Nutrisi KarakterSerpihan Cahaya

Titik Terlemah Manusia

“Prinsip ke-3”

Lalu di titik terlemah manusia yaitu ‘popularitas, kebanggaan diri, dan kedudukan’ dalam pendekatan yang sangat tercela, demi mengendalikanku lewat titik terlemah manusia ini, tidak ada satupun dari pengkhianatan, makian, dan siksaan yang mereka perintahkan dan harusnya mampu mengusik titik terlemah manusia ini berhasil. Dan mereka sekali-kali tidak akan pernah memahami bahwasanya kami menganggap dunia, popularitas, dan kebanggaan diri yang mereka sembah tersebut merupakan perbuatan ria serta keangkuhan yang membahayakan; bahwasanya kami tidak peduli sedikitpun pada cinta kedudukan, popularitas, kebanggaan diri, serta hal-hal duniawi lainnya yang mana mereka memberikan perhatian besar kepadanya; barangkali mereka kami anggap sebagai orang-orang yang pandir dari sisi ini.

Lampiran Emirdag, 1/232

 

Penjelasan

Di ujung pancingan setan dari kalangan jin dan manusia terdapat titik terlemah manusia yaitu popularitas, kebanggaan diri, pangkat, dan kedudukan. Setan dari kalangan jin dan manusia ini datang dari arah sebaliknya, bekerja keras mengusik titik lemah orang-orang istikamah ini lewat siksaan dan cacian yang merendahkan agar akhirnya mereka melakukan kesalahan. Sayangnya, sebagian orang akhirnya menyerahkan dirinya pada hal-hal duniawi dan fana pada godaan pertama. Sebagiannya lagi tidak bisa menyadari rencana-rencana besar setan, lalu disebabkan tidak adanya strategi khusus untuk menghadapi cacian dan makian yang mengusik titik terlemah itu akhirnya ia masuk ke dalam pembuluh darahnya; Ia pun terjebak dalam kemarahan dan akhirnya menunjukkan tindak-tanduk yang keliru. Harusnya mereka berada dalam kebenaran, tetapi mereka jatuh dalam kesalahan dan akhirnya dihabisi disitu. Ustaz dan pengabdiannya pada agama yang menjadi pantulan dari nama-nama Allah yaitu Rahim dan Hakim, bergerak dengan prinsip kasih sayang, cinta, dan hikmah; dengan penuh kesabaran mereka mengobrak-abrik semua rencana orang-orang munafik dan pengkhianat. Ustaz hanya menunjukkan kemarahannya kepada mereka yang keterlaluan, dan dengan izin Allah berhasil membuat jera orang-orang yang demikian.

Diterjemahkan dari buku Seputar Panduan Berkhidmah, oleh Bediuzzaman Said Nursi.

 

Pemilihan artikel dan penjelasan oleh Abdullah Aymaz.

Sumber: Aymaz, Abdullah, 2010, Hizmet Rehberi Uzerine, Istanbul: Sahdamar Yayinlari, hlm. 12

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like