‘laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyilazhiim’. (Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah
Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).
Dengan menyebut nama Allah; dengan Allah; dari Allah; kepada Allah; atas Allah; dan didalam Allah; serta tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Dengan menyebut nama Allah atas agamaku diriku dan anak-anakku. Dengan menyebut nama Allah atas harta bendaku, dan keluargaku. Dengan menyebut nama Allah atas segala sesuatu yang diberikan Tuhanku kepadaku.
Dengan menyebut nama Allah Yang tidak akan berbahaya bersama Nama-Nya sesuatu pun di bumi dan tidak pula di langit. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dengan menyebut nama Allah aku memulai, dan Dengan menyebut nama Allah aku mengakhiri. Allah, Allah, Allah, Tuhanku, dan Aku tidak akan menyekutui-Nya dengan apapun. Allah, Allah, Allah, tiada tuhan selain Allah. Allah,Yang Maha Mulia, Maha Agung dan Maha Besar dari apa saja yang aku takuti dan aku khawatiri.
Dengan-Mu, Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku, keburukan selainku, keburukan apa saja yang diciptakan Tuhanku, diadakan dan dijadikan (oleh Allah), Dengan-Mu, Ya Allah, aku memohon perlindungan dari mereka. Dengan-Mu, Ya Allah, aku berlindung dari kejahatan mereka. Dengan-Mu, Ya Allah, aku menolak pada leher mereka, aku haturkan di hadapanku, di hadapan mereka.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (QS. al-Ikhlash : 1-4).
Dan seperti itu dari arah kananku dan kanan mereka; seperti itu dari arah kiriku dan kiri mereka; seperti itu dari arah depanku dan depan mereka; seperti itu dari arah belakangku dan belakang mereka; seperti itu dari arah atasku dan atas mereka; seperti itu dari arah bawahku dan bawah mereka. Dan seperti itu yang akrab denganku, dengan mereka, dan dengan apa saja yang aku akrab dengannya.
Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu, untukku dan untuk mereka, kebaikan-Mu dengan kebaikan-Mu yang tiada mampu melikinya selain Engkau. Ya Allah! Jadikanlah aku dan mereka masuk dalam golongan hamba-Mu, selalu dalam perlindungan-Mu, tetangga-Mu, keamanan-Mu, golongan-Mu, benteng perlindungan-Mu, naungan perlindungan-Mu, dari semua syetan dan penguasa (zhalim), dari manusia dan jin, dari orang yang durjana dan hasud, binatang buas dan ular serta kalajengking, dan dari kejahatan semua yang melata di bumi yang ubun-ubunnya berada didalam genggaman-Mu. Sesung-guhnya Tuhanku berada di atas jalan yang lurus.
Cukuplah bagiku ‘Al-Khaliq’ (Tuhan Maha Pen-cipta) sebagai penolongku daripada semua makhluk. Cukuplah bagiku ‘Al-Razzaq’ (TuhanMaha Pemberi rizki) sebagai penolongku daripada semua makhluk yang diberi rizki. Cukuplah bagiku ‘As-Satir’ (Tuhan Yang Menutupi) sebagai penolongku daripada semua makhluk yang ditutupi-Nya. Cukuplah bagiku ‘Al-Nashir’ (Tuhan Penolong) yang menolongku daripada semua makhluk yang diberi pertolongan. Cukuplah bagiku ‘Al-Qahir’ (Tuhan Yang Perkasa) sebagai penolongku daripada semua makhluk yang ditaklukkan-Nya. Cukuplah bagiku Tuhan sebagai penolongku Yang Dia adalah Pencukupku. Cukuplah bagiku Tuhan sebagai Penolongku Yang Dia senantiasa mencukupiku. Cukuplah Allah menjadi Penolongku dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Cukuplah Allah menjadi Penolongku dari seluruh makhluk-Nya
Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.(QS a-A’raf : 196)
Dan apabila kamu membaca Al Qur’an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup. dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al Qur’an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya.(QS al-Isra’ : 45-56)
Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki `Arsy yang agung” (QS at-Taubah : 129).
Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Semoga Allah melimpahkan rahmat ta’zhim dan kesejahteraan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, Nabi yang ‘Ummi’ (buta huruf), beserta keluarga dan para sahabatnya.
Selanjutnya menghembuskan nafas tanpa berludah ke arah kanan tiga kali, arah kiri tiga kali, arah depan tiga kali, arah belakang tiga kali, lalu diteruskan membaca doa wirid berikut ini :
Aku melindungi diriku dengan perantaran-Mu, Ya Allah, apa yang aku mampu dan apa yang aku tidak mampu. Tiada kemampuan bagi makhluk berha-dapan dengan kekuasaan Al-Khaliq. Cukuplah Allah sebagai penolongku, tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
.وَصَلىَّ الله عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Kesejahteraan kepada junjungan kita, Nabi Muham-mad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Cukuplah Allah sebagai penolongku dan Dia sebaik-baik Pelindung.